Pengertian Dana Bergulir Pengelolaan Dana Bergulir

11

2.1.4 Pengelolaan Dana Bergulir

Pelaksanaan pengelolaan dana bergulir adalah kerjasama antara BLUD PEMK dengan Koperasi KJK PEMK, dan Bank. Kerjasama dilaksanakan untuk kegiatan penyaluran, penagihan dan pengembalian. Berikut beberapa hal terkait dengan pengelolaan dana bergulir yang dituangkan dalam Buku Saku Pemantapan Pelaksanaan Penyaluran Dana Bergulir Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Prov. DKI Jakarta, 2009: 15-21 Pengelolaan dana bergulir pola baru sebagai upaya pemberdayaan ekomomi masyarakat memiliki syarat sebagai berikut: • Lembaga keuangan mikro berbadan hukum koperasi. • Berbasis komunitas Kelurahan dengan pendekatan kelompok. • Dikuatkan dengan pendampingan kelembagaan dan bimbingan usaha mikro. • Pola bagi hasil. • Berorientasi pada peningkatan nilai tambah dan pengembangan usaha. Adapun persyaratan koperasi yang dimaksud ialah sebagai berikut: • Berbadan hukum Koperasi. • Hanya mempunyai usaha simpan pinjam. • Berkedudukan dan melakukan usaha disatu wilayah Kelurahan. • Mengembangkan visi dan misi pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat Kelurahan. 12 • Anggota Koperasi terdiri dari anggota masyarakat Kelurahan setempat yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk KTP dan tempat tinggal dan tidak mempunyai kemampuan kredit dari Bank. • Mempunyai pengelola lembaga Koperasi tersendiri yang berasal dari warga masyarakat Kelurahan setempat minimal berpendidikan Sekoah Lanjutan Tingkat Atas dan tidak pernah melakukan perbuatan tercela dalam pengelola dana Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan PPMK. • Mempunyai pembukuan yang tertib sesuai dengan standar akuntansi yang dapat dimonitor setiap saat oleh unit pelaksana teknis, dan menyampaikan laporan keuangan secara periodik bulanan, triwulan, semesteran, dan tahuanan atau setiap saat sesuai kebutuhan. • Mengajukan permohonan kerjasama Pengelolaan Dana Bergulir kepada Unit Pelaksana Teknis UPT secara tertulis. • Tunduk dan mematuhi seluruh peraturan Pengelolaan Dana Bergulir yang ditetapkan oleh Gubernur, Kepala Dinas atau Kepala Unit Pelaksana Teknis. Dana bergulir yang dikelola dan disalurkan berdasar alokasi anggaran sebagai berikut: 1. Sumber adalah anggaran pendapatan dan belanja daerah. 2. Dianggarkan oleh unit pengelola dana bergulir. 3. Anggaran secara fisik ditempatkan dan disimpan di Bank atas nama UPT. 13 4. Anggaran diterima, didata, dibukukan, dilaporkan, dan dipertanggungjawabkan oleh UPT. Pelaksanaan penyaluran dana bergulir kepada pemanfaat, ditetapkan dan diatur sebagai berikut: 1. Penyaluran kepada pemanfaat dilaksanakan oleh Unit Pelaksanaan Teknis melalui LKM Koperasi. 2. Dalam rangka penyaluran dan pengembalian dana bergulir ked an dari pemanfaat, LKM Koperasi harus memiliki rekening di Bank penyaluran kepada pemanfaat oleh Unit Pelaksana Teknis melalui LKM Koperasi dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur. Proses pengembalian dana bergulir dari pemanfaat telah ditetapkan dan diatur sebagai berikut: 1. Pemanfaat wajib mengembalikan dana bergulir yang dimanfaatkan kepada Unit Pelaksanaan Teknis melalui LKM Koperasi. 2. Dana yang wajib dikembalikan oleh pemanfaat terdiri dari: a. Pokok pinjaman b. Jasa pemanfaat danatau c. Denda keterlambatan pengembalian 3. Batas waktu pengembalian dana bergulir dari pemanfaat ditentukan dalam perjanjian pemanfaatan dana bergulir oleh LKM Koperasi dan calon pemanfaat. 14 Pemanfaat yang mendapatkan keuntungan dari adanya penyaluran dana bergulir diwajibkan membalas jasa pemanfaatan yang ditetapkan dan diatur sebagai berikut: 1. Jasa pemanfaatan dana bergulir berdasarkan sistem bagi hasil hasil pemanfaatan. 2. Hasil pemanfaatan bersumber dari keuntungan dalam menyalurkan yang dihitung setiap bulan. 3. LKM Koperasi wajib membuat laporan keuangan bulanan dan menyampaikannya kepada Unit Pengelola Dana Bergulir paling lama 10 hari setelah tanggal akhir bulan laporan.

2.1.5 Kredit

Dalam bahasa latin kredit disebut “credere” yang artinya percaya. Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya Kasmir, 2002: 101. Definisi kredit menurut Raymond P. Kent dalam Suyatno 1995: 12 adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-barang sekarang. Kasmir 2002: 102 menjelaskan pengertian kredit berdasarkan Undang- Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan 15 yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan menurut Kasmir 2002: 102 pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tersebut dengan imbalan atau bagi hasil. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank berdasarkan konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank dan lembaga keuangan lain berdasarkan prinsip syariah adalah terletak pada keuntungan yang diharapkan. Bank berdasarkan konvensional keuntungan yang diperoleh melalui bunga, sedangkan bagi bank dan lembaga keuangan lain yang berdasar prinsip syariah berupa imbalan atau bagi hasil Kasmir, 2002: 103.

2.1.5.1 Unsur-unsur Kredit

Dokumen yang terkait

Peranan Dinas Penanaman Modal, Koperasi, dan Pengusaha Kecil Menengah dalam Mengelola Dana Pinjaman Bergulir di Kabupaten Deli Serdang.

9 167 209

Pengaruh Tingkat Kepuasan Mitra Kerja LPBD-KUMKM

0 3 134

ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA BERGULIR PNPM MANDIRI PERKOTAAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) DI BANDAR LAMPUNG

1 14 57

ANALISA PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PENGUSAHA Analisa Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Pengusaha Mikro Di Surakarta (Pada Koperasi Simpan Pinjam Lumbung Artha).

0 4 13

ANALISA PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PENGUSAHA Analisa Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Pengusaha Mikro Di Surakarta (Pada Koperasi Simpan Pinjam Lumbung Artha).

0 2 12

PINJAMAN KREDIT BERDASARKAN JAMINAN DAN TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA PADA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) PINJAMAN KREDIT BERDASARKAN JAMINAN DAN TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA PADA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) BAYU MANDIRI DI JEPARA TAHUN 2011.

0 0 15

PENGARUH PERTAMBAHAN DANA, ALOKASI DANA, JUMLAH ANGGOTA SERTA PENDAPATAN KOPERASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SIMPAN PINJAM KPRI “SUMBER REJEKI” DUDUKSAMPEYAN KABUPATEN GRESIK.

4 9 117

EVALUASI PROGRAM KREDIT DANA BERGULIR TAHUN 2013 PADA DINAS KOPERASI DAN UMKM KOTA SURAKARTA.

0 0 13

ANALISIS KELAYAKAN KEUANGAN PADA KOPERASI JASA KEUANGAN (KJK) PEMK RAMBUTAN JAKARTA TIMUR

0 0 9

PENGARUH PERTAMBAHAN DANA, ALOKASI DANA, JUMLAH ANGGOTA SERTA PENDAPATAN KOPERASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SIMPAN PINJAM KPRI “SUMBER REJEKI” DUDUKSAMPEYAN KABUPATEN GRESIK

0 0 22