commit to user
cxxviii Untuk pemilih pemula yang baru pertama kali menggunakan hak pilih
biasanya belum terlalu mengenal kandidat capres cawapres. Selain itu jika penggambaran
tokoh dalam
bentuk rekaan
justeru terkadang
membingungkan, terutama untuk kandidat yang belum dikenal. 2. Menjaga norma sopan santun
Capres cawapres adalah tokoh politik yang semestinya dihargai, termasuk dalam penggambarannya dalam iklan politik juga harus tetap
menjaga adab-adabnya. “Nggak sopan mbak kalau tokoh dibuat jadi kartun.” Sumber: Fitri,
siswa SMA Negeri 6 Surakarta, interview 11 Agustus 2010 “ Meskipun dengan dibuat kartun lebih menarik, tapi rasanya kita nggak
menghargai calon pemimpin Indonesia.” Sumber: Rina, siswa SMA Negeri 6 Surakarta, interview 11 Agustus 2010
Dengan penggambaran tokoh dalam bentuk asli bukan karikatur kartun maka akan tetap menjaga wibawa para kandidat. Sebaliknya,dengan
penggambaran tokoh dalam bentuk karikatur maka bentuk fisik asli kandidat akan berubah sehingga dikhawatirkan akan mengurangi
kesopanan.
D. Kesimpulan Analisis Kuantitatif
Berdasarkan pembahasan analisis di atas, maka hasil analisis data kuantitatif dapat disimpulkan dengan penyajian data seperti tabel berikut
Tabel 10. Hasil Analisis Kuantitatif
N o
Parameter Laki-laki
Perempuan
1 Pengetahuan pemilih pemula tentang hak pilih:
a.Tahu 13 18,31
12 25,53
commit to user
cxxix B
erd asa
rka n
has il
sur vei,
dap at
dik eta
hui bah
b.Tidak tahu 58 81,69
35 74,47 2 Pengetahuan pemilih pemula
tentang kewajiban pemilih: a.Tahu
66 92,96 43 91,49 b.Tidak paham
5 7,04 7 8,51 3 Pengetahuan tentang waktu
Pemilu a. Tahu
34 47,89 13 27,66
b. Tidah tahu 37 52,11
34 72,34 4 Pengetahuan
tentang visi
misi Pemilu a.Tahu
3 4,22 1 2,13
b.Tidah tahu 68 95,78
46 97,87 5 Pilihan terhadap penggunaan
media dalam iklan politik: a. Poster
22 30,99 25 53,19
b. Spanduk 34 47,98
15 31,92 c. Banner
15 21,13 7 14,89
6 Pilihan terhadap penggunaan bahasa dalam iklan politik:
a. Indonesia formal 20 28,17
23 48,94 b. Gaul anak muda
45 63,38 18 38,30
c. Daerah Jawa 6 8,45
6 12,76 7 Pilihan terhadap penggunaan
warna dalam iklan politik: a. Hitam putih
11 15,49 7 14,89
b. Cerah 60 84,51
40 83,33 8 Pilihan terhadap penggunaan
tokoh dalam iklan politik: a. Capres cawapres
57 80,28 3 76,60
b. Artis model 14 19,72
11 23,40 9 Pilihanterhadap
penggambaran tokoh dalam iklan politik:
a. Asli 31 43,66
27 57,45 b. Rekaan Karikatur
40 56,34 20 42,55
commit to user
cxxx wa pemilih pemula laki-laki maupun perempuan memiliki tingkat pengetahuan
yang berbeda berkenaan dengan informasi mengenai pemilihan umum capres cawapres. Selain itu, pemilih pemula laki- laki dan perempuan juga mempunyai
kecenderungan yang berbeda dalam beberapa hal yang berkaitan dengan pembuatan iklan politik.
Berkenaan dengan pengetahuan informasi mengenai pemilihan capres cawapres baik pemilih pemula laki-laki maupun perempuan mayoritas tidak
mengetahui informasi yang tepat mengenai Pemilu. Untuk informasi mengenai hak pilih dalam Pemilu lebih banyak prosentase pemilih pemula perempuan yang
mengetahinya dibandingkan dengan pemilih pemula laki-laki. Namun sebaliknya, untuk informasi mengenai kewajiban pemilih, pemilih pemula laki-laki lebih
unggul dibandingkan dengan pemilih pemula perempuan. Sedangkan untuk informasi mengenai waktu Pemilu Capres Cawapres prosentase pemilih pemula
laki-laki yang mengetahui lebih banyak dibandingkan dengan pemilih pemula perempuan. Dan untuk informasi mengenai visi misi capres cawapres pemilih
pemula laki-laki lebih unggul tipis dibandingkan dengan pemilih pemula perempuan.
Mengenai kecenderungan dalam pembuatan iklan politik baik pemilih pemula laki-laki maupun perempuan memiliki kecenderungan yang berbeda.
Dalam media pembuatan iklan politik, pemilih pemula laki-laki lebih cenderung untuk menggunakan media spanduk. Hal ini tentunya berbeda dengan pemilih
pemula perempuan yang cenderung untuk menggunakan media poster dalam iklan politik. Untuk penggunaan bahasa dalam iklan politik pemilih pemula laki-laki
commit to user
cxxxi lebih memilih untuk menggunakan bahasa gaul sedangkan pemilih pemula
perempuan memilih untuk menggunakan bahasa Indonesia formal. Di sisi lain, baik pemilih pemula laki-laki mupun perempuan memiliki kecenderungan yang
sama terhadap penggunaan warna dalam iklan politik, yaitu warna cerah. Selain penggunaan warna, pilihan untuk penggunaan tokoh dalam iklan politik juga
memiliki kecenderungan yang sama antara pemilih pemula laki- laki dan perempuan, yaitu menggunakan tokoh capres cawapres. Dan yang terakhir,
mengenai penggambaran tokoh dalam iklan politik, pemilih pemula laki-laki memilih penggambaran tokoh dalam bentuk rekaan karikatur sedangkan pemilih
pemula perempuan cenderung untuk menggunakan penggambaran tokoh dalam bentuk asli.
commit to user
cxxxii
BAB IV ANALISIS DESAIN PASCA UJI
A. Focus Group Discussion FGD
Dalan desain pasca uji ini dilakukan FGD Focus Group Discussion. FGD merupakan alat penggalian data yang digunakan dalam penelitian ini dan
bertujuan untuk melengkapi sekaligus memperkuat data yang diperoleh dari diskusi kelompok. Pada FGD ini, para pemilih pemula berdiskusi mengenai
contoh iklan politik yang sudah dibuat sehingga akan diketahui reaksi mereka. Melalui FGD tersebut akan diketahui evaluasi terhadap contoh iklan yang
sudah dibuat. FGD ini melibatkan 1 kelompok, yaitu 5 siswa SMA N 6 Surakarta
dan 5 siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Peneliti mengambil siswa dari ke dua SMA tersebut untuk menjadi peserta FGD karena sebelumnya para
siswa di ke dua SMA tersebut pernah menjadi responden untuk survei yang dilakukan oleh peneliti. Selain itu ke dua SMA tersebut merepresentasikan
SMA negeri dan SMA swasta sehingga karakter siswa baik dari SMA negeri maupun SMA swasta dapat terwakili.
Untuk siswa yang ditunjuk sebagai peserta FGD peneliti sengaja memilih siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah.
Setidaknya siswa yang aktif mengikuti ekstrakulikuler adalah orang yang kritis dan memiliki kemampuan analisis yang baik . Peserta dari SMA N 6
Surakarta terdiri dari Bita PMR, Siva PKS, Intan OSIS, Yanuar OSIS,