Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas

76

3.7.2.2 Uji Linieritas

Uji linearitas digunakan untuk melihat garis regresi antara variabel X dan variabel Y membentuk garis linier atau tidak. Jika tidak linier, maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan. Peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 21 untuk menguji linieritas. Priyatno 2010: 71 menyatakan bahwa “pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linierity pada taraf signifikansi 0,05”. Langkah-langkah uji linieritas dengan bantuan SPSS versi 21 yaitu sebagai berikut: klik Analyze Compare Means Means. Masukkan variabel motivasi belajar Y kedalam kotak Dependent List, sementara variabel kebiasaan belajar atau variabel motivasi belajar dimasukkan pada kotak Independent List. Klik kotak dialog options lalu pilih Test for Linearity. Pilih Continue lalu klik OK. Hasil uji linieritas dilihat pada output ANOVA Table pada kolom Sig. baris Linearity. Dua variabel dikatakan memiliki hubungan yang linier, apabila nilai signifikansinya Linearity kurang dari 0,05 Priyatno, 2010: 73.

3.7.2.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam model regresi Priyatno, 2010: 81. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linier antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Pada pembahasan ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai Inflation Factor VIF dengan bantuan program SPSS versi 21. Langkah-langkah uji multikolinearitas adalah klik Analyze ˃ Regression ˃ Linear. Pada kotak Linear 77 Regression, masukkan variabel hasil belajar ke kotak Dependent, sementara variabel kebiasaan dan motivasi belajar masukkan kotak Independents. Klik Statistics beri tanda centang pada Collinearity diagnostics klik Continue klik OK. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada output Coefficients kolom VIF. Men urut Santoso 2001 dalam Priyatno 2010: 81, “pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya”.

3.7.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi Priyatno, 2010: 83. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Ada beberapa metode pengujian yang baik digunakan pada uji heteroskedastisitas, antara lain uji spearman’s rho, uji glesjer, uji park, dan melihat pola grafik regresi. Pada penelitian ini, uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji spearman’s rho yaitu mengorelasikan nilai residual Unstandardized residual dengan masing-masing variabel independen. Pengujian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 21. Langkah- langkah uji heteroskedastisitas adalah klik Analyze ˃ Regression ˃ Linear. Pada kotak Linear Regression, masukkan variabel hasil belajar ke kotak Dependent, sementara variabel kebiasaan dan motivasi belajar masukkan kotak Independents. Klik Save, beri tanda centang pada Unstandardized klik Continue klik OK. Jika 78 signifikansi korelasi kurang dari 0,05 maka pada model regresi terjadi masalah heteroskedastisitas Priyatno, 2010: 83.

3.7.3 Analisis Akhir Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS IV SDN GUGUS MUWARDI KECAMATAN KALIWUNGU

5 56 220

PENGARUH INTENSITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DI SD GUGUS TERAMPIL KECAMATAN SECANG KABUPATEN MAGELANG

6 40 164

PENGARUH KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD SE GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KECAMATAN TEGAL TIMUR KOTA TEGAL

3 52 190

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DI GUGUS Pengaruh Kebiasaan Belajar Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Di Gugus Kihajar Dewantara Dabin I Karangpandan Karanganyar Tahun 2

0 2 14

PENDAHULUAN Pengaruh Kebiasaan Belajar Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Di Gugus Kihajar Dewantara Dabin I Karangpandan Karanganyar Tahun 2011/2012.

0 0 6

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DI GUGUS Pengaruh Kebiasaan Belajar Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Di Gugus Kihajar Dewantara Dabin I Karangpandan Karanganyar Tahun

0 0 19

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS V SD SE-GUGUS DEWI SARTIKA SALAMAN MAGELANG.

0 0 188

HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH DAN DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD SE-GUGUS DEWI SARTIKA UPPD TEGAL SELATAN KOTA TEGAL 2012/2013.

0 1 164

PENGARUH MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN GUGUS WERKUDORO KECAMATAN TEGAL TIMUR KOTA TEGAL -

1 1 55

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV DI GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KECAMATAN CILONGOK

0 2 16