commit to user 14
c. Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Lambas, dkk 2004:11, model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran
yang menempatkan siswa belajar dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa
dengan tingkat kemampuan atau jenis kelamin atau latar belakang yang berbeda. Menurut Slavin 2008:4, dalam model pembelajaran kooperatif, siswa diharapkan
dapat saling membantu, saling mendiskusikan, saling berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan
dalam pemahaman masing-masing. Oleh karena itu sebagaian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa yakni mempelajari materi pelajaran dan
berdiskusi untuk memecahkan masalah tugas. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat
secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Angell, Guttesrud,
Henriksen, dan Isnes 2004 dalam jurnal internasional yang berjudul
Student Generated Recommendations for Enhancing Succes in Secondary Science and
Mathematics
, menyatakan bahwa: “According to student, the method of the teacher presenting new
material at the blackboard is used frequently in the sciences. Students indicate that they would prefer less “chalk and talk” and more class
discussion as a means of making difficult subject matter more understandable”.
Yang maksudnya, dari sudut pandang siswa, metode yang sering digunakan guru dalam mempresentasikan materi baru yaitu dengan menuliskan materi tersebut di
papan tulis. Namun dalam pembelajaran siswa lebih memilih sedikit “chalk and talk” dan lebih banyak diskusi dalam kelas agar materi yang sulit lebih mudah
dipahami. Oleh karena itu, dengan model pembelajaran kooperatif yang mencakup kegiatan diskusi kelas, siswa dapat bekerja sama baik dalam mempelajari suatu
materi maupun dalam memecahkan masalah sehingga materi yang dianggap sulit dapat mudah dipahami.
commit to user 15
Model pembelajaran koopertif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya
dengan pembagian kelompok yang dilakukan secara asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan
pendidik mengelola kelas dengan efektif. Roger dan David Johnson dalam Lie 2008:31 mengatakan bahwa tidak
semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam pembelajaran kooperatif harus diterapkan,
antara lain: 1
Saling ketergantungan positif 2
Tanggung jawab perseorangan 3
Tatap muka 4
Komunikasi antar anggota 5
Evaluasi proses kelompok Dari unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif tersebut diharapkan
para siswa memiliki persepsi bahwa mereka harus bersama-sama, memiliki tanggung jawab dalam mempelajari materi yang dihadapi, berpandangan bahwa
mereka semuanya memiliki tujuan yang sama, membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya dalam kelompok serta mempertanggungjawabkan
secara individu materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat enam langkah utama, dimulai
dengan langkah guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar hingga diakhiri dengan langkah memberi penghargaan terhadap
usaha-usaha kelompok maupun individu, yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.2 Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif
Fase ke- Indikator
Aktivitas Guru 1
Menyampaikan tujuan
dan memotivasi siswa Menyampaikan semua tujuan pelajaran
yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
2 Menyajikan informasi
Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat
bahan bacaan
3 Mengorganisasikan siswa
ke dalam
kelompok- Menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan
commit to user 16
kelompok belajar membantu
setiap kelompok
agar melakukan transisi secara efisien
4 Membimbing
kelompok bekerja dan belajar
Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
mereka
5 Evaluasi
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasekan
hasil kerjanya
6 Memberikan penghargaan Mencari cara-cara untuk menghargai baik
upaya hasil belajar individu maupun kelompok
Lambas, dkk, 2004:12. Keuntungan menggunakan pembelajaran kooperatif adalah sebagai
berikut: 1
Membiasakan supaya terampil dalam berpikir kritis 2
Meningkatkan hasil kelas 3
Model menyesuaikan siswa dalam teknik problem solving 4
Menampilkan pembelajaran sesuai selera personal 5
Memotivasi siswa dalam kurikulum tertentu 6
Membangun sistem pendukung sosial dalam diri siswa 7
Membangun variasi pemahaman diantara siswa dan guru 8
Menetapkan lingkungan yang baik dalam memberi contoh dan 9
Menerapkan kerja sama 10
Membangun komunitas belajar 11
Membangun kepercayaan diri siswa 12
Menambah ketertarikan 13
Mengembangkan sikap positif dalam diri seorang guru 14
Dapat menggunakan berbagai teknik penilaian http:digilib.unnes.ac.idgsdlcollectskripsiindexassocHASH01c7.dirdoc.pdf
Slavin 2008 membedakan model pembelajaran kooperatif dalam beberapa tipe yaitu :
Student Teams Achievement Division
STAD,
Teams Games Tournament
TGT,
Teams Assisted Individualization
TAI,
Cooperative Integrated Reading And Composition
CIRC, Jigsaw, dan lain-lain.
d. Model Pembelajaran