Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama Uji Komparasi Ganda

commit to user 39 signifikan 0,05. Dalam penelitian ini dilakukan dua kali uji homogenitas yaitu antar baris uji homogenitas prestasi belajar matematika siswa ditinjau dari model pembelajaran dan antar kolom uji homogenitas prestasi belajar matematika siswa ditinjau dari kreatifitas belajar matematika siswa. Hasil uji coba homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.7 Tabel 4.7 Hasil Analisis Uji Homogenitas Sumber k χ ས90 χ 9 Keputusan Uji Kesimpulan Model Pembelajaran 2 0.177 3.841 H tidak ditolak Homogen Kreatifitas Belajar Matematika 3 0.190 5.991 H tidak ditolak Homogen Berdasarkan tabel hasil analisis uji homogenitas, diketahui bahwa χ ས90 bukan anggota daerah kritik karena χ ས90 χ 9 atau dengan kata lain H tidak ditolak, sehingga dapat disimpulkan sampel berasal dari populasi yang homogen. Perhitungan uji homogenitas model pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 37 dan uji homogenitas kreatifitas belajar matematika siswa pada lampiran 38.

C. Pengujian Hipotesis

1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama

Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama disajikan pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama Sumber JK dk RK n k Model A 1,13 1 1,13 0,99 4,01 Kreatifitas B 19,07 2 9,54 8,37 3,16 Interaksi AB 2,99 2 1,50 1,32 3,16 Galat 66,07 58 1,14 − − Total 89,26 63 − − − Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi sebagai berikut : a. F a = 0,99 ∉ DK Pada efek utama baris, yaitu model pembelajaran A, H 0A tidak ditolak. Hal ini berarti kedua model pembelajaran memberikan efek yang sama terhadap prestasi belajar matematika pada materi operasi hitung bentuk aljabar. commit to user 40 b. F b = 8,37 ∈ DK Pada efek utama kolom, yaitu kreatifitas belajar matematika siswa B, H 0B ditolak. Hal ini berarti ketiga kategori kreatifitas belajar matematika siswa tinggi, sedang dan rendah memberikan efek yang tidak sama terhadap prestasi belajar matematika siswa pada materi operasi hitung bentuk aljabar. c. F ab = 1,32 ∉ DK Pada efek utama interaksi, yaitu interaksi antara model pembelajaran dengan kreatifitas belajar matematika siswa AB, H 0AB tidak ditolak. Hal ini berarti tidak terdapat interaksi antara baris dan kolom terhadap variabel terikat yaitu antara penggunaan model pembelajaran dan kreatifitas belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa pada materi operasi hitung bentuk aljabar. Perhitungan uji hipotesis dapat dilihat pada lampiran 39.

2. Uji Komparasi Ganda

Scheffe Dalam perhitungan analisis variansi, jika H ditolak maka perlu dilakukan uji pasca anava, yaitu uji komparasi ganda. Pada penelitian ini, H 0B yang ditolak, jadi yang dilakukan hanya uji komparasi ganda antar kolom saja. Karena H 0B ditolak berarti ketiga kategori kreatifitas belajar matematika tinggi, sedang dan rendah memberikan efek yang tidak sama terhadap prestasi belajar matematika siswa pada materi operasi hitung bentuk aljabar. Oleh karena itu perlu dilakukan uji komparasi ganda untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan kolom. Metode yang digunakan untuk uji komparasi ganda pada penelitian ini adalah metode Scheffe dengan taraf signifikansi 0.05. Hasil perhitungan rerata skor prestasi belajar matematika siswa antar baris, antar kolom, dan antar sel disajikan pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Rataan dan Rataan Marginal Model Pembelajaran Kreatifitas Belajar Siswa Rataan Tinggi Sedang Rendah Marginal Model Pembelajaran TAI 7,63 7,39 6,67 7,23 Model Pembelajaran Langsung 7,97 6,69 6,22 6,96 Rataan Marginal 7,80 7,04 6,45 commit to user 41 Hasil perhitungan uji pasca anava antar kolom disajikan dalam Tabel 4.10. Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Kolom Komparasi F obs 2F 0.05; 2,58 Keputusan Uji µ .1 vs µ .2 5,65 6,32 H tidak ditolak µ .1 vs µ .3 10,77 6,32 H ditolak µ .2 vs µ .3 3,41 6,32 H tidak ditolak Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 40 Berdasarkan rangkuman hasil yang diperoleh dari Tabel 4.10 tersebut dapat disimpulkan bahwa: a F 1-2 = 5,65 6,32= 2F 0.05; 2,58 maka H tidak ditolak. Hal ini berarti siswa yang memiliki kreatifitas belajar matematika tinggi memiliki prestasi belajar matematika yang sama dengan siswa yang memiliki kreatifitas belajar matematika sedang pada materi operasi hitung bentuk aljabar. b F 1-3 = 10,77 6,32 = 2F 0.05; 2,58 maka H ditolak. Hal ini berarti prestasi belajar matematika pada materi operasi hitung bentuk aljabar pada siswa yang memiliki kreatifitas belajar matematika tinggi tidak sama dengan siswa yang memiliki kreatifitas belajar matematika rendah. Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh rataan marginal untuk kreatifitas belajar matematika tinggi adalah 7.80 dan kreatifitas belajar matematika rendah adalah 6.45. Dilihat dari rataan marginalnya dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kreatifitas belajar matematika tinggi memiliki prestasi belajar matematika lebih baik daripada siswa yang memiliki kreatifitas belajar matematika rendah pada materi operasi hitung bentuk aljabar. c F 2-3 = 3,41 6,32 = 2F 0.05; 2,58 maka H tidak ditolak . Hal ini berarti siswa yang memiliki kreatifitas belajar matematika sedang memiliki prestasi belajar matematika yang sama dengan siswa yang memiliki kreatifitas belajar matematika rendah pada materi operasi hitung bentuk aljabar. commit to user 42

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

Eksperimentasi Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dengan Pendekatan Saintifik pada Materi Fungsi Ditinjau dari Interaksi Sosial Siswa

0 3 7

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PESERTA

0 6 154

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

0 2 16

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Peningkatan Kreativitas Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada Siswa K

0 1 17

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMP DI KABUPATEN SRAGEN

3 5 101

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI JIGSAW DAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Jigsaw Dan Tai (Team Assisted Individualization) Ditinjau Dari Kemampuan Prasyarat Siswa SMP Ne

0 0 15

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI JIGSAW DAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Jigsaw Dan Tai (Team Assisted Individualization) Ditinjau Dari Kemampuan Prasyarat Siswa SMP Ne

0 1 16

BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) - PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI EFIKASI DIRI SISWA KELAS VII SMP NEG

0 0 19