Segmen Usaha lanjutan Business Segment continued
PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL TBK DAN ENTITAS ANAK
AND ITS SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Dinyatakan dalam ribuan Rupiah kecuali dinyatakan lain
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2015 AND 2014
Expressed in thousands Rupiah unless otherwise stated
Lampiran – 5105– Schedule
46. MANAJEMEN RISIKO lanjutan 46. RISK MANAGEMENT continued
Sebagai lembaga intermediasi keuangan, disadari bahwa semakin kompleksnya kegiatan usaha yang
diikuti dengan perkembangan lingkungan baik internal maupun eksternal sehingga meningkatkan
risiko dalam menjalankan kegiatan usahanya. Menyadari akan risiko yang dihadapi, maka
penerapan manajemen risiko yang baik dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dan
meningkatkan praktek tata kelola yang sehat Good Corporate Governance pada keseluruhan lingkup
aktivitas usaha. As a financial intermediary institutions, the Bank
realises that the business activity is more complex and also depends with development of internal and
external conditions thatincrease the Banks risk in conducting its business activities. Realising the risk it
faces, the Bank must apply good risk management policy that can adapt with the changes and also
enhance the Good Corporate Governance Practise in the whole activities of the Bank.
Penerapan manajemen risiko yang efektif dengan mempertimbangkan segala aspek dan prinsip
kehati-hatian prudential principles ini bertujuan untuk memastikan bahwa potensi risiko yang timbul
dalam kegiatan usahanya dapat diidentifikasi, diukur, dipantau, dan dimonitor, yang pada akhirnya
akan memberikan manfaat berupa peningkatan kepercayaan stakeholder.
The effective application of risk management considers all aspects and prudential principles which
has objective to ensure that potential risk arises in conducting its business activities can be identified,
measured, reviewed and monitored, which at the end will give a benefit to increase stakeholder trust to the
Bank.
Penerapan manajemen
risiko tersebut
pada dasarnya telah menjadi standar bagi dunia
perbankan yang penerapannya diarahkan oleh Bank Indonesia melalui PBI No. 58PBI2003 tanggal 19
Mei 2003
yang diubah
dengan PBI
No. 1125PBI2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 1323DPNP
tanggal 25 Oktober 2011 perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum dan pada
peraturan OJK POJK No.17POJK.032014 tahun 2014 tentang Penerapan
Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan.
The implementation of risk management principles have become a standard for banking industry which
implementation is regulated by Bank Indonesia through PBI No. 58PBI2003 dated 19 May 2003
amended by PBI No. 1125PBI2009 dated 1 July 2009
concerning the
Application of
Risk Management for Commercial Bank and BI Circular
Letter No. 1323DPNP dated 25 October 2011 concerning Risk Management for Commercial Bank,
also Financial Services Authority regulations POJK about the Implementation of Integrated Risk
Management of Financial Conglomeration.
Sebagaimana diamanatkan
ketentuan Bank
Indonesia terkait penerapan manajemen risiko, Bank menyusun laporan profil risiko triwulanan
secara self-assessment.
Profil risiko
Bank menggambarkan
risiko yang
melekat dalam
kegiatan bisnis Bank inherent risk termasuk kualitas
penerapan Manajemen
Risiko yang
mencerminkan sistem pengendalian risiko risk control system untuk masing-masing jenis risiko.
Penilaian Profil Risiko Bank telah dilakukan sesuai dengan
Surat Edaran
Bank Indonesia
No. 1323DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal
Perubahan atas Surat Edaran No. 521DPNP perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank
Umum, yang juga merupakan salah satu faktor penilaian
tingkat kesehatan
Bank, dengan
menggunakan pendekatan risiko risk based bank rating, sebagaimana diatur dalam Surat Edaran
Bank Indonesia No. 1324DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Tingkat Kesehatan Bank
Umum. Dari hasil self-assessment profil risiko triwulanan yang disampaikan kepada Otoritas
hingga posisi tanggal 31 Desember 2015, predikat risiko Bank secara keseluruhan berada pada tingkat
risiko komposit low to moderate tidak diaudit. In relation to the implementation of risk management
required by Bank Indonesia, the Bank prepares quarterly risk profile report on a self-assessment
basis. The Bank risk profile reflects inherent risk in Bank’s business, including risk control system for
each respective risk. The Bank risk profile had been performed in accordance with Circular Letter of Bank
Indonesia No. 1323DPNP dated 25 October 2011 concerning the Amendment to Circular No.
521DPNP about Risk Management for Commercial Banks, who also use risk based bank rating, as
stipulated in Circular Letter of Bank Indonesia No. 1324DPNP dated 25 October 2011 concerning
Commercial Banks. Based the results of the risk profile of quarterly self-assessment submitted to
Bank Indonesia to the position on 31 December 2015, the title of the overall risk of the Bank
remained at the level of the composite low to moderate risk unaudited.
PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL TBK DAN ENTITAS ANAK
AND ITS SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Dinyatakan dalam ribuan Rupiah kecuali dinyatakan lain
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2015 AND 2014
Expressed in thousands Rupiah unless otherwise stated
Lampiran – 5106– Schedule
46. MANAJEMEN RISIKO lanjutan 46. RISK MANAGEMENT continued
Pelaksanaan fungsi manajemen risiko meliputi hal- hal terkait dengan upaya identifikasi, penilaian,
pengukuran, evaluasi, monitoring, dan pengendalian risiko termasuk pengembangan teknologi dan
sistem informasi manajemen di setiap jenis risiko, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia
dalam pengelolaan risiko. Risk management function includes identification,
assessment, measurement, evaluation, monitoring and risk controls, including development of
technology and management information system in each risk, and improvement of human resource
quality in risk management.
Dalam menunjang penerapan manajemen risiko, Bank
senantiasa berupaya
meningkatkan pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi,
antara lain melalui unit kerja dan komite untuk menunjang proses pengendalian risiko. Hal ini
diwujudkan dengan
adanya Satuan
Kerja Manajemen Risiko SKMR di bawah wadah Komite
Manajemen Risiko
yang berwenang
dan bertanggung
jawab dalam
menyusun dan
menetapkan kebijakan manajemen risiko serta perubahannya termasuk strategi manajemen risiko
dan contingency plan apabila kondisi eksternal tidak normal terjadi.
In supporting
the implementation
of risk
management, the Bank continuously improves the active monitoring from the Boards of Commissioners
and Directors,
including establishing
several permanent working units and committee to support
risks control process. This is implemented by establishing Risk Management Working Unit SKMR
under Risk Management Committee which is authorized and responsible to prepare and decide
risk management policy and its changes including risk management strategy and contingency plan if an
abnormal condition happens.
Selain hal tersebut di atas, terdapat komite lain yang bertugas untuk menangani risiko secara lebih
spesifik, yaitu antara lain Komite Kredit Tingkat Direksi KKD, Assets Liabilities Committee
ALCO, Komite Teknologi Sistem Informasi, sedangkan pada level Dewan Komisaris terdapat
Komite Pemantau Risiko, Komite Nominasi dan Remunerasi, dan Komite Audit.
Besides the above matters, there are other committee to handle more specific risks, such as
Credit Committee at Board of Directors level KKD, Assets Liabilities Committee ALCO, Information
System Technology Committee, whereas at the Board of Commissioners level, there are Risk
Monitoring
Committee, Nomination
and Remuneration Committee, and Audit Committee.
Semua Dewan Komisaris dan Direksi telah mengikuti Ujian Sertifikasi Manajemen Risiko yang
diselenggarakan oleh Badan Sertifikasi Manajemen Risiko dan Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan.
All of the Boards of Commissioners and Directors passed the examination of Risk Management
Certification that was held by the Board of Risk the Management Certification and Banking Professional
Certification Institute.
Seiring dengan perkembangan globalisasi dan teknologi informasi, Lembaga Jasa Keuangan LJK
merupakan salah satu industri yang memiliki sistem keuangan yang sangat kompleks, dinamis, dan
saling terkait antar masing-masing sektor jasa keuangan baik dalam produk dan kelembagaan,
maupun
kepemilikan yang
menyebabkan meningkatnya eksposur risiko. Menghadapi kondisi
tersebut, penerapan manajemen risiko akan dilakukan
secara terintegrasi
dengan memperhatikan seluruh risiko, baik yang berasal
dari perusahaan anak dan perusahaan terelasi sister company, maupun entitas lainnya yang
tergabung dalam suatu konglomerasi keuangan. As a response with the development of globalization
and information technology, Financial Services Institution LJK is one of industry which has a
complex, dynamic and inter-related between each financial sector, both in product and organization,
and ownership which can increase the risk exposure. Facing this circumstances, the implementation of risk
management will be be performed integratedly by concerning all the risks, including from subsidiary
and sister companies, and other financial ntities included in one financial conglomeration.