Penelitian Pendahuluan Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan

dengan alokasi waktu masing-masing tindakan dan tes adalah 2 x 35 menit 2 jam pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan tindakan siklus I adalah model pembelajaran CIRC. Dalam pembelajaran peneliti tidak memberikan rumus kepada siswa, namun memberikan pengantar melalui permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya peneliti membagikan topiklembar permasalahan kepada siswa untuk didiskusikan serta dikerjakan secara berkelompok. Sebelumnya peneliti sudah membentuk kelompok belajar siswa yang terdiri dari 3-4 orang. Peran peneliti selama siswa mendiskusikan materi yang dipelajari adalah sebagai fasilitator. Selama pembelajaran di siklus I, kelompok yang telah terbentuk tidak mengalami perubahan. Berikut ini adalah deskripsi data hasil intervensi tindakan siklus I pada setiap pertemuan:

1. Pertemuan ke-1 Sabtu, 6 April 2013

Materi pembelajaran yang disampaikan pada pertemuan ke-1 adalah mengenal bangun ruang sisi datar. Terdapat 28 siswa yang mengikuti pembelajaran yang tersebar dalam 7 kelompok yang beranggotakan 4 orang. Pertemuan pertama berlangsung selama 2 x 35 menit 2 jam pelajaran. Peneliti membuka kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan memeriksa absensikehadiran siswa. Guru mata pelajaran matematika hadir sebagai observer untuk mengamati aktivitas siswa satu persatu di dalam tiap kelompok dan melakukan penilaian pada peneliti ketika proses pembelajaran berlangsung kemudian dicatat pada lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan pembelajaran selanjutnya peneliti memberikan informasi kepada siswa mengenai manfaat mengenal Bangun Ruang Sisi Datar. Kemudian peneliti bercerita mengenai keberadaan Bangun Ruang Sisi Datar yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian peneliti memberikan LKS yang berisi topik dan lembar masalah untuk dikerjakan secara berkelompok. Kemudian siswa diminta mendiskusikan dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan terkait materi pembelajaran yang tersedia dalam lembar masalah secara berkelompok. Dalam LKS siswa dituntut untuk mengembangkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematik siswa. Hasil diskusi siswa dituangkan di dalam lembar kerja kelompok mereka, yang nantinya setiap kelompok harus mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kemudian dari hasil persentasi tersebut siswa dibantu guru untuk menyimpulkan jawaban yang tepat. Berdasarkan pengamatan, masih banyak siswa yang merasa kesulitan dalam menjawab LKS. Adapun sebagian siswa terlihat bingung memahami soal cerita yang diberikan sehingga siswa cenderung lebih sering bertanya atau menyalin jawaban kepada teman sekelompoknya dan sesekali pula bertanya kepada guru. Gambar 4.1 Siswa masih terlihat menyalin jawaban siswa lain Kemudian setelah siswa berdiskusi secara kelompok untuk membahas jawaban LKS tersebut siswa terlihat lebih mengerti. Hanya 3 kelompok yang terlihat aktif berdiskusi, mereka mampu menyelesaikan soal dengan baik secara bersama-sama dan aktif saat berdiskusi dengan kelompok lain. Kelompok lainnya cenderung pasif karena beberapa siswa hanya diam dan malu saat presentasi hasil jawaban mereka. Setelah proses diskusi kelas selesai, peneliti merumuskan jawaban yang benar dan menjelaskan dengan kata-kata dan mengaitkan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan bangun ruang sisi datar. Kemudian peneliti memberikan satu soal kuis untuk mengecek pemahaman siswa secara individu yang kemudian ditutup dengan memberikan pekerjaan rumah PR oleh peneliti. Dari hasil kuis tersebut terlihat bahwa siswa sebagian besar masih bingung untuk menyelesaikan soal cerita yang berkenaan dengan unsur kubus dan balok.

2. Pertemuan ke-2 Kamis, 11 April 2013

Pada pertemuan ke-2 materi yang dipelajari adalah mengenai membuat jaring-jaring kubus dan balok. Siswa diharapkan dapat membuat dan mengenal jaring-jaring kubus dan balok serta menghitung panjang rusuk kerangka kubus dan balok. Jumlah siswa yang hadir mengikuti pembelajaran sebanyak 28 orang. Pembelajaran diawali dengan mengingat kembali pelajaran sebelumnya dan menceritakan kepada siswa mengenai sifat bangun kubus dan balok. Kemudian peneliti bertanya kepada siswa mengenai contoh penggunaan bangun kubus dan balok yang terdapat pada kehidupan sehari-hari, salah satu siswa menjawab Siswa: contohnya pak, sebuah kardus bentuk kubus atau balok, kita dapat membungkus barang dengan mengetahui ukuran panjang dan lebar barang tersebut. Peneliti membenarkan pernyataan siswa tersebut dan menyarankan kepada siswa lain untuk membaca buku terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai. Kegiatan pembelajaran selanjutnya peneliti memberikan lembar kerja siswa LKS untuk dikerjakan secara berkelompok. Kegiatan awal ini peneliti memberikan kesempatan untuk siswa memahami soal yang diberikan dan mendiskusikannya di dalam kelompok. Kemudian peneliti berkeliling kelas untuk memastikan bahwa siswa mengerjakan lembar masalah yang diberikan. Setelah perintah dalam topik 2 telah dikerjakan oleh semua siswa, peneliti bertanya kepada siswa untuk mengetahui berapa jumlah siswa yang tidak dapat membuat jaring-jaring kubus dan balok dari topik tersebut dan menghitung panjang kerangka kubus dan balok pada lembar masalah yang diberikan. Terdapat setengah dari jumlah siswa yang tidak dapat mengerjakannya. Pada saat mengerjakan lembar masalah siswa terlihat masih bertanya atau berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Berikut adalah perbandingan jawaban siswa soal nomor 1.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (cooperative integrated reading and composition) terhadap kemampuan menyesaikan soal cerita matematika (studi eksperimen di SMPN 238 Jakarta)

0 5 88

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

0 1 53

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DALAM MENYELESAIKAN Analisis Kesalahan Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama dalam Menyelesaikan Soal Cerita (Penelitian di SMP Negeri 2 Sawit).

0 1 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) BERMEDIAKAN KARTU SOAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA POKOK BAHASAN PECAHAN (PTK Kel

0 0 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA FIKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIF Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Cerita Fiksi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Circ ( Cooperative Integrad

0 1 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA FIKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Cerita Fiksi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Circ ( Cooperative Integrad Reading And Composition ) Siswa Kelas

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

2 6 52

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERINGKAS ISI BUKU CERITA.

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PADA SISWA SD | Kamsiyati | Paedagogia 6361 13532 1 SM

0 0 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA DENGAN MODEL POLYA DI KELAS III SEKOLAH DASAR

0 0 7