Pertemuan ke-3 Sabtu, 13 April 2013

Pembelajaran diawali dengan mengingat kembali pelajaran sebelumnya mengenai luas permukaan kubus dan balok. Kegiatan pembelajaran selanjutnya peneliti memberikan lembar topik untuk dipahami dan dikerjakan secara kelompok dalam menghitung volume kubus dan balok serta masalah yang berkaitan. Kegiatan awal ini peneliti memberikan kesempatan untuk siswa memahami topik yang diberikan. Kemudian peneliti berkeliling kelas untuk memastikan bahwa siswa mendiskusikan topik yang diberikan. Ternyata hampir seluruh siswa mampu mengerjakannya. Kemudian siswa diminta mendiskusikan dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan terkait materi pembelajaran yang tersedia dalam lembar masalah secara berkelompok. Hasil diskusi siswa dituangkan di dalam lembar kerja, yang nantinya setiap kelompok harus mempersentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kemudian masing-masing kelompok menuliskan jawaban yang mereka dapatkan di lembar kerja yang telah disediakan dan mempresentasikan di depan kelas. Semua kelompok terlihat antusias saat berdiskusi. Menurut pengamatan peneliti bahwa sebagian besar siswa terlibat dalam aktivitas pembelajaran. Kemudian dari hasil persentasi tersebut siswa dibantu guru untuk menyimpulkan jawaban yang tepat. Gambar 4.4 Kegiatan siswa saat presentasi di depan kelas Terdapat 5 kelompok yaang sangat antusias ketika berdiskusi. Mereka yakin dengan jawaban mereka yang mereka presentasikan. Saat berdiskusi bukan hanya siswa berkemampuan tinggi saja yang aktif, tetapi siswa berkemampuan rendah dan sedang juga terlihat antusias saat berdiskusi. Setelah proses diskusi kelas selesai, peneliti merumuskan jawaban yang benar mengenai menghitung volume kubus dan balok serta masalah yang berkaitan. Kemudian peneliti memberikan satu soal kuis untuk mengecek pemahaman siswa secara individu yang kemudian ditutup dengan memberikan pekerjaan rumah PR oleh peneliti. Pada saat mengerjakan kuis terlihat siswa antusias mengerjakan soal yang diberikan, hal ini terlihat dari tidak ada siswa yang berdiskusi atau bertanya kepada temannya.

5. Pertemuan ke-5 Sabtu, 20 April 2013

Pada pertemuan kelima ini akan dilakukan tes siklus I yaitu tes kemampuan menyelesaikan soal cerita matematik siswa bahasan kubus dan balok yang terdiri dari 6 soal uraian. Tes berlangsung selama 2 jam pelajaran. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menerjemahkan kalimat dalam soal cerita menjadi bentuk lain, menentukan konsep-konsep yang tepat dalam menyelesaikan soal cerita dan menggunakan konsep yang telah diketahui dan merapkannya dalam perhitungan matematis untuk menyelesaikan soal. Pada saat memasuki kelas, siswa sudah terlihat siap untuk mengikuti tes yang akan diberikan. Pelaksanaan tes siklus I ini berjalan lancar. meskipun masih banyak siswa yang sering menanyakan untuk memastikan jawaban mereka tetapi peneliti selalu mencoba membimbing siswa untuk mandiri dalam menemukan hasil jawaban yang benar. Setelah pelaksanaan tes siklus I, kemudian peneliti meminta waktu kepada siswa untuk mengisikan angket atau melakukan wawancara dengan siswa untuk mengungkap pendapat mereka tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC. Serta mengumpulkan dan mendiskusikan hasil lembar observasi yang telah diisi oleh observer guru kelas yang berisi catatan proses pembelajaran. Gambar 4.5 Kondisi siswa saat mengerjakan tes akhir siklus I

c. Tahap Observasi dan Analisis

Tahap ini dimulai pada saat bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selaku pelaksana tindakan dan guru bidang studi matematika selaku observer untuk mengamati respon serta aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas. Pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dilakukan dengan penilaian langsung melihat dari kegiatan siswa selama mengisi LKS dan saat berdiskusi dengan mengacu pada lembar observasi belajar siswa. Hasil pengamatan pada lembar observasi dapat dilihat pada Tabel 4.3. Dari data Tabel 4.3 tersebut diketahui bahwa persentase aktivitas belajar matematika siswa siklus I sebesar 61,89. Terlihat aktivitas siswa mengerjakan lembar masalah atau LKS di kelas memperoleh rata-rata paling tinggi diantara aktivitas yang lain. Aktivitas siswa masih rendah dalam aktivitas memberikan tanggapan atas jawaban kelompok lain. Keterlibatan siswa dalam hal pengerjaan lembar permasalahan atau LKS di kelas memperoleh rata-rata lebih tinggi dibanding aktivitas lain, hal ini dikarenakan menurut mereka mengerjakan lembar masalah atau LKS membuat mereka nantinya terbantu belajar ketika ulangan karena ditulis dengan tangan mereka sendiri dan mengerjakannya dengan berdiskusi kepada teman kelompok, sedangkan untuk memberikan kesimpulan mereka merasa masih

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (cooperative integrated reading and composition) terhadap kemampuan menyesaikan soal cerita matematika (studi eksperimen di SMPN 238 Jakarta)

0 5 88

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

0 1 53

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DALAM MENYELESAIKAN Analisis Kesalahan Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama dalam Menyelesaikan Soal Cerita (Penelitian di SMP Negeri 2 Sawit).

0 1 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) BERMEDIAKAN KARTU SOAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA POKOK BAHASAN PECAHAN (PTK Kel

0 0 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA FIKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIF Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Cerita Fiksi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Circ ( Cooperative Integrad

0 1 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA FIKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Cerita Fiksi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Circ ( Cooperative Integrad Reading And Composition ) Siswa Kelas

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

2 6 52

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERINGKAS ISI BUKU CERITA.

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PADA SISWA SD | Kamsiyati | Paedagogia 6361 13532 1 SM

0 0 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA DENGAN MODEL POLYA DI KELAS III SEKOLAH DASAR

0 0 7