2. Kepemimpinan Transaksional
a. Definisi
Kepemimpinan transaksional mendasarkan hubungan pada sentralitas transaksi atau kesepakatan antara pemimpin dengan pekerja
Bycio, Hackett, Allen, 1995. Gaya ini berfokus pada hubungan antara kinerja dan manfaat, dan berpendapat bahwa orang-orang
termotivasi oleh kepentingan diri sendiri. Seorang pemimpin transaksional yang baik menciptakan hubungan seorang pemimpin
dengan bawahannya bersifat koordinasi. Pemimpin transaksional pada hakikatnya menekankan bahwa
seorang pemimpin perlu menentukan apa yang perlu dilakukan para bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi. Disamping itu, pemimpin
transaksional cenderung memfokuskan diri pada penyelesaian tugas- tugas organisasi. Untuk memotivasi agar bawahan melakukan
tanggungjawab mereka,
para pemimpin
transaksional sangat
mengandalkan pada sistem pemberian penghargaan dan hukuman kepada bawahannya Flin dan Yule, 2004.
Kepemimpinan transaksional bisa dijalankan secara aktif maupun pasif Krause, 2005; Krause dan Hidley, 2009. Dalam bentuk aktif,
pemimpin mengambil inisiatif untuk mengkomunikasikan harapan- harapannya, kemudian memantaunya dan secara bersamaan berusaha
untuk memperkuat
kinerja. Literatur
menyebutnya sebagai
kepemimpinan transaksional yang konstruktif. Dalam versi pasif, seorang
pemimpin transaksional cenderung untuk menunggu sampai suatu ketidakberesan terjadi dan kemudian merespon dengan konsekuensi yang
sesuai. Gaya kepemimpinan versi pasif ini disebut sebagai kepemimpinan transaksional korektif atau manajemen dengan pengecualian.
Kepemimpinan transaksional disebut juga sebagai kepemimpinan berorientasi tugas yang pada dasarnya merupakan gaya kepemimpinan
konservatif yang dilaksanakan untuk melestarikan kondisi budaya dan praktek organisasi yang selama ini ada dalam sebuah organisasi. Hal ini
bertujuan untuk tetap mendapatkan sesuatu yang dilakukan dalam konteks saat ini dan berorientasi untuk lebih baik bekerja di lingkungan
yang stabil.
b. Unsur Kepemimpinan Transaksional
Karakteristik kepemimpinan transaksional adalah contingent reward dan management by-exception Howell dan Avolio, 1993.
Berikut penjelasan kedua karakteristik tersebut. 1
Contingent Reward Pada contingent reward dapat berupa penghargaan dari
pimpinan karena tugas telah dilaksanakan, berupa bonus atau bertambahnya penghasilan atau fasilitas. Hal ini dimaksudkan untuk
memberi penghargaan maupun pujian untuk bawahan terhadap upaya-upayanya. Selain itu, pemimpin betransaksi dengan bawahan,
dengan memfokuskan pada aspek kesalahan yang dilakukan
bawahan, menunda keputusan atau menghindari hal-hal yang kemungkinan mempengaruhi terjadinya kesalahan.
2 Management By-exception
Management by-exception menekankan fungsi managemen sebagai kontrol. Pimpinan hanya melihat dan mengevaluasi apakah
terjadi kesalahan untuk diadakan koreksi, pimpinan memberikan intervensi pada bawahan apabila standar tidak dipenuhi oleh
bawahan. Praktik
management by-exception,
pimpinan mendelegasikan
tanggungjawab kepada
bawahan dan
menindaklanjuti dengan memberikan apakah bawahan dapat berupa pujian untuk membesarkan hati bawahan dan juga dengan hadiah
apabila laporan yang dibuat bawahan memenuhi standar.
c. Pengaruh Kepemimpinan Transaksional
Penelitian yang dilakukan oleh Sønderstrup-Andersen 2011 menunjukan bahwa gaya kepemimpinan transaksional secara bersama-
sama dengan gaya kepemimpinan tranformasional memiliki hubungan positif yang signifikan dalam proses pemberdayaan manajemen
keselamatan. Sedangkan prioritas keselamatan pekerja hanya bermakna dengan gaya kepemimpinan transformasional. Hasil penelitian Zohar
2002 menunjukan bahwa gaya kepemimpinan tranformasional dan traksaksional dapat bersifat komplementer dalam mempengaruhi perilaku
keselamatan pekerja.
Penelitian Zohar 2001 yang menggunakan pendekatan gaya kepemimpinan transaksional untuk melakukan pengembangan dan
impelementasi training keselamatan pada supervisor. Secara bermakna, setiap intervensi yang dilakukan oleh Zohar 2001 tersebut
meningkatkan persepsi supervisor tentang iklim keselamatan safety climate, meningkatkan pemakaian earplug, dan terjadi penurunan
kejadian kecelakaan. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Zohar 2002 yang menunjukan bahwa gaya kepemimpinan tranformasional dan
traksaksional dapat bersifat komplementer dalam mempengaruhi perilaku
keselamatan pekerja.
3. Gaya Kepemimpinan Shell Global Solution SGS