45
K. Pembungkusan
Definisi:
Membungkus buah muda dengan plastik.
Tujuan :
Untuk menghindarkan buah dari serangan OPT, meningkatkan mutu buah dan menghindarkan buah dari pencemaran pestisida.
Bahan dan Alat:
1. Plastikkarbon 2. Tali bambutali raffia yang diwarnai
3. Stapler 4. Guntingan kertas koran
5. Keranjangkarung 6. Tanggastager
7. Besi pengait
Fungsi:
1. Plastikkarbon untuk membungkus buah 2. Tali bambutali raffia yang diwarnai untuk mengikat ujung-ujung plastik pembungkus dan
sebagai tanda pada bulanminggu ke berapa buah dibungkus 3. Stapler untuk menyetaples plastik bungkus yang posisinya sulit untuk ditalikan
4. Guntingan kertas koran untuk pelindung buah yang terkena sinar matahari langsung, agar buah tidak terbakar
5. Keranjangkarung untuk membawa plastik bungkus dan tali raffia 6. Tanggastager sebagai alat bantu panjat apabila posisi buah tinggi
7. Besi pengait untuk mengait ranting buah yang terletak jauh agar mudah dibungkus
Prosedur Pelaksanaan:
Persiapkan peralatan untuk membungkus buah dan tali. Potong bagian pojok plastik pembungkus. Masukkan plastik pembungkus dan tali raffia ke dalam karung plastik bekas. Lakukan pembungkusan
buah. Ikat mulut kantong pembungkus pada pangkal tangkai buah dengan cukup longgar. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan.
L. Panen
1. Penentuan waktu panen
Definisi:
Menentukan saat pemetikan buah terbaik sesuai permintaan pasarkonsumen.
Tujuan :
Memperoleh buah yang sesuai tingkat kematangan dan waktu pemetikannya yang tepat.
Bahan dan Alat:
46
a. Poster indeks kematangan buah belimbing b. Catatan pemesanan
Fungsi:
a. Poster indeks kematangan buah belimbing sebagai panduan menentukan buah yang sudah layak untuk dipetik
b. Catatan pemesanan sebagai panduan jumlah buah yang akan dipetik
Prosedur Pelaksanaan:
Lakukan pengamatan visual. Cek berdasarkan tanda warna pada tali bambu atau tali raffia berwarna, menandakan umur buah dan kematangan. Lakukan pencatatan sebagaimana format
yang digunakan.
2. Pemetikan buah
Definisi:
Memetik buah yang siap dipanen.
Tujuan :
Mendapat buah yang sesuai permintaan pasar.
Bahan dan Alat:
a. Keranjangkarung b. Tanggastager
c. Besi pengait
Fungsi:
a. Keranjangkarung untuk meletakkan sementara buah yang telah dipetik b. Besi pengait untuk mengaitkan keranjang
c. sebagai alat bantu panjat apabila posisi buah tinggi
Prosedur Pelaksanaan:
Persiapkan dan bawa alat panen ke kebun. Gunakan tangga atau stager apabila posisi buah terlalu tinggi. Petik buah bila telah sesuai dengan tingkat kemasakan yang diinginkan dengan
hati-hati. Masukkkan buah yang telah dipetik ke dalam timbakeranjang bambu. Pindahkan buah ke keranjang pengumpul bambu bila timbaember sudah penuh atau saat pindah ke
tanaman lain. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan.
M. Pembersihan, sortasi, dan grading
1. Pembersihan
Definisi:
Membersihkan buah belimbing.
Tujuan :
47
Menghilangkan kotoranseperti debutanah, daunranting, sarang hama, dll yang masih menempel pada buah.
Bahan dan Alat:
a. Lap basah b. Keranjangkarung
Fungsi:
a. Lap basah untuk mengelap permukaan kulit buah b. Keranjangkarung untuk menempatkan buah yang telah dibersihkan, disortasi dan grading
Prosedur Pelaksanaan:
Persiapkan dan periksa kebersihan tempat, alat dan bahan yang digunakan. Lakukan pembersihan buah dengan hati-hati. Pisahkan buah yang telah dibersihkan pada tempat yang
telah disediakankeranjang pengumpul. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan.
2. Sortasi dan Grading
Definisi:
Memilih dan memisahkan buah berdasar standar mutu belimbing.
Tujuan :
Untuk memisahkan buah yang baik dengan yang tidak baik serta mendapatkan buah yang memiliki keseragaman, antara lain: varietas, berat, tingkat kesegaran, dan tingkat ketuaan.
Bahan dan Alat:
a. Keranjangkarung b. Timbanganalat takar
Fungsi:
a. Keranjangkarung untuk meletakkan buah yang sudah dibersihkan b. Timbanganalat takar untuk mengukurmenimbang berat hasil
Prosedur Pelaksanaan:
Persiapkan dan periksa kebersihan tempat, alat dan bahan yang akan digunakan. Siapkan wadah untuk sortasi buah. Pisahkan buah berdasarkan : Keseragaman warna buah; Ada
tidaknya cacat buah; Normal tidaknya bentuk dan ukuran buah; Ada tidaknya serangan OPT pada buah; Kelompokkan buah sesuai dengan kelasnya. Terakhir lakukan pencatatan
sebagaimana format yang digunakan.
KAJIAN PENYIMPANAN BUAH NAGA Hylocereus costaricensis
DALAM KEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI
SKRIPSI
ENGGAR GALIH MITAYANI PURWANTO F14061951
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2011
STUDY OF DRAGON FRUIT Hylocereus costaricensis STORAGE IN MODIFIED ATMOSPHERE PACKAGING
Enggar Galih Mitayani Purwanto
Department of Mechanical and Biosystem Engineering, Faculty of Agricultural Technology, Bogor Agricultural University, IPB Darmaga Campus, Bogor, West Java,
Indonesia e-mail: galihmitayaniyahoo.com
ABSTRACT Modified atmosphere packaging MAP is an alternative technologies for foodstuff packaging,
distribution and storage which resulting in products with an increased shelf-life. The principle of MAP is modifying the gas inside the packaging by using plastic or film with specific permeability. This technology
will be tried to package dragon fruit Hylocereus costaricensis to prolong its shelf-life. The procedures are respiration rate measurement, determining O
2
and CO
2
composition of modified atmosphere packaging, and determining the type of packaging film. There are also observations made include the
weight loss, hardness and color changes, total soluble solids, and organoleptic test. The result is respiration rate of dragon fruit at temperature 10°C, 15°C and ambient are 4.15 mlkg.hour CO
₂ and 3.95 ml kg.hour O
₂, 9.94 mlkg.hour CO₂ and 8.75 mlkg.hour O₂, 16.72 mlkg.hour CO₂ and 16.72 mlkg.hour O
₂. The composition of the atmosphere that recommended for storage of dragon fruit is 2-4 O
₂ and 6-8 CO₂ on 10°C and prolong the storage-life until 25 days with stretch film and styrofoam plate which dimension 12cm x 18cm.
Keywords: modified, atmosphere, packaging, dragon fruit
ENGGAR GALIH MITAYANI PURWANTO. F14061951. Kajian Penyimpanan Buah Naga Hylocereus costaricensis dalam Kemasan Atmosfer Termodifikasi. Di bawah bimbingan Sutrisno.
2011.
RINGKASAN Buah naga merupakan salah satu jenis tanaman buah keluarga Cactaceae yang memiliki daya tarik
tersendiri dimana buah tersebut memiliki rasa yang khas yaitu kombinasi unik antara manis dan asam menyegarkan. Buah naga mampu bertahan selama 10 hari pada suhu ruang dan untuk memperpanjang
masa simpan buah ini, diperlukan kondisi tertentu namun tetap memperhatikan mutu buah saat dan setelah penyimpanan. Salah satu teknologi yang digunakan adalah dengan pengemasan atmosfer termodifikasi
yang dikombinasikan dengan penyimpanan dingin.
Pengemasan dengan atmosfer termodifikasi adalah pengemasan menggunakan plastik atau film dengan permeabilitas tertentu yang membatasi pertukaran gas sehingga mengubah kondisi atmosfer dalam
kemasan Beaudry, 2007. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan laju respirasi buah naga pada suhu 10°C, 15°C dan
suhu ruang, menentukan kombinasi O ₂ dan CO₂ suhu terpilih, menentukan jenis plastik kemasan untuk
penyimpanan buah naga dalam atmosfer termodifikasi dengan menggunakan komposisi gas terpilih dan menentukan masa simpan optimal buah naga dalam penyimpanan atmosfer termodifikasi dengan plastik
kemasan hasil pengujian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian TPPHP selama 4 bulan terhitung mulai Maret 2010 hingga Juni 2010.
Pengukuran laju respirasi buah naga dengan suhu yang berbeda dilakukan untuk mengetahui suhu optimal penyimpanan buah naga. Laju respirasi yang rendah biasanya disertai oleh umur simpan yang
panjang. Laju respirasi buah naga pada suhu 10°C, 15°C dan suhu ruang adalah 4.15 mlkg.jam CO₂ dan 3.95 mlkg.jam O₂, 9.94 mlkg.jam CO₂ dan 8.75 mlkg.jam O₂, 16.72 mlkg.jam CO₂ dan 16.72
mlkg.jam O₂. Suhu yang dipilih untuk penelitian tahap selanjutnya adalah 10°C karena memiliki laju respirasi paling rendah dan masa simpan paling panjang.
Untuk menentukan komposisi gas optimum diguanakan parameter mutu susut bobot, kekerasan, total padatan terlarut, perubahan warna, dan uji organoleptik. Komposisi gas yang digunakan dalam
penelitian yaitu 1 2-4 O ₂ dan 6-8 CO₂, 2 2-4 O₂ dan 4-6 CO₂, 3 4-6 O₂ dan 6-8 CO₂, 4
21 O ₂ dan 0.03 CO₂ sebagai kontrol. Pemilihan komposisi gas terpilih menggunakan ANOVA dan
tampak bahwa perlakuan gas cukup berpengaruh nyata terhadap parameter yang diujikan tetapi hasil analisis sidik ragam untuk setiap parameter berbeda. Parameter kritis yan digu akan adalah uji
organoleptik dan dipilihlah komposisi 2-4 O ₂ dan 6-8 CO₂ untuk tahap selan nya.
g n
jut Berdasarkan kurva permeabilitas film kemasan terhadap konsentrasi CO
₂ dan O₂ maka film yang diujikan adalah stretch film dan polypropylene. Buah naga dengan berat 0.80 kg dikemas menggunakan
styrofoam ukuran 12 cm x 18 cm dan dibungkus stretch film. Sedangkan buah naga dengan berat 0.25 kg dikemas menggunakan styrofoam ukuran 12 cm x 12 cm dan dibungkus dengan plastik polypropylene.
Dalam uji validasi kemasan, parameter yang diujikan adalah susut bobot, kekerasan, total padatan terlarut, perubahan warna, dan uji organoleptik. Pemilihan jenis film menggunakan ANOVA tetapi karena
hasil menunjukkan tidak berpengaruh nyata maka mengacu pada parameter uji organoleptik dan dipilihlah jenis kemasan stretch film untuk pengemasan dengan atmosfer termodifikasi buah naga.
Buah naga dengan berat 0.8 kg yang dikemas menggunakan stretch film pada wadah styrofoam berukuran 12 cm x 18 cm masih dapat diterima konsumen hingga hari ke-25 pada suhu penyimpanan
10°C.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena hanya atas berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Kajian Penyimpanan Buah Naga Hylocereus
costaricensis dalam Kemasan Atmosfer Termodifikasi”. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Sutrisno, M.Agr. sebagai dosen pemibimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
2. Dr. Ir. Usman Ahmad, M.Agr. dan Dr. Ir. Rokhani Hasbullah M.Si. sebagai dosen penguji. 3. Bapak Sulyaden yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
4. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan semangat dan doa untuk kesuksesan penulis. 5. Eni, Arif, Mery, Defra, Indun, Yofa, Leni, Farida, Novalina, Uda, Rambey, Hafizh, Putro, Ijo, David,
Atsenk, Ozo, Inyong, Abed, Andi, Fany, Abduh, dan Hardian Asfar serta seluruh teman-teman TEP 43 atas semangat dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian.
6. Teman-teman TEP 44 dan TEP 45 yang telah mendukung penelitian. 7. Rahma, Lia, Rozalina, Dyah Rahmawati, Ridahati, Hamigia, Larantika dan seluruh warga Wisma
Regina yang telah berbagi suka duka selama penyelesaian tugas akhir. 8. Mas Daniel dan Bapak Nono dari PT Wahana Cory, Bapak Sinatra dari Indian Hill dan Siti Djamila
yang telah banyak membantu penulis mengenal buah naga. 9. Dan seluruh pihak yang telah membantu, baik dari segi moral maupun material yang tidak tertuliskan
di atas. Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat dan memberikan kontribusi yang nyata
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di bidang teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian
Bogor, Maret 2011
Enggar Galih Mitayani Purwanto
i
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Buah naga merupakan salah satu jenis tanaman buah yang memiliki daya tarik tersendiri dimana buah tersebut memiliki rasa yang khas yaitu kombinasi unik antara manis dan asam
menyegarkan. Pada umumnya buah naga dikonsumsi dalam bentuk buah segar sebagai penghilang dahaga dikarenakan kandungan air yang cukup tinggi, yaitu sebesar 83 dan dengan kadar gula
mencapai 18 briks. Selain itu, buahnya mengandung zat-zat yang berkhasiat menurunkan kolesterol, menyeimbangkan kadar gula dalam darah, membantu menjaga kesehatan mulut,
mencegah keputihan, mencegah kanker usus, menguatkan fungsi ginjal, meningkatkan daya kerja otak, meningkatkan ketajaman mata serta dapat meringankan keluhan sembelit Hardjadinata,
2010. Kandungan nutrisi buah naga dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan nutisi 100 gram buah naga merah
Komponen Kadar
Air mg 82.5 - 83.0
Protein g 0.16 - 0.23
Lemak g 0.21 - 0.61
Serat g 0.7 - 0.9
Karoten mg 0.005 - 0.012
Kalsium mg 6.3 - 8.8
Fosfor mg 30.2 - 36.1
Besi mg 0.55 - 0.65
Vitamin B1 mg 0.28 - 0.30
Vitamin B2 mg 0.043 - 0.045
Vitamin B3 mg 0.297 - 0.43
Vitamin C mg 8 - 9
Niasin mg 1.297 - 1.300
Tiamin mg 0.28 - 0.30
Riboflavin mg 0.043 -0.044
Sumber : Ta ies 2005
iwan Food Industry Development Research Authorit Sepintas, tanaman buah naga tampak aneh karena tanamannya seperti kaktus tapi bisa
menghasilkan buah yang dapat dimakan. Hal ini sangat berbeda dengan kebanyakan keluarga tanaman kaktus lainnya yang berduri lebat dan tidak menghasilkan buah. Keunikan lainnya,
tanaman ini tidak memerlukan perawatan khusus mulai penanaman hingga menghasilkan buah. Tanaman buah naga hanya memerlukan media tanam berupa tanah, pasir dan pupuk organik atau
pupuk kandang serta tidak memerlukan banyak air dalam pemeliharaan sehingga curah hujan yang tinggi justru tidak menguntungkan bagi tamanan ini karena dapat mengakibatkan kerusakan dan
pembusukan.
Buah naga belum lama dikenal, dibudidayakan, dan diusahakan di Indonesia. Tanaman dengan buah berwarna merah dan bersisik hijau ini merupakan pendatang baru bagi dunia pertanian
di Indonesia dan merupakan salah satu peluang usaha yang menjanjikan dan pengembangan tanaman buah naga sangat bagus dibudidayakan di daerah tropis seperti di Indonesia. Setelah cukup
berkembangnya informasi mengenai khasiat buah naga, pemasaran buah ini menjadi tidak
terhambat bahkan bila dilihat dari produksi dan penjualan di supermarket sering terjadi kekosongan supply
buah naga. Penyebabnya ialah luas areal penanaman yang tergolong masih sedikit. Buah naga mampu bertahan hingga 10 hari pada suhu ruang Zee, 2004 dan untuk
memperpanjang masa simpan buah ini, diperlukan kondisi tertentu namun tetap memperhatikan mutu buah saat dan setelah penyimpanan. Salah satu teknologi yang digunakan adalah dengan
pengemasan atmosfer termodifikasi yang dikombinasikan dengan penyimpanan dingin. Dalam rangka upaya memperpanjang umur simpan dan mempertahankan mutu buah naga perlu adanya
pengetahuan mengenai karakterisitik pasca panen buah naga karena hingga saat ini karakteristik pasca panennya belum banyak diketahui. Oleh karena itu pada penelitian ini juga akan dilakukan
dilakukan mengenai studi kareakteristik pasca panen buah naga.
B. Tujuan
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengembangkan teknik pengemasan atmosfer termodifikasi buah naga merah Hylocereus costaricensis sehingga dapat memperpanjang umur
simpan dan mempertahankan mutu buah. Tujuan khusus dari penelitian adalah :
1. Menentukan laju respirasi bua naga pada suhu 10°C, 15°C dan suhu ruang.
h 2.
Menentukan komposisi gas O ₂ dan CO₂ optimum yang dapat mempertahankan mutu
buah naga dalam kemasan atmosfer termodifikasi. 3.
Menentukan jenis plastik kemasan dari komposisi gas terpilih untuk penyimpanan buah naga dalam atmosfer termodifikasi.
4. Menentukan masa simpan optimal buah naga dalam penyimpanan atmosfer
termodifikasi dengan plastik kemasan hasil pengujian.
II. TINJUAUAN PUSTAKA
A. Buah Naga
Buah yang berasal dari Meksiko, Amerika Selatan ini masuk dalam keluarga Cactaceae atau kaktus yang banyak dibudidayakan di dataran rendah tropis Amerika. Tetapi dalam
perkembangannya buah naga lebih dikenal sebagai tanaman dari Asia karena sudah dikembangkan secara besar-besaran di beberapa negara Asia terutama Vietnam dan Thailand. Di daerah asalnya,
buah naga sering disebut pitahaya Anonim, 2009. Nama buah naga atau dragon fruit muncul karena buah ini memiliki warna merah menyala dan memiliki kulit dengan sirip hijau yang mirip
dengan sosok naga dalam imajinasi masyarakat Cina. Dulu masyarakat Cina kuno sering menyajikan buah ini dengan meletakkannya di antara dua ekor patung naga di atas meja altar dan
dipercaya akan mendatangkan berkah Kristanto, 2008. Bentuk buah naga dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Buah naga super merah Hylocereus costaricensis Pada awalnya tanaman ini dibudidayakan sebagai tanaman hias, karena bentuk batangnya
segitiga, berduri pendek dan memiliki bunga yang indah mirip dengan bunga Wijayakusuma berbentuk corong yang mulai mekar saat senja dan akan mekar sempurna pada malam hari. Karena
itulah tanaman ini juga dijuluki night blooming cereus Anonim, 2009. Secara morfologis, tanaman ini termasuk tanaman tidak lengkap karena tidak memiliki daun.
Akar buah naga tidak terlalu panjang dan berupa akar serabut yang sangat tahan pada kondisi tanah yang kering dan tidak tahan genangan yang cukup lama. Batang dan cabang mengandung air dalam
bentuk lendir dan berlapiskan lilin bila sudah dewasa. Bunga buah ini mekar penuh pada malam hari dan menyebarkan bau yang harum. Buah berbentuk bulat agak lonjong dengan letak yang pada
umumnya berada di ujung cabang atau batang dengan ketebalan kulit buah sekitar 2-3 cm. Biji berbentuk bulat berukuran kecil dengan warna hitam dan setiap buah terdapat sekitar 1200-2300 biji
Kristanto, 2008.
Buah naga mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 2000 dan bukan dari budidaya sendiri melainkan diimpor dari Thailand. Padahal pembudidayaan tanaman ini relatif mudah dan iklim
tropis di Indonesia sangat mendukung pengembangannya. Tanaman ini mulai dikembangkan sekitar tahun 2001, di beberapa daerah di Jawa Timur di antaranya Mojokerto, Pasuruan, Jember dan
sekitarnya namun sampai saat ini areal penanaman buah naga masih dapat dikatakan sempit dan
hanya ada di daerah tertentu karena memang masih tergolong langka dan belum dikenal masyarakat luas.
Buah naga merupakan buah non klimakterik buah yang bila dipanen mentah tidak akan menjadi matang sehingga pemanenan harus dilakukan pada tingkat kematangan yang optimum dan
peka mengalami chilling injury. Buah ini sudah dapat dipanen 30 hari setelah berbunga Zee, 2004. Hingga kini terdapat empat jenis tanaman buah naga yang diusahakan dan memiliki prospek
yang baik. Keempat jenis tersebut yaitu Kristanto, 2008: 1.
Hylocereus undatus Hylocereus undatus
yang lebih populer dengan sebutan white pitaya adalah buah naga yang kulitnya berwarna merah dan daging berwarna putih. Berat buah rata-rata
400-650 gram dan dibanding jenis yang lain, kadar kemanisannya tergolong rendah, yaitu sekitar 10-13 Briks. Tanaman ini lebih banyak dikembangkan di negara-negara
produsen utama buah naga dibanding jenis lainnya.
2. Hylocereus polyrhizus
Hylocereus polyrhizus yang lebih banyak dikembangkan di Cina dan Australia ini
memiliki buah dengan kulit berwarna merah dan daging berwarna merah keunguan. Rasa buah lebih manis dibanding Hylocereus undatus, dengan kadar kemanisan
mencapai 13-15 Briks. Tanaman ini tergolong jenis yang sering berbunga, bahkan cenderung berbunga sepanjang tahun. Sayangnya tingkat keberhasilan bunga menjadi
buah sangat kecil, hanya mencapai 50 sehingga produktivitas buahnya tergolong rendah dan rata-rata berat buahnya hanya sekitar 400 gram.
3. Hylocereus costaricensis
Hylocereus costaricensis sepintas mirip dengan Hylocereus polyrhizus namun
warna daging buahnya lebih merah sehingga tanaman ini disebut buah naga berdaging super merah. Berat buahnya sekitar 400-500 gram dengan rasanya yang manis
mencapai 13-15 Briks. 4.
Selenicereus megalanthus Selenicereus megalanthus
berpenampilan berbeda dibanding jenis anggota genus Hylocereus. Kulit buahnya berwarna kuning tanpa sisik sehingga cenderung lebih halus.
Rasa buahnya jauh lebih manis dibanding buah naga lainnya karena memiliki kadar kemanisan mencapai 15-18 Briks. Sayangnya buah yang dijuluki yellow pitaya ini
kurang populer karena kemungkinan besar diakibatkan oleh bobot buahnya yang tergolong kecil, hanya sekitar 80-100 gram.
Buah naga diklasifikasikan sebagai berikut Anonim, 2009: Divisi
: Spermatophyta tumbuhan berbiji Subdivisi
: Angiospermae berbiji tertutup Kelas
: Dicotyledonae berkeping dua Ordo
: Cactales Famili
: Cactaceae Subfamili
: Hylocereanea Genus
: Hylocereus Species
: - Hylocereus undatus daging putih - Hylocereus polyrhizus daging merah
- Hylocereus costaricensis daging super merah - Selenicereus megalanthus kulit kuning, tanpa sisik
Khasiat buah naga yang membuat buah ini banyak dicari masyarakat antara lain mujarab menurunkan kolesterol, menurunkan kadar lemak, penyeimbang kadar gula darah, pencegah
kanker, pelindung kesehatan mulut, pencegah pendarahan, mengurangi keluhan keputihan, mencegah kanker usus, menguatkan fungsi ginjal dan tulang, menguatkan daya kerja otak,
meningkatkan ketajaman mata, bahan kosmetik, meringankan sembelit, mengobati hipertensi, memperhalus kulit wajah dan meningkatkan daya tahan tubuh Anonim, 2007.
B. Laju Respirasi Buah-buahan