BELIMBING DEWA PENDEKATAN SISTEM

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. KOTA DEPOK

Kota Depok bermula dari sebuah kecamatan yang berada di lingkungan kawedanaan pembantu bupati wilayah Parung, Kabupaten Bogor. Kemudian pada tahun 1976 perumahan mulai dibangun baik oleh Perum Perumnas maupun pengembang swasta yang kemudian diikuti dengan didirikannya kampus Universitas Indonesia UI. Pada Tahun 1981, Pemerintah membentuk Kota Administratif Depok berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981 yang peresmiannya dilakukan pada tanggal 18 Maret 1982 yang terdiri dari tiga kecamatan dan tujuh belas desa. Kota Depok terbentuk pada tahun 1999 berdasarkan UU No.15 Tahun 1999 yang meliputi 6 Kecamatan, yaitu: Pancoran Mas, Beji, Sukmajaya, Limo, Sawangan, dan Cimanggis. Sebelumnya Kota Depok merupakan kota administratif dan merupakan bagian dari Kabupaten Bogor. Kota Depok secara geografis terletak di 6.19°-6.28° LS dan 106.43° BT dengan ketinggian 50-140 diatas permukaan laut. Luas area total Kota Depok sebesar 200.29 km 2. . Di sebelah utara, Kota Depok berbatasan dengan Propinsi DKI Jakarta dan Kabupaten Tangerang. Di sebelah timur, Kota Depok berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bekasi. Di sebelah selatan dan barat, Kota Depok berbatasan dengan Kabupaten Bogor. Pada tahun 2010, Kota Depok memiliki 11 kecamatan dengan total luas wilayah sebesar 200.29 km 2 . Jumlah penduduk Kota Depok pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 1,610,000 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 7,877 jiwa per km 2 Dinas Kominfo Kota Depok 2010. Wilayah Depok termasuk dalam daerah beriklim tropis dengan perbedaan curah hujan yang cukup kecil dan dipengaruhi oleh iklim musim. Secara umum musim kemarau antara bulan April-September dan musim hujan antara bulan Oktober-Maret. Berikut adalah beberapa nilai rata-rata satuan cuaca wilayah Kota Depok : 1. Temperatur : 24.3°-33° Celsius 2. Kelembaban rata-rata : 25 3. Penguapan rata-rata : 3.9 mmth 4. Kecepatan angin rata-rata : 14.5 knot 5. Penyinaran matahari rata-rata : 49.8 6. Jumlah curah hujan : 2,684 mth 7. Jumlah hari hujan : 222 haritahun

B. BELIMBING DEWA

Belimbing dewa merupakan salah satu varian dari belimbing manis Averrhoa carambola. Averrhoa carambola termasuk ke dalam keluarga Oxalidacea. Menurut Nakasone dan Paull 1998, sebagain besar anggota keluarga Oxalidacea merupakan tanaman herbal. Klasifikasi ilmiah untuk belimbing manis adalah sebagai berikut: 4 1. Kerajaan : Plantae 2. Divisi : Magnoliophyta 3. Kelas : Magnoliopsida 4. Ordo : Oxalidales 5. Keluarga : Oxalidacea 6. Genus : Averrhoa 7. Spesies : A.carambola Di dalam The Columbia Encylclopedia dijelaskan bahwa Averrhoa carambola adalah buah gemuk berwarna jingga yang memiliki banyak kandungan asam oksalat yang menyebabkan rasa masam, getah pohon ini biasa digunakan untuk menghilangkan pewarna pada pakaian atau bahan lain.

C. PENDEKATAN SISTEM

Menurut Marimin 2005, sistem adalah kesatuan usaha yang terdiri dari bagian- bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks. O‟Brien 2005 menjelaskan bahwa sistem kebanyakan dapat didefinisikan secara sederhana sebagai sekelompok elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi hingga membentuk satu kesatuan. Diagram tahap pendekatan sistem menurut Eriyatno 1999 dapat dilihat pada Gambar 1. Marimin 2005 menjelaskan tentang sifat-sifat dasar dari suatu sistem, yaitu antara lain: 1. Pencapaian tujuan, orientasi pencapaian tujuan akan memberikan sifat dinamis kepada sistem, memberi ciri perubahan yang terus menerus dalam usaha mencapai tujuan. 2. Kesatuan usaha, mecerminkan suatu sifat dasar dari sistem dimana hasil keseluruhan melebihi dari jumlah bagian-bagiannya atau sering disebut konsep sinergi. 3. Keterbukaan terhadap lingkungan, lingkungan merupakan sumber kesempatan maupun hambatan pengembangan. 4. Transformasi, merupakan proses perubahan input menjadi output yang dilakukan oleh sistem. 5. Hubungan antar bagian, kaitan antara subsistem inilah yang akan memberikan analisa sistem suatu dasar pemahaman yang lebih luas. 6. Sistem ada berbagai macam, antara lain sistem terbuka, sistem tertutup dan sistem umpan balik. 7. Mekanisme pengendalian, mekanisme ini menyangkut sistem umpan balik yang merupakan suatu bagian yang memberi informasi kepada sistem mengenai efek dari perilaku sistem terhadap pencapaian tujuan atau pemecahan persoalan yang dihadapi. Marimin et al. 2006 menjelaskan bahwa pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisis organisatoris yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisis. Pada dasarnya pendekatan sistem adalah penerapan dari sistem ilmiah dalam manajemen. Pendekatan sistem dapat memberi landasan untuk pengertian yang lebih luas mengenai faktor-faktor yang memperngaruhi perilaku sistem dan memberikan dasar untuk memahami penyebab ganda dari suatu masalah dalam kerangka sistem. Pendekatan Sistem diperlukan karena makin lama makin dirasakan interdependensi dari berbagai bagian dalam mencapai tujuan sistem. Masalah-masalah yang dihadapi pada 5 saat ini tidak lagi sederhana dan dapat menggunakan peralatan yang menyangkut satu disiplin saja, tetapi memerlukan peralatan yang lebih komprehensif, yang dapat mengindentifikasi dan memahami berbagai aspek dari suatu permasalahan dan dapat mengarahkan pemecahan secara menyeluruh Marimin et al. 2006. Pendekatan sistem dapat dilakukan dengan menggunakan komputer atau tanpa menggunakan komputer. Akan tetapi, adanya komputer memudahkan penggunaan model dan teknik simulasi dalam sistem. Penggunaan komputer dalam pendekatan sistem terutama sangat diperlukan jika menghadapi masalah yang cukup luas dan kompleks dimana banyak sekali peubah, data dan interaksi-interaksi yang mempengaruhi. Kebutuhan Analisis Sistem Lengkap? Pemodelan Sistem Gugus Solusi yang Layak Ya Tidak Cukup? Rancang Bangun dan Implementasi Model Abstrak Optimal Ya Tidak Cukup? Implementasi Spesifikasi Sistem Detail Puas? Operasi Sistem Operasional Puas? Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Informasi normatif dan positif Reevaluasi dari penampilan Gambar 1. Tahap pendekatan sistem menurut Eriyatno 1999 McLeod et al. 2007, menjelaskan bahwa para pengembang sistem perlu melakukan beberapa tahapan dengan urutan tertentu jika proyek ingin berhasil dengan baik. Tahap- tahapnya adalah: 6 1. Perencanaan 2. Analisis 3. Desain 4. Implementasi 5. Penggunaan Menurut Marimin et al. 2006, pengembangan sistem dilakukan dengan menggunakan metode Sytem Development Life Cycle SDLC atau dapat juga dilakukan dengan pendekatan prototyping. SDLC merupakan sebuah metodologi dalam pembangunan atau pengembangan sistem. SDLC memberikan kerangka kerja yang konsisten terhadap tujuan yang diinginkan dalam pembangunan dan pengembangan sistem.

D. SISTEM BASIS DATA