commit to user
cxxxii
BAB IV ANALISIS DESAIN PASCA UJI
A. Focus Group Discussion FGD
Dalan desain pasca uji ini dilakukan FGD Focus Group Discussion. FGD merupakan alat penggalian data yang digunakan dalam penelitian ini dan
bertujuan untuk melengkapi sekaligus memperkuat data yang diperoleh dari diskusi kelompok. Pada FGD ini, para pemilih pemula berdiskusi mengenai
contoh iklan politik yang sudah dibuat sehingga akan diketahui reaksi mereka. Melalui FGD tersebut akan diketahui evaluasi terhadap contoh iklan yang
sudah dibuat. FGD ini melibatkan 1 kelompok, yaitu 5 siswa SMA N 6 Surakarta
dan 5 siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Peneliti mengambil siswa dari ke dua SMA tersebut untuk menjadi peserta FGD karena sebelumnya para
siswa di ke dua SMA tersebut pernah menjadi responden untuk survei yang dilakukan oleh peneliti. Selain itu ke dua SMA tersebut merepresentasikan
SMA negeri dan SMA swasta sehingga karakter siswa baik dari SMA negeri maupun SMA swasta dapat terwakili.
Untuk siswa yang ditunjuk sebagai peserta FGD peneliti sengaja memilih siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah.
Setidaknya siswa yang aktif mengikuti ekstrakulikuler adalah orang yang kritis dan memiliki kemampuan analisis yang baik . Peserta dari SMA N 6
Surakarta terdiri dari Bita PMR, Siva PKS, Intan OSIS, Yanuar OSIS,
commit to user
cxxxiii dan Budi Pramuka. Sedangkan peserta dari SMA Muhammadiyah 1
Surakarta adalah Fahri OSIS, Rizki OSIS, Najib Pecinta Alam, Dian Paduan Suara, dan Putri KIR.
FGD dilakukan pada tanggal 30 April 2010, pukul 15.15-18.45. FGD ini difasilitatori sendiri oleh peneliti. Dimana fasilitator memberikan
pertanyaan yang sama kepada masing-masing peserta FGD dan setiap peserta FGD akan saling bergantian dan berurutan dalam menjawabnya.
B. Materi Focus Group Discussion
Di dalam FGD akan didiskusikan beberapa contoh iklan politik yang telah dibuat berdasarkan masukan dari hasil survei kebutuhan informasi
tentang Pemilu di kalangan pemilih pemula lihat analisis kuantitatif. Sebanyak delapan contoh iklan politik dibuat dengan media poster dan
spanduk. Dimana untuk masing-masing media dibuat empat jenis prototipe iklan politik. Iklan- iklan ini dibedakan satu sama lain berdasarkan informasi
tentang Pemilu yang dibutuhkan oleh pemilih pemula, yaitu informasi mengenai hak pilih, kewajiban memilih, waktu Pemilu, dan visi misi capres
cawapres.
commit to user
cxxxiv
1. Jenis Materi FGD
a. Poster
Poster merupakan media yang cukup popular di kalangan pemilih pemula. Pembuatan iklan politik dengan poster memungkinkan untuk
mengkombinasikan semua komponen iklan politik yang ada seperti gambar tokoh capres cawapres, warna, kata, dan sebagainya. Pembuatan
prototipe dengan media poster ini akan mengacu pada hasil analisis data kuantitatif sehingga setiap komponen yang dipakai dalam iklan sesuai
dengan data yang didapatkan melalui survei. 1.Contoh Iklan 1
Iklan ini akan memuat informasi mengenai hak pilih sesuai dengan yang tercantum dalam UU No 10 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum
Bab IV Tentang Hak Memilih pada pasal 19 yang disebutkan bahwa warga Negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara telah genap
berumur 17 tujuh belas tahun atau lebih atau sudah pernah kawin mempunyai hak memilih ayat 1. Contoh iklan ini juga akan
menggunakan bahasa gaul dan penggambaran tokoh dalam dalam bentuk rekaan karikatur
2.Contoh Iklan 2 Iklan ini berisi informasi mengenai kewajiban pemilih dalam
pelaksanaan Meskipun mayoritas pemilih pemula mengetahui kewajiban memilih tersebut namun informasi ini juga perlu untuk
disampaikan mengingat pentingnya pengetahuan pemilih pemula akan
commit to user
cxxxv informasi ini. Di samping itu, dengan adanya iklan tersebut
diharapkan juga mampu menjadi salah satu media untuk mengingatkan pemilih pemula berkaitan dengan kewajiban mereka
sebagai seorang pemilih. Kewajiban yang dimaksud di sini adalah kewajiban untuk memastikan bahwa namanya telah terdaftar pada
DPT Daftar Pemilih Tetap di Kelurahan dan kewajiban untuk menggunakan hak pilih pada tanggal pelaksanaan Pemilu. Dalam
pembuatannya, contoh iklan 2 ini akan menggunakan bahasa Indonesia formal dan penggambaran tokoh dalam bentuk asli.
3.Contoh Iklan 3 Informasi mengenai waktu pelaksanaan Pemilu 2 Juli 2009 akan
disampaikan melalui iklan 3. Dimana informasi tersebut sangat dibutuhkan oleh pemilih pemula mengingat mayoritas pemilih pemula
tidak mengetahui waktu pelaksanaan Pemilu. Jika kondisi tersebut terus dibiarkan tanpa adanya solusi maka bisa dipastikan angka golput
di kalangan pemilih pemula akan tinggi. Oleh karena itu keberadaan iklan politik untuk pemilih pemula yang menginformasikan mengenai
waktu pemilihan umum diharapkan mampu meminimalisir golput di tingkat pemilih pemula. Dalam pembuatannya, contoh iklan 3 ini akan
menggunakan bahasa gaul dan akan menggunakan penggambaran tokoh dalam bentuk karikatur
commit to user
cxxxvi 4.Contoh Iklan 4
Contoh iklan ini akan menginformasikan mengenai visi pasangan capres cawapres. Dimana dapat kita ketahui bahwa kebanyakan
pemilih pemula tidak mengetahui visi pasangan capress cawapres Pemilu 2009. Bagaimana mungkin pemilih pemula dapat mengetahui
kualitas calon pemimpin Indonesia jika mereka tidak mengetahui visi kandidat
Pemilu tersebut.
Dengan adanya
iklan yang
menginformasikan visi dari masing-masing kandidat diharapkan bisa menambah referensi bagi pemilih pemula untuk menentukan kandidat
mana yang akan dipilih. Dalam pembuatannya, contoh iklan 4 ini akan menggunakan
bahasa Indonesia formal dan akan menggunakan penggambaran tokoh dalam bentuk asli.
b. Spanduk
Pada aplikasinya, pembuatan iklan dengan media poster dan media spanduk memiliki perbedaan dalam segi penyajiannya. Poster
memungkinkan untuk dibuat secara detail dengan melibatkan banyak komponen seperti gambar, warna, kata, dan sebagainya. Namun untuk
spanduk lebih to the point menyampaikan pesan secara langsung. Dalam iklan politik kali ini, spanduk yang dibuat tidak menggunakan
gambar tokoh capres cawapres dikarenakan space spanduk rentang tidak mencukupi untuk adanya penambahan gambar tokoh. Jika tetap
“dipaksakan” untuk adanya gambar tokoh capres cawapres maka
commit to user
cxxxvii dikhawatirkan justeru isi spanduk terlalu berlebihan sehingga pesan
tidak dapat tersampaikan dengan baik.
1. Contoh Iklan 1 Iklan ini akan memuat informasi mengenai hak pilih sesuai
dengan yang tercantum dalam UU No 10 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Bab IV Tentang Hak Memilih pada pasal 19
yang disebutkan bahwa warga Negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara telah genap berumur 17 tujuh belas tahun atau
lebih atau sudah pernah kawin mempunyai hak memilih ayat 1. Dalam pembuatannya, contoh iklan 1 ini akan menggunakan
bahasa gaul.
2. Contoh Iklan 2 Iklan ini berisi mengenai kewajiban pemilih dalam
pelaksanaan Pemilu. Meskipun mayoritas pemilih pemula mengetahui kewajiban memilih tersebut namun informasi ini juga
perlu untuk disampaikan mengingat pentingnya pengetahuan pemilih pemula akan informasi ini Di samping itu, dengan adanya
iklan tersebut diharapkan juga mampu menjadi salah satu media untuk mengingatkan pemilih pemula berkaitan dengan kewajiban
mereka sebagai seorang pemilih. Kewajiban yang dimaksud di sini adalah kewajiban untuk memastikan bahwa namanya telah
commit to user
cxxxviii terdaftar pada DPT Daftar Pemilih Tetap di Kelurahan dan
kewajiban untuk menggunakan hak pilih pada tanggal pelaksanaan Pemilu. Dalam pembuatannya, contoh iklan 2 ini akan
menggunakan bahasa Indonesia formal.
3. Contoh Iklan 3 Informasi mengenai waktu pelaksanaan Pemilu 2 Juli
2009 akan disampaikan melalui iklan 3. Dimana informasi tersebut sangat dibutuhkan oleh pemilih pemula mengingat
mayoritas dari mereka tidak mengetahui waktu pelaksanaan Pemilu. Jika kondisi tersebut terus dibiarkan tanpa adanya solusi
maka bisa dipastikan angka golput di kalangan pemilih pemula akan tinggi. Oleh karena itu keberadaan iklan politik untuk pemilih
pemula yang menginformasikan mengenai waktu pemilihan umum diharapkan mampu meminimalisir golput di tingkat pemilih
pemula. Dalam
pembuatannya,contoh iklan
3 ini
akan menggunakan bahasa gaul.
4. Contoh Iklan 4 Contoh iklan ini akan menginformasikan mengenai visi
pasangan capres cawapres. Dimana dapat kita ketahui bahwa
commit to user
cxxxix kebanyakan pemilih pemula tidak mengetahui visi pasangan
capress cawapres Pemilu 2009. Bagaimana mungkin pemilih pemula dapat mengetahui kualitas calon pemimpin Indonesia jika
mereka tidak mengetahui visi kandidat Pemilu tersebut. Dengan adanya iklan yang menginformasikan visi dari masing-masing
kandidat diharapkan bisa menambah referensi bagi pemilih pemula untuk menentukan kandidat mana yang akan dipilih. Dalam
pembuatannya, contoh iklan 4 ini akan menggunakan bahasa Indonesia formal.
C. Hasil Focus Group Discussion
Dalam FGD ini akan didiskusikan mengenai beberapa hal, yaitu: bagaimana tanggapan peserta terhadap penggunaan bahasa dalam iklan
politik, bagaimana tanggapan peserta terhadap penggunaan warna dalam iklan politik, dan bagaimana tanggapan peserta terhadap penggambaran tokoh
dalam iklan politik. Dari diskusi yang dilakukan didapatkan berbagai macam masukan untuk contoh iklan politik yang telah dibuat.
1. Tanggapan terhadap penggunaan bahasa dalam iklan politik Dalam iklan politik kali ini digunakan bahasa Indonesia resmi dan
bahasa gaul. Untuk contoh iklan pada iklan politik poster 2, poster 4, spanduk 2, dan spanduk 4 menggunakan bahasa Indonesia resmi.
Sedangkan untuk contoh iklan politik pada poster 1, poster 3, spanduk 1,
commit to user
cxl dan spanduk 3 menggunakan bahasa gaul. Berikut ini merupakan
tanggapan terhadap bahasa yang digunakan dalam iklan politik. a. Penggunaan Redaksional
Dalam iklan politik ini, ada beberapa tanggapan terkait penggunaan redaksional kata kalimat dalam iklan politik yang
digunakan: 1. Redaksional terlalu panjang
Pemilih pemula melihat bahwa iklan politik yang sudah dibuat penggunaan redaksionalnya tidak efektif. Redaksional terlalu
panjang sehingga terlalu menjenuhkan dan perlu memakan waktu cukup lama untuk memahami makna pesan. Hal ini sesuai dengan
yang disampaikan oleh peserta FGD. “ Dari ke delapan iklan yang saya lihat, mayoritas
redaksionalnya terlalu panjang. Yang tidak panjang hanya iklan yang menginformasikan terkait waktu Pemilu.” Sumber:
Dian, SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, FGD 30 April 2010
“ Iklan terlalu memuat banyak tulisan. Coba lebih diefektifkan lagi. Yah meskipun untuk beberapa iklan, seperti iklan yang
menginformasikan visi misi mungkin memang akan tetap panjang
juga kalimatnya.”
Sumber: Rizky,
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, FGD 30 April 2010
“ Sebenarnya iklan memang terlihat penuh dengan kata-kata sehingga terkesan berjubel. Yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana iklan dengan kata-kata yang banyak tersebut tetap terlihat menarik, tidak ruwet saat ngelihatnya.” Sumber: Fahri,
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, FGD 30 April 2010 “ Kalau jadi banyak tulisan gini sudah males duluan bacanya.
Coba kata-kata yang ndak penting dibuang saja.” Yanuar, SMA Negeri 6 Surakarta, FGD 26 April 2010
2. Redaksional tidak masalah jika panjang
commit to user
cxli Di sisi lain, justeru sebagian dari peserta FGD menyampaikan
bahwa penggunaan redaksional tidak perlu untuk dirubah lagi diringkas.
“ Kalau memang harus banyak tulisan gini juga tidak masalah mbak karena yang saya lihat dari ke delapan iklan tersebut
semua tulisannya memang penting semua.” Sumber: Budi, SMA Negeri 6 Surakarta, FGD 26 April 2010
“ Iya mbak, mending tetap saja. Takutnya kalau dikurangi malah akan merubah makna.” Sumber: Siva, SMA Negeri 6
Surakarta, FGD 26 April 2010
Pilihan untuk tidak melakukan perubahan pada redaksional dikarenakan memang redaksional yang dipakai memiliki makna
yang penting semua, tidak ada redaksional yang sia-sia sehingga jika dikurangi hanya akan merubah makna.
Iklan merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Iklan yang baik perlu memperhatikan redaksional yang
efektif agar pesan bisa tersampaikan dengan optimal.
b. Belum menggunakan “kata kunci”. Dari diskusi yang dilakukan oleh pemilih pemula ternyata salah
satu evaluasinya adalah belum adanya kata kunci. Kata kunci yang dimaksud di sini adalah kata kalimat yang menunjukkan ajakan untuk
pemuda pemilih pemula. Hal tersebut dapat diketahui dari pendapat peserta FGD sebagai berikut.
“Belum ada spesialisasi yang ditujukan untuk pemilih pemula. Terlalu langsung dan apa adanya. Belum adanya ajakan ini nampak
pada contoh iklan poster 2, poster 4, spanduk 2, dan spanduk 4. Untuk iklan yang lainnya sudah ada ajakan untuk pemuda dengan
commit to user
cxlii menggunakan redaksional friends dan bro.” Sumber: Bita, SMA
Negeri 6 Surakarta, FGD 26 April 2010 “ Kata pemilih cerdas pada poster 1 dan spanduk 1 mending
diganti dengan kata pemuda cerdas untuk menegaskan bahwa iklan tersebut ditujukan untuk pemilih pemula.” Sumber: Siva,
SMA Negeri 6 Surakarta, FGD 26 April 2010 “Seperti iklan yang ditujukan untuk umum karena belum ada kata-
kata pemudanya. Perlu penegasan dengan kata pemuda biar jelas bahwa iklan ini untuk mereka.” Sumber: Putri, SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta, FGD 30 April 2010 “Pemakaian kata anda pada poster 2 dan spanduk 2 menjadikan
iklan kelihatan resmi banget. Padahal ini kan untuk pemilih pemula.” Sumber: Najib, SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, FGD
30 April 2010 Iklan politik yang dibuat tersebut ditujukan untuk pemilih pemula
oleh karena itu perlu adanya redaksional yang menggambarkan bahwa iklan tersebut benar-benar untuk pemilih pemula. Pemilihan
redaksionalnya pun perlu untuk diperhatikan sehingga iklan tersebut tidak terkesan untuk umum tapi tepat sasaran, yaitu untuk pemilih
pemula. c. Penggunaan kata yang dianggap kurang tepat
FGD ini bertujuan untuk mendapatkan evaluasi iklan politik dari pemilih pemula peserta FGD, termasuk evaluasi pada detail beberapa
pilihan kata yang digunakan. Beberapa detail kata yang mendapat masukan adalah sebagai berikut.
“Kata July nya mending diganti Juli pakai huruf i saja mbak. Formalnya kan seperti itu. Kalau mau pakai July ya sekalian angka
2 nya di bahasa Inggriskan, jadi nggak nanggung.” Sumber: Fahri, SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, FGD 30 April 2010
commit to user
cxliii “Diantara kata memastikan dan kata nama anda pada poster 2 dan
spanduk 2 diimbuhi kata bahwa agar mudah dimengerti.” Sumber: Rizky,SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, FGD 30 April
2010 “ Kata tandai pilihanmu pada semua iklan diganti dengan
contreng pilihanmu. Biar lebih jelas, bahwa menandainya dalam bentuk contreng, jadi tidak ngawur.” Sumber: Intan, SMA Negeri
6 Surakarta, FGD 26 April 2010 “ Ya, aku sepakat dengan Intan. Dengan menggunakan kata
contreng juga akan membantu terkait sosialisasi contreng itu sedniri. Karena di Pemilu 2009 ini kan aturannya baru, tidak
mencoblos tapi mencontreng.” Sumber: Siva, SMA Negeri 6 Surakarta, FGD 26 April 2010
Adanya perubahan beberapa detail tersebutdikarenakan pemilih
pemula merasa kurang sesuai dengan pilihan kata yang digunakan dalam contoh iklan. Harapannya dengan penggunaan kata yang sesuai
dengan kecenderungan mereka akan semakin memaksimalkan manfaat dari iklan politik tersebut.
2. Penggunaan warna dalam iklan politik Penggunaan warna dalam iklan politik untuk keseluruhannya adalah
menggunakan warna cerah. Warna cerah yang digunakan di sini yaitu orange yang dipadukan dengan warna kuning, putih, maupun hitam.
Orange dipilih sebagai warna utama dalam iklan politik karena orange dianggapap sebagai warna yang cukup netral dalam perhelatan politik.
Dalam artian, penggunaan warna orange untuk meminimalisir warna-warna lain seperti merah, kuning, hijau, dan biru,yang merupakan warna yang
sudah mencitrakan beberapa partai politik.
commit to user
cxliv Berikut ini adalah tanggapan terhadap penggunaan warna pada iklan:
a. Gradasi warna Pencampuran warna yang digunakan kurang memperhatikan
masalah kesesuaian dan keserasian sehingga yang tercipta adalah perpaduan warna yang kurang menarik. Tebal tipis warna maupun
penggunaan garis pemisah antar warna tidak diperhaikan dengan baik, hal ini tentunya akan mengganggu kenyamanan dalam penglihatan. Hal
ini sesuai dengan yang disampaikan oleh peserta FGD. “Warnanya terlalu tajam mbak. Ngelihatnya jadi kurang nyaman”
Sumber: Bita, SMA Negeri 6 Surakarta, FGD 26 April 2010
“ Garis antar wananya lebih dirapikan dan disesuaikan lagi seingga meskipun dicampur-campur dan sengaja dibuat tidak sistematis
namun tetap menarik.” Yanuar, SMA Negeri 6 Surakarta, FGD 26 April 2010
“Diblurkan lagi saja warnanya biar tulisannya kelihatan menonjol. Yang saya lihat justeru warna backgroundnya lebih tajam daripada
warna hurufnya sehingga hurufnya tidak kelihatan terlalu jelas.”Sumber: Najib, SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, FGD 30
April 2010 “ Saya kurang sepakat dengan perpaduan warna orange kuning
yang terdapat pada poster 1, poster 2, spanduk 1, dan spanduk 3. Orange dan kuning merupakan dua warna yang memiliki
kemiripan sehingga jika dipadukan kurang sesuai karena akan sama-sama menonjol” Sumber: Fahri, SMA Muhammadiyah 1
Surakarta, FGD 30 April 2010 “ Aku tidak terlalu suka dengan perpaduan orange dan hitam
karena keduanya sama-sama gelap dan terlihat terlalu gelap, tidak cerah.” Sumber: Putri, SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, FGD
30 April 2010 “Warna oranye dipadukan dengan apa pun tidak masalah asal tidak
saling tabrak. Kalau aku lebih memilih oranye dipadukan dengan putih. Hard and soft, akan saling mendukung.” Sumber: Dian,
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, FGD 30 April 2010
commit to user
cxlv Proses pencampuran warna perlu diperhatikan sebaik-baiknya
karena warna merupakan unsur penting dalam sebuah iklan politik. Penggunaan gradasi warna yang sesuai pun sangat penting untuk
menghasilkan iklan politik yang memuaskan dan sesuai dengan keingininan pemilih pemula.
b.Alternatif warna lain Semua contoh iklan politik yang dibuat menggunakan perpaduan
warna orange. Penggunaan warna orange pada ke delapan contoh iklan politik yang dibuat lebih dikarenakan pada munculnya kesan
keseragaman yang ingin dibangun. Namun justeru penggunaan wana orange saja memunculkan beberapa reaksi dari peserta FGD.
“ Coba ada alternatif warna cerah lain seperti merah putih. Akan terlihat lebih nasionalis.” Sumber: Intan, SMA Negeri 6
Surakarta, FGD 26 April 2010 “ Saya lebih suka merah putih yang dipadukan dengan
background peta Indonesia. Akan semakin nasionalis dan Indonesia banget.” Sumber: Yanuar, SMA Negeri 6 Surakarta,
FGD 26 April 2010 “Kayaknya kalau tetap oranye putih ditambah dengan
backround peta Indonesia seru juga mbak. Orange putih sudah cerah dan tidak tabrak. Kalau mau menunjukkan nasionalisme
menurutku dengan peta Indonesia saja tanpa merubah warna.” Sumber: Budi, SMA Negeri 6 Surakarta, FGD 26 April 2010
“ Terlalu monoton, hanya oranye terus.” Sumber: Putri, SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, FGD 30 April 2010
“Iya, saya nggak terlalu suka kalau oranye terus. Warna kan ada banyak mbak. Mbosenin kalu orange terus yang dipakai.”
Sumber: Rizky, SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, FGD 30 April 2010
commit to user
cxlvi Penggunaan alternatif warna lain memang diperlukan untuk
mengurangi kejenuhan dan memunculkan kreatifitas. Adanya alternatif warna merah putih menjadi referensi tersendiri dalam pembuatan iklan
politik selanjutnya.
3. Tanggapan terhadap penggambaran tokoh dalam iklan politik Dalam iklan politik ini digunakan dua jenis penggambaran tokoh, yaitu
penggambaran tokoh dalam bentuk karikatur dan penggambaran tokoh dalam bentuk asli. Untuk penggambaran tokoh dalam bentuk karikatur
hanya ada satu jenis karikatur saja, sedangkan untuk penggambaran tokoh dalam bentuk asli ada dua jenis gambar yang digunakan pada iklan
tersebut. Berikut ini merupakan tanggapan terhadap penggambaran tokoh yang digunakan.
a. Foto capres cawapres kurang jelas. Meskipun penggambaran capres sudah menggunkan foto
asli bukan karikatur tapi pemilihan gambarnya masih kurang jelas. Hal ini sesuai dengan masukan dari beberapa peserta FGD.
“ Pasangan capres cawapres tidak kelihatan jelas, kayaknya malah ngeblur ya. Mungkin karena perpaduan warnanya
kurang bagus..” Sumber: Yanuar, SMA Negeri 6 Surakarta, FGD 26 April 2010
“ Sebenarnya mereka sudah terlihat ramah dengan senyuman mereka yang menawan. Hehe. Tapi sayangnya
nggak terlalu jelas sehingga kesan ramahnya jadi berkurang.” Sumber: Budi, SMA Negeri 6 Surakarta,
FGD 26 April 2010
commit to user
cxlvii “ Untuk iklan pada poster 4 gambarnya sudah jelas. Tapi
untuk poster 1, poster 2, dan poster 3, gambarnya tidak terlalu jelas. Mending pakai gambar yang sama dengan
poster 4 saja mbak.” Sumber: Putri, SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, FGD 30 April 2010
“ Gambarnya kelihatan berbayang mbak. Sebagai pemilih pemula tentunya kita butuh gambar capres cawapres yang
benar-benar jelas sehingga akan membantu dalam proses Pemilu nanti.” Sumber: Najib, SMA Muhammadiyah 1
Surakarta, FGD 30 April 2010
Penggunaan gambar kandidat capres cawapres yang jelas memang sangat penting dalam sebuah iklan politik. Denga
penggambaran yang jelas tersebut harapannya bisa mempermudah pemilih pemula dalam mengenali kandidat capres cawapres.
b. Karikatur hanya menggambarkan capresnya saja Selain foto resmi, juga ada iklan yang menggunakan karikatur
dalam penggambaran
tokohnya. Meskipun
demikian, penggambaran dengan karikatur ini juga mendapat beberapa
masukan dari para peserta FGD. “Saya lihatnya kok cuma capresnya saja ya mbak? Nggak ada
cawapresnya ya? Atau kelupaan? Hehe. Saya jadi ndak tahu ni
mana cawapresnya.”
Sumber: Rizky,
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, FGD 30 April 2010
“ Iya. Harusnya lengkap nih gambarnya. Nggak cuma capresnya saja. Kita kan perlu tahu juga mana wapresnya.”
Sumber: Dian, SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, FGD 30 April 2010
“ Sebagai orang yang baru pertama kali menggunakan hak pilih saya perlu tahu secara lengkap capres cawapresnya agar
mudah mengenali saat Pemilu nanti.” Sumber: Fahri, SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, FGD 30 April 2010
commit to user
cxlviii “ Coba cari karikatur yang lengkap menggambarkan capres
dan cawapres.
Pakai karikatur
saja sudah
harus memperhatikan lebih lama dulu ini gambarnya siapa baru
paham. Apalagi ini tidak lengkap, wah makin lama saja ntar kita pahamnya mbak.” Sumber: Intan, SMA Negeri 6
Surakarta, FGD 26 April 2010
Perlu adanya penggambaran karikatur yang lengkap sehingga pemilih pemula mengetahui secara jelas capres maupun
cawapresnya. Harapannya hal terseubut dapat memantapkan pemilih pemula dalam memberikan suara.
c. Tidak ada nomor urut capres cawapres pada iklan politik Nomor urut merupakan hal yang penting untuk diketahui oleh
pemilih pemula. Namun sayangnya ada iklan politik yang dibuat tidak mencantumkan nomor urut Pemilu. Tentunya hal tersebut
menuai beberapa masukan dari pemilih pemula sesuai dengan yang disampaikan oleh beberapa peserta FGD.
“ Coba lihat yang contoh poster 4 mbak. Tidak ada nomor urutnya. Padahal itu kan penting mbak.” Sumber: Bita, SMA
Negeri 6 Surakarta, FGD 26 April 2010
“ Iya mbak. Yang namanya nomor jangan disepelekan. Soalnya kita kan baru milih, jadi perlu tahu juga nomornya
biar nggak salah nyontreng.” Sumber: Siva, SMA Negeri 6 Surakarta, FGD 26 April 2010
“ Kadang kalau aku jarang ngelihat wajah dan namanya, jadi yang tak inget cuma nomornya. Kalau nomornya nggak
dicantumkan bisa bingung nanti aku mbak.” Sumber: Budi, SMA Negeri 6 Surakarta, FGD 26 April 2010
Pencantuman nomor urut kandidat capres cawapres sangat penting untuk para pemilih pemula. Hal ini karena mereka baru
commit to user
cxlix pertama kali menggunakan hak pilih sehingga perlu mendapatkan
informasi yang selengkap-lengkapnya.
d. Penggunaan foto full body tidak hanya wajahnya saja Dari proses FGD dapat dilihat bahwa pemilih pemula benar-
benar ingin mengetahui informasi sedetail-detainya terkait para kandidat Pemilu. Termasuk dalam penggambaran tokoh dalam
bentuk foto asli pun mereke menginginkan gambar yang lengkap. Hal ini seperti yang disampaikan oleh peserta FGD seperti berkut
ini. “ Rasanya akan lebih mantap jika saya bisa melihat satu
ukuran penuh foto capres cawapres.” Sumber: Rizky, SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, FGD 30 April 2010
“ Kalau fotonya penuh kan bisa tahu seberapa gagahnya capres kita, bagaimana postur tubuhnya, dan sebagainya. Hehe. Akan
semakin memantapkan saja dalam memilih.” Sumber: Dian, SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, FGD 30 April 2010
“ Ya, intinya kita kan pemilih pemula yang butuh banyak informasi mbak. Kadang melihat bagaimana karakter seseorang
kan tidak hanya bisa dari wajahnya saja. Kita perlu diyakinkan dengan melihat utuh perawakan badannya.” Sumber: Najib,
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, FGD 30 April 2010
Penggunaan foto full body menjadi hal yang cukup penting di kalangan pemilih pemula karena pemilih pemula ingin mengetahui
informasi selengkap-lengkapnya yang berkaitan dengan Pemilu. Harapannya dengan dibuatnya iklan politik yang sesuai dengan
keinginan pemilih pemula tersebut informasi yang diterima oleh para pemilih pemula pun bisa optimal.
commit to user
cl
BAB V PEMBAHASAN
Komunikasi dianggap sebagai tindakan yang disengaja intentional act untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti
menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau membujuknya untuk melakukan sesuatu. Konseptualisasi komunikasi sebagai tindakan satu arah menyoroti
penyampaian pesan yang efektif dan mengisyaratkan bahwa semua kegiatan komunikasi bersifat instrumental dan persuasif.
87
. Dalam konteks penyampaian
informasi berupa iklan politik dari penggiat politik kepada pemilih pemula maka kerangka pemahaman komunikasi yang berlaku adalah komunikasi sebagai proses
penyampaian pesan dan komunikasi sebagai tindakan satu arah. Setiap proses komunikasi pasti melibatkan unsur-unsur komunikasi.
Dalam penelitian kali ini unsur-unsur komunikasinya yaitu, pemerintah Komisi Pemilihan Umum sumber pesan, informasi mengenai pemilu pesan, iklan
politik dengan poster dan spanduk saluran penyampaian pesan, pemilih pemula penerima pesan, dan tingkat kepuasan terhadap iklan politik efek.
Untuk penelitian kali ini akan melihat komunikasi sebagai proses penyampaian pesan. Dimana melalui komunikasi seorang pribadi mempengaruhi
perilaku, state of mind atau respons emosional yang lain, dan demikian pula sebaliknya. Hal ini lebih dekat dengan akal sehat common sense, penggunaan
sehari-hari dari frase tersebut. Selain itu, mazhab proses cenderung
87
Mulyana, Deddy , Ilmu Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya. 2007, hlm. 67