Se iring perkembangan zaman, da’i-da’i harus semakin kreatif untuk
menyampaikan pesan dakwah di masyarakat
.
Kehadiran dakwah dalam kehidupan sehari-hari kini memiliki porsi yang besar, terlebih ketika media
elektronik mulai menayangkan beberapa acara yang bersifat dakwah, seperti sinetron maupun pengajian yang tidak hanya ditayangkan ketika bulan
Ramadhan saja
.
Walaupun demikian, bukan berarti dakwah dengan menggunakan metode tradisional ditinggalkan
.
Justru dakwah dengan menggunakan metode tradisional memiliki porsi tersendiri di dalamnya
.
Metode tradisional dalam berdakwah di antaranya dengan mengadakan pengajian dari rumah-kerumah maupun menggunakan media masjid atau
majelis sebagai tempat berdakwah
.
Para ulama terdahulu menggunakan metode dakwah dengan mendatangi tempat-tempat yang yang dapat
digunakan untuk berdakwah sehingga dapat langsung berhadapan dengan mad’unya
.
Cara paling tepat dalam penyampaian materi dakwah agar terlihat menarik adalah dengan menggunakan komunikasi persuasif, karena ia
merupakan sarana dalam penyampaian pesan dapat dilakukan dengan suatu ajakan atau seruan tanpa merasa dipaksa. Karena sesunguhnya dakwah
bukanlah propaganda yang memaksakan kehendak orang lain. Dengan demikian, kegiatan dakwah pada dasarnya sebagai suatu proses komunikasi
antara seorang komunikator dan komunikan dalam mengupayakan
perubahan perilaku seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya, karena dengan komunikasi seseorang dapat menyampaikan apa yang ada dalam
pikiran dan perasaannya kepada orang lain dan dapat memberikan hiburan, memberikan inspirasi, meyakinkan atau mengajak untuk berbuat sesuatu.
Kegiatan komunikasi dapat diterima dengan baik dan mendatangkan hasil yang diinginkan, baik secara verbal atau nonverbal pesan dirumuskan
dalam bentuk yang tepat, disesuaikan, dipertimbangkan berdasarkan keadaan penerima, hubungan pengirim dan penerima dan dengan situasi
waktu komunikasi dilakukan. Secara spesifik, kebersamaan dalam komunikasi mengandung sifat
persuasif, yang artinya bahwa komunikasi merupakan upaya mempengaruhi orang lain dalam usaha mengubah perilaku seseorang yang hendak kita
inginkan, karena bujukan, rayuan merupakan ciri khas yang menandai pada tingkatan paling mendasar.
1
Situasi komunikasi yang harus dilakukan adalah upaya seseorang untuk mengubah tingkah laku orang lain atau sekelompok orang lain
melalui penyampaian beberapa pesan. Komunikasi persuasif disini sangat erat hubungannya dengan pengontrolan tingkah laku. Dengan kata lain
mengubah tingkah laku seseorang dengan cara memberi penjelasan- penjelasan yang memungkinkan orang lain atau komunikan dapat
mengikutinya dengan sadar tanpa paksaan.
1
Richard, Johansen, Etika Komunikasi Bandung: Remaja Rosadakarya, 1996, h. 50.
Komunikasi persuasif selain sebagai sarana penyampaian pesan, ia pun merupakan sarana penyampaian materi dakwah agar selalu menarik,
aktual, dan mempunyai efek pesan terhadap komunikator maupun komunikannya. Sehingga secara cara penyampaian dakwah melalui
komunikasi persuasif dapat dilakukan dimanapun tanpa terkecuali di perguruan pencak silat. Sehingga komunikasi persuasif tersebut mempunyai
ciri khas tersendiri. Berdasarkan uraian latar belakang dan uraian pokok pikiran diatas,
penulis tertarik untuk melakukan pengkajian dan penelitian secara mendalam dan selanjutnya dijadikan sebagai pembahasan skripsi dengan
judul:
“Aktivitas Dakwah H. Sanusi dengan Komunikasi Persuasif di Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta
”.
B. Fokus Penelitian
Dilihat dari latar belakang diatas, maka penelitian ini fokus pada segala macam bentuk aktivitas dakwah H. Sanusi dengan komunikasi
persuasif di Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta
.
Adapun sub fokusnya adalah metode dan cara penyampaian dakwah kepada para anggota yang
dilakukan oleh H. Sanusi pencak silat Pusaka Djakarta
.
C. Rumusan Masalah
Perumusan masalah diambil dari latar belakang diatas maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Aktivitas dakwah apa saja yang dilakukan H. Sanusi di
Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta? 2.
Bagaimana komunikasi persuasif dalam aktivitas dakwah H. Sanusi di Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat komunikasi persuasif
dalam aktivitas dakwah H. Sanusi di Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan pembatasan dan perumusan yang sudah dipaparkan di atas maka tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dari penelitian skripsi
ini sebagai berikut: 1.
Tujuan penelitian a.
Untuk mengetahui dan menggambarkan komunikasi persuasif seperti apa dalam aktivitas dakwah yang dilakukan H. Sanusi di
Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta
.
b. Untuk mengetahui dan mendapatkan informasi yang objektif
mengenai hambatan dan kendala terhadap komunikasi persuasif dalam aktivitas dakwah yang dilakukan H. Sanusi di Perguruan
Pencak Silat Pusaka Djakarta
.
2. Manfaat penelitian
a. Manfaat akademis, hasil penelitian diharpakan mampu memberikan
kontribusi positif dalam menunjang berbagai analisis studi-studi kesenian dan bela diri dalam era sekarang ini, yang mana studi dan
analisis itu dikaitkan dengan komunikasi persuasif dalam aktivitas dakwah pada masyarakat
.
b. Secara praktis, dengan adanya penelitian ini semoga dapat
meningkatkan mutu dan kualitas dalam kegiatan dakwah di Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta
.
Selain itu, hasil penelitian ini diharakan dapat memberikan sumbangan teoritis bagi pengembangan dakwah melalui seni bela diri
.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skiripsi ini, penulis telah mengkaji beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul peneliti yaitu, komunikasi
persuasif dalam aktivitas dakwah di perguruan pencak silat pusaka djakarta
.
Dari situ penulis menemukan beberapa skripsi yang memiliki kesamaan dan perbedaan dengan judul yang penulis ambil, berikut adalah tinjauan
pustakanya: Skripsi karya Yusra, terdapat kesamaan subjek dan metode
penelitian yaitu komunikasi persuasif dan metode kualitatif deksriptif. Yang
membedakan adalah objek penelitiannya yaitu komunikasi persuasif Geuchik dalam pembinaan taraf hidup masyarakat Gampong Bili Sa,
Kecamatan Bireum Bayeun.
2
Skripsi karya Muhammad Farhan, terdapat kesamaan subjek dan metode penelitian yaitu komunikasi persuasif dan metode kualitatif
deksriptif. Yang membedakan adalah objek penelitiannya yaitu komunikasi persuasif pada rubrik “perjalanan menjadi Kyai” di surat kabar Minggu
pagi.
3
Pada skirpsi karya Afifah, terdapat kesamaan konsep dan metodologi yang dipilih
.
Affifah disini menggunakan konsep tentang aktivitas dakwah dengan menggunakan metode kualitatif
.
Perbedaan dengan skripsi penulis adalah dari objek penelitiannya, Afifah fokus pada
aktivitas dakwah perguran pencak silat beksi Ciganjur
.
4
Selanjutnya pada skripsi karya A
.
Samsul Anwar, terdapat kesamaan pada konsep dan metodologi yang dipilih, yaitu aktivitas dakwah
dengan menggunakan metode kualitatif
.
Perbedaan dengan skripsi penulis
2
Yusra, Komunikasi Persuasif Geuchik dalam Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat Gampong Paya Bili Sa, Kecamatan Bireum Bayeun, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas
Dakwah, Sekolah Tinggi Islam Agama Islam STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa, 2013.
3
Muhamad Farhan, Ko u ikasi Persuasif Pada Rubrik Perjala a Me jadi Kyai di
Surat Kabar Minggu Pagi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010.
4
Afifah, Aktivitas Dakwah Perguruan Pencak Silat Beksi Betawi Ciganjur, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2007
.