Tujuan Pembuatan Bahan Ajar Langkah-langkah Pembuatan Bahan Ajar Memahami Isi Bahan Ajar

memanfaatkan sumber belajar yang tersedia. 44 Salah satu contoh bahan ajar adalah modul pembelajaran. Modul harus dapat memandu peserta didik untuk melakukan kegiatan tertentu berkaitan dengan sumber belajar yang tersedia, sehingga peserta didik pada akhirnya dapat menguasai tujuan kompetensi yang telah ditetapkan.

2. Tujuan Pembuatan Bahan Ajar

Untuk tujuan pembuatan bahan ajar, setidaknya ada empat hal pokok yang melingkupinya, yaitu: 45 a. Membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu b. Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar, sehingga mencegah timbulnya rasa bosan pada peserta didik. c. Memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran, dan d. Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

3. Langkah-langkah Pembuatan Bahan Ajar

Salah satu kendala utama yang membuat para pendidik jarang membuat bahan ajar sendiri, berdasarkan hasil pengamatan di lapangan diantaranya lebih disebabkan oleh tidak dikuasainya cara pembuatan bahan ajar. Di bawah ini dijelaskan bagaimana langkah-langkah pembuatan bahan ajar. Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pokok Pembuatan Bahan Ajar 46 Langkah Proses Criteria Keterangan Langkah pertama Menganalisis kurikulum Menganalisis: a. Standar kompetensi SK b. Kompetensi dasar KD c. Indikator 44 Andi Prastowo, Panduan Kreatif ..., hlm.22-24 45 Ibid , hlm. 26 46 Ibid , hlm. 49-58 ketercapaian hasil belajar, materi pokok, pengalaman belajar. Langkah kedua Menganalisis sumber belajar Berdasarkan: a. Ketersediaan sumber belajar b. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan c. Mudah tidaknya sumber belajar jika digunakan Sumber belajar: Ekonomis, praktis, mudah diperoleh, fleksibel Langkah ketiga Memilih dan menentukan bahan ajar Bahan ajar harus menarik dan dapat membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi Tiga prinsip yang dijadikan pedoman: a. Relevansi: ada relasi dengan pencapaian standar kompetensi maupun kompetensi dasar. b. Konsistensi: Memiliki nilai keselarasan dan kesamaan kompetensi dasar dan bahan ajar c. Kecukupan: bahan ajar memadai untuk membantu siswa menguasai kompetensi dasar Sumber: Andi Prastowo

4. Unsur-Unsur Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan sebuah susunan atas bahan-bahan yang berhasil dikumpulkan dan berasal dari berbagai sumber belajar yang dibuat secara sistematis. Oleh karena itu, bahan ajar mengandung unsur-unsur tertentu. Untuk mampu membuat bahan ajar yang baik, kita tentu harus memahami unsur-unsur tersebut diantaranya sebagai berikut:

a. Petunjuk belajar

Komponen pertama ini meliputi petunjuk bagi pendidik maupun peserta didik. Di dalamnya dijelaskan tentang bagaimana pendidik sebaiknya mengajarkan materi kepada peserta didik dan bagaimana pula peserta didik sebaiknya mempelajari materi yang ada dalam bahan ajar.

b. Kompetensi yang akan dicapai

Maksud komponen ini adalah kompetensi yang akan dicapai oleh siswa. Sebagai pendidik, kita harus menjelaskan dan mencatumkan dalam bahan ajar yang kita susun tersebut dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator pencapaian hasil belajar yang harus dikuasai peserta didik.

c. Informasi pendukung

Informasi pendukung merupakan berbagai informasi tambahan yang dapat melengkapi bahan ajar, sehingga peserta didik akan semakin mudah untuk menguasai pengetahuan yang akan mereka peroleh. Selain itu, pengetahuan yang diperoleh peserta didik pun akan semakin komprehensif.

d. Latihan-latihan

Komponen keempat ini merupakan suatu bentuk tugas yang diberikan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan mereka setelah mempelajari bahan ajar. Dengan demikian, kemampuan yang mereka pelajari akan semakin terasah dan terkuasai secara matang.

e. Petunjuk kerja atau lembar kerja

Petunjuk kerja atau lembar kerja adalah satu lembar atau beberapa lembar kertas yang berisi sejumlah langkah prosedural cara pelaksanaan aktivitas atau kegiatan tertentu yang harus dilakukan oleh peserta didik berkaitan dengan praktik dan lain sebagainya.

f. Evaluasi

Komponen terakhir ini merupakan salah satu bagian dari proses penilaian. Sebab, dalam komponen evaluasi terdapat sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada peserta didik untuk mengukur seberapa jauh penguasaan kompetensi yang berhasil mereka kuasai setelah mengikuti proses pembelajaran.

5. Memahami Isi Bahan Ajar

Bahan ajar mengandung isi yang substansinya meliputi tiga macam, yaitu pengetahuan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur, keterampilan, dan sikap nilai. a. Pengetahuan sendiri meliputi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. b. Keterampilan adalah materi atau bahan pembelajaran yang berhubungan dengan antara lain kemampuan mengembangkan ide, memilih, menggunakan bahan, menggunakan peralatan, dan teknik kerja. c. Sikap atau nilai, bahan ajar jenis sikap atau nilai adalah bahan untuk pembelajaran yang berkenaan dengan sikap ilmiah, antara lain:nilai-nilai kebersamaan, nilai kejujuran, nilai kasih sayang, nilai tolong-menolong, nilai semangat dan minat belajar, nilai semangat bekerja, bersedia menerima pendapat orang lain

D. Modul

1. Pengertian Modul

Munculnya istilah modul didasari atas pemikiran adanya perbedaan individual pada siswa yang perlu mendapat perhatian dalam proses pembelajaran. “Di Indonesia, istilah modul untuk pertama kali dikumandangkan dalam suatu forum rapat 8 proyek perintis sekolah pengembangan di Cibulan, Bogor pada bulan Pebruari 1974. Konsep modul yang saat itu masih gelap bagi kebanyakan orang, kini sudah dikembangkan dengan pesat sekali dan mulai tersebar di kalangan dunia pendidikan di Indo nesia”. 47 Modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis sehingga pembacanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang guru atau fasilitator. Dengan demikian maka sebuah modul harus dapat dijadikan sebuah bahan ajar sebagai pengganti fungsi guru. 48 Modul adalah suatu paket pengajaran yang memuat satu unit konsep daripada bahan pelajaran. Pengajaran modul itu merupakan usaha penyelenggaraan pengajaran individual yang memungkinkan siswa menguasai satu unit bahan pelajaran sebelum dia beralih kepada unit berikutnya. Modul disajikan dalam bentuk yang bersifat self-instructional. Masing-masing siswa dapat menemukan kecepatan dan intensitas belajarnya sendiri. 49 Modul dapat dirumuskan sebagai suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk 47 Vembriarto, Pengantar Pengajaran Modul, Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Paramiita, 1985, hlm. 20 48 Imas Kumiasih, Panduan Membuat ...., hlm. 61 49 Ibid , hlm 20