1
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Program pengembangan agroindustri belimbing dewa dicanangkan oleh Pemerintah Daerah Kota Depok untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah serta untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat Kota Depok khususnya yang berprofesi sebagai petani. Data Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok menunjukkan setidaknya ada lebih
dari 460 orang petani belimbing dewa yang terdapat di Kota Depok dengan luas areal perkebunan atau tegalan yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya komoditas belimbing
dewa seluas 3.468 hektar, sedangkan jumlah petani belimbing dewa yang terlibat aktif dalam program Pemerintah Kota Depok belum mencapai setengahnya. Luas areal
perkebunan belimbing dewa pun baru mencapai 3 dari jumlah keseluruhan areal perkebunan atau tegalan di Kota Depok. Hal ini membutuhkan peran serta dan dukungan
yang lebih dari masyarakat agar program pengembangan agroindustri belimbing dewa ini dapat berhasil dan berjalan secara optimal.
Untuk dapat meningkatkan peran serta masyarakat, baik yang berasal dari Kota Depok sendiri maupun masyarakat umum dari berbagai kalangan, dibutuhkan penyampaian
informasi yang terpadu, mudah diakses, serta terbarukan. Dukungan informasi juga dibutuhkan oleh pelaku agroindustri belimbing dewa itu sendiri, seperti petani belimbing
dewa dan kalangan industri pengolahan belimbing dewa. Oleh karena itu keberadaan sistem informasi tentang pengembangan agroindustri belimbing dewa menjadi penting untuk
mendukung keberhasilan program Pemerintah Daerah Kota Depok ini. Sistem informasi agroindustri belimbing dewa merupakan sistem yang
diperuntukkan bagi masyarakat umum untuk memberikan informasi yang terpadu dan terbarukan terkait dengan program pengembangan agroindustri belimbing dewa di Kota
Depok. Sistem informasi yang dikembangkan berusaha menyediakan informasi budidaya belimbing dewa, informasi tentang pemasaran, informasi tentang industri, informasi tentang
proses pascapanen atau rekayasa proses, serta informasi publikasi ilmiah yang membahas tentang agroindustri belimbing dewa di Kota Depok. Sistem informasi agroindustri
belimbing dewa ini diharapkan dapat meningkatkan peran serta masyarakat terhadap program pengembangan agroindustri belimbing dewa di Kota Depok serta menyediakan
kebutuhan informasi bagi para pelaku dalam agroindustri belimbing dewa.
B. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang bangun sistem informasi mengenai agroindustri belimbing dewa yang terdapat di Kota Depok, Jawa Barat untuk
menjadi salah satu solusi penyediaan sumber informasi terpadu bagi para pemegang kepentingan dalam agroindustri belimbing dewa Kota Depok maupun masyarakat umum
yang ingin mengetahui tentang pengembangan agroindustri belimbing dewa di Kota Depok.
C. RUANG LINGKUP
Lingkup kajian dari penelitian ini meliputi identifikasi sistem, perancangan sistem hingga implementasi sistem informasi agroindustri belimbing dewa Kota Depok
berdasarkan metodologi pendekatan sistem.
2
D. MANFAAT
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada pihak-pihak
yang terkait, yaitu:
1. Pengusaha, yaitu sebagai sumber informasi penunjang tentang produk olahan dan
kegiatan budidaya belimbing dewa yang dilakukan di Kota Depok. 2.
Petani, yaitu sebagai sumber informasi dalam melakukan budidaya belimbing dewa yang diusahakan.
3. Pemerintah, yaitu sebagai wadah sosialisasi dan promosi pengembangan usaha dan
budidaya belimbing dewa. 4.
Perguruan tinggi dan akademisi, yaitu sebagai salah satu sumber informasi dalam mengkaji pengembangan komoditas belimbing dewa di Kota Depok.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. KOTA DEPOK
Kota Depok bermula dari sebuah kecamatan yang berada di lingkungan kawedanaan pembantu bupati wilayah Parung, Kabupaten Bogor. Kemudian pada tahun 1976
perumahan mulai dibangun baik oleh Perum Perumnas maupun pengembang swasta yang kemudian diikuti dengan didirikannya kampus Universitas Indonesia UI. Pada Tahun
1981, Pemerintah membentuk Kota Administratif Depok berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981 yang peresmiannya dilakukan pada tanggal 18 Maret 1982 yang
terdiri dari tiga kecamatan dan tujuh belas desa. Kota Depok terbentuk pada tahun 1999 berdasarkan UU No.15 Tahun 1999 yang
meliputi 6 Kecamatan, yaitu: Pancoran Mas, Beji, Sukmajaya, Limo, Sawangan, dan Cimanggis. Sebelumnya Kota Depok merupakan kota administratif dan merupakan bagian
dari Kabupaten Bogor. Kota Depok secara geografis terletak di 6.19°-6.28° LS dan 106.43° BT dengan ketinggian 50-140 diatas permukaan laut. Luas area total Kota Depok
sebesar 200.29 km
2.
. Di sebelah utara, Kota Depok berbatasan dengan Propinsi DKI Jakarta dan Kabupaten Tangerang. Di sebelah timur, Kota Depok berbatasan dengan
Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bekasi. Di sebelah selatan dan barat, Kota Depok berbatasan dengan Kabupaten Bogor. Pada tahun 2010, Kota Depok memiliki 11
kecamatan dengan total luas wilayah sebesar 200.29 km
2
. Jumlah penduduk Kota Depok pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 1,610,000 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar
7,877 jiwa per km
2
Dinas Kominfo Kota Depok 2010. Wilayah Depok termasuk dalam daerah beriklim tropis dengan perbedaan curah
hujan yang cukup kecil dan dipengaruhi oleh iklim musim. Secara umum musim kemarau antara bulan April-September dan musim hujan antara bulan Oktober-Maret. Berikut adalah
beberapa nilai rata-rata satuan cuaca wilayah Kota Depok : 1.
Temperatur : 24.3°-33° Celsius
2. Kelembaban rata-rata
: 25 3.
Penguapan rata-rata : 3.9 mmth
4. Kecepatan angin rata-rata
: 14.5 knot 5.
Penyinaran matahari rata-rata : 49.8
6. Jumlah curah hujan
: 2,684 mth 7.
Jumlah hari hujan : 222 haritahun
B. BELIMBING DEWA