Pengaruh kredit dana bergulir terhadap tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan anggota koperasi KJK PEMK Kebayoran Lama Utara

(1)

PENGARUH KREDIT DANA BERGULIR

TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN

PENGUSAHA MAKANAN OLAHAN ANGGOTA KOPERASI

KJK PEMK KEBAYORAN LAMA UTARA

Regina Sari

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/1432 H


(2)

PENGARUH KREDIT DANA BERGULIR

TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN

PENGUSAHA MAKANAN OLAHAN ANGGOTA KOPERASI

KJK PEMK KEBAYORAN LAMA UTARA

Regina Sari

106092002996

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/1432 H


(3)

(4)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Oktober 2011

Regina Sari 106092002996


(5)

CURRICULUM VITAE

Nama Lengkap : Regina Sari

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 19 September 1989

E-mail : reg.gina@yahoo.com

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

2000-2003 : SLTP Negeri 161 Jakarta

2003-2006 : SMA Negeri 29 Jakarta

2006-2011 : Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Agribisnis

Konsentrasi Ekonomi Pertanian dan Sumber Daya IPK 3,58/4,00

PENGALAMAN ORGANISASI

1. Sekretaris Dirjen Humas Badan Pelaksana Pusat (BPP) Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) periode 2009-2011.

2. Ketua Bidang Kemahasiswaan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis periode 2008-2009.

3. Staf Bidang Kaderisasi Badan Pelaksana Pusat (BPP) Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) periode 2006-2008.

4. Staf Bidang Kemahasiswaan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis periode 2007-2008.

PENGALAMAN PEKERJAAN

1. Staf administrasi dan keuangan Lembaga Pemberdayaan Pemulung (LPP) wilayah Tangerang Selatan pada “Pemulung” Empowerment Program oleh

Danone Aqua, 2010.

2. Tim surveyor Basseline Survey pada “Pemulung” Empowerment Program oleh

Danone Aqua, 2010.

3. Praktek Kerja Lapang pada Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara, 2010.

4. Anggota Tim Surveyor Riset Pengunjung Plaza Semanggi, 2008.

5. Praktek Kerja Lapang (Magang) pada Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN) Pertanian, Depatemen Pertanian Indonesia, 2007.


(6)

RINGKASAN

REGINA SARI, Pengaruh Kredit Dana Bergulir Terhadap Tingkat Pendapatan Pengusaha Makanan Olahan Anggota Koperasi KJK PEMK Kebayoran Lama Utara. (Di bawah bimbingan Dr. YON GIRIE MULYONO, M.Si dan MASRUL HUDA, SE, M.Si).

Industri kuliner dan makanan olahan dinilai memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan potensi dari menyimpan hasil pasca panen terkait dengan kebutuhan masyarakat akan bahan makanan setiap hari, sedangkan sebagian besar panen musiman. Usaha kuliner dan makanan olahan oleh pengusaha kecil perlu dikembangkan, salah satunya dengan mendukung faktor permodalan. Menambah modal bagi pengusaha kecil bukan hal yang mudah, bagi mereka meminjam uang di Bank selain harus menanggung bunga pinjaman juga harus melalui prosedur yang tidak mudah. Adanya kucuran kredit dana bergulir oleh Pemerintah DKI Jakarta melalui Koperasi Jasa Keuangan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (KJK-PEMK) menjadi salah satu solusi dari permasalahan permodalan untuk pengusaha kecil. Kredit yang dikucurkan harus bermanfaat bagi pengusaha makanan olahan untuk meningkatkan produksi dan mengembangkan usaha, sehingga pendapatan pengusaha dapat meningkat yang selanjutnya dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan bagi pengusaha kecil.

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengetahui adakah hubungan pemberian kredit KJK-PEMK Kebayoran Lama Utara dengan tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan. 2) Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemberian kredit KJK-PEMK Kebayoran Lama Utara terhadap tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan. 3) Menganalisis seberapa besar pengaruh pemberian kredit KJK-PEMK Kebayoran Lama Utara terhadap tignkat pendapatan pengusaha makanan olahan.

Penelitian dilakukan di Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara yang berlokasi di Jalan Ciputat Raya No. 1A Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa KJK

PEMK Kebayoran Lama Utara merupakan koperasi pengelola dana bergulir yang telah berjalan sejak tahun 2008 dan berkembang sesuai dengan peraturan dan kebijakan Pemerintah DKI Jakarta. Waktu penelitian berlangsung pada bulan April hingga Mei 2011.

Data yang digunakan adalah data primer yang terdiri dari jumlah kredit dan tingkat pendapatan yang diperoleh dari responden yang merupakan anggota koperasi. Responden adalah seluruh pengusaha makanan olahan anggota KJK PEMK Kebayoran Lama Utara periode Januari hingga Desember 2010. Data yang diperoleh diolah secara kuantitatif dengan menggunakan bantuan program komputer, yakni Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17.0.

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan SPSS diperoleh nilai koefisien korelasi r=0,474. Hal ini menunjukan adanya hubungan dengan tingkat


(7)

kekuatan hubungan yang sedang dan positif antara pemberian kredit koperasi dengan tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan. Selanjutnya didapat persamaan regresi Y= 1,538 + 0,485X, dimana nilai 0,485 merupakan koefisien regresi (β) yang menunjukan bahwa setiap adanya penambahan sebesar 1 Rupiah kredit, maka akan menambah pendapatan sebesar 0,485 Rupiah. Hasil uji t menunjukan bahwa koefisien kredit signifikan secara statistik pada tingkat kepercayaan 99%. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata antara jumlah kredit dengan tingkat pendapatan.

Berdasarkan perhitungan SPSS, diperoleh nilai R2 (square) sebesar 0,225

yang artinya sebesar 22,5% variasi perubahan tingkat pendapatan yang terjadi dapat dijelaskan oleh variasi perubahan jumlah kredit. Sedangkan sisanya 77,5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang belum dimasukan dalam model penelitian ini.


(8)

KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT atas seluruh rahmat dan karunia yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat beserta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang telah menyampaikan ajaran islam sebagai penyejuk hati dan penyelamat umat manusia dari belenggu kebodohan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan moril dan materil yang diberikan oleh pihak-pihak yang telah mendukung terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih diberikan kepada:

1. Mamah dan Bapak, orangtuaku tercinta yang selama ini tidak pernah berhenti memberikan kasih sayang, do’a, serta segala upaya dalam memberikan dukungan kepada penulis.

2. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku dekan Fakultas Sains dan Teknologi.

3. Seluruh jajaran Fakultas Sains dan Teknologi yang telah membantu dan melayani hingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak Drs. Acep Muhib, MM, selaku Ketua Program Studi Agribisnis yang telah memberikan informasi yang dibutuhkan sehubungan dengan penulisan skripsi ini.

5. Seluruh jajaran Program Studi Agribisnis atas dukungan dan bantuan yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.


(9)

x 6. Bapak Dr. Yon Girie Mulyono, M.Si dan Bapak Masrul Huda,SE,M.Si

selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, dan solusi yang bermanfaat bagi penulis dalam proses pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi. 7. Bapak Dr. Edmon Daris, MS dan Bapak Achmad Tjachja Nugraha,MP

selaku dosen penguji yang telah bersedia memberikan kritik dan saran yang bermanfaat demi kesempurnaan penulisan skripsi.

8. Seluruh Bapak dan Ibu dosen pengajar pada Program Studi Agribisnis yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat, dan nasehat yang berharga, serta pengalaman kuliah yang tidak terlupakan.

9. Bapak Drs. Chairil Anwar selaku Ketua Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara yang telah memberikan izin penulis melaksanakan penelitian dan penulisan skripsi pada koperasi.

10.Seluruh pengurus, pengelola, dan anggota Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara yang dengan terbuka memberikan informasi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, Oktober 2011 Penulis


(10)

xi

DAFTAR ISI

RINGKASAN………. vii

KATA PENGANTAR……… ix

DAFTAR ISI………... xi

DAFTAR TABEL………... xiv

DAFTAR GAMBAR……….. xv

DAFTAR LAMPIRAN... . xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...………... 1

1.2 Perumusan Masalah...………... 4

1.3 Tujuan Penelitian...………. 4

1.4 Manfaat Penelitian...………... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian...………... 5

1.6 Sistematika Penulisan... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori………... 8

2.1.1 Pengertian Koperasi ……….. 8

2.1.2 Koperasi Kredit Atau Koperasi Simpan Pinjam.……... 9

2.1.3 Pengertian Dana Bergulir……….. 10

2.1.4 Pengelolaan Dana Bergulir ………... 11

2.1.5 Kredit...………... 14

2.1.5.1 Unsur-unsur Kredit... 15

2.1.5.2 Tujuan Kredit...……….... 18

2.1.5.3 Fungsi Kredit...……. 21

2.1.5.4 Jenis-jenis Kredit………... 22

2.1.5.5 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit.………. 26

2.1.6 Prosedur Pemberian Kredit Koperasi.……… 30

2.1.7 Pengertian Pendapatan...………. 33


(11)

xii

2.2 Penelitian Terdahulu...………. 36

2.3 Kerangka Pemikiran...………... 38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian... 40

3.2 Jenis dan Sumber Data...……… 40

3.3 Metode Pengumpulan Data...………. 41

3.4 Operasionalisasi Variabel...………..………. 43

3.5 Metode Penarikan Sampel...…….. 43

3.6 Metode Pengolahan dan Analisis Data…..………. 44

3.6.1 Analisis Deskriptif……….. 44

3.6.2 Analisis Kuantitatif……… 45

3.6.2.1 Analisis Korelasi ………... 45

3.6.2.2 Analisis Regresi ……… 47

3.6.3.3 Uji Signifikansi Regresi ……… 47

3.7 Definisi Operasional………... 48

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI 4.1 Sejarah Umum KJK PEMK Kebayoran Lama Utara... 50

4.2 Profil KJK PEMK Kebayoran Lama Utara...……… 51

4.2.1 Visi dan Misi Organisasi... 52

4.2.2 Dasar Hukum Organisasi... 53

4.2.3 Struktur Organisasi...…….... 54

4.3 Keanggotaan KJK PEMK Kebayoran Lama Utara...………. 59

4.3.1 Proses Penerimaan Anggota... 59

4.3.2 Jenis Usaha Anggota... 60

4.4 Pelayanan Jasa Keuangan KJK PEMK Kebayoran Lama Utara 61 4.5 Penyaluran Kredit Dana Bergulir KJK PEMK….…………. 62

4.5.1 Proses Penyaluran Kredit Dana Bergulir... 63

4.5.2 Prosedur Penyaluran Kredit Dana Bergulir KJK PEMK. 64 4.6 Karakteristik Umum Responden... 67

4.7 Karakteristik Usaha Responden...……… 70


(12)

xiii

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian... 80

5.1.1 Perhitungan Korelasi Faktor Kredit Dengan Tingkat Pendapatan... 84

5.1.2 Perhitungan Regresi Faktor Kredit yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan... 85

5.1.3 Perhitungan Koefisien Determinasi Faktor Kredit Terhadap Tingkat Pendapatan... 87

5.2 Pembahasan... 88

5.2.1 Hubungan Kredit Dengan Tingkat Pendapatan... 88

5.2.2 Pengaruh Kredit Terhadap Tingkat Pendapatan... 89

5.2.3 Besar Pengaruh Kredit Terhadap Tingkat Pendapatan.... 90

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan... 91

6.2 Saran... 91 DAFTAR PUSTAKA


(13)

xiv

DAFTAR TABEL

1. Penelitian Terdahulu………....………. 37

2. Intepretasi Nilai Korelasi (r)………... 46

3. Dasar Hukum KJK PEMK………... 53

4. Presentase Responden Berdasarkan Status Usaha ………... 72

5. Presentase Responden Berdasarkan Lokasi Usaha ……… 72

6. Presentase Responden Berdasarkan Prioritas Usaha ………. 73

7. Presentase Responden Berdasarkan Sumber Modal Usaha.…... 74

8. Presentase Responden Berdasarkan Sumber Informasi Program Kredit……… 76

9. Presentase Responden Berdasarkan Lama Pemanfaatan Kredit…… 76

10. Presentase Jawaban Responden Atas Pengetahuan dan Pemahaman Prosedur Pemanfaatan Kredit……….... 77

11. Presentase Jawaban Responden Atas Kemudahan/ kesulitan Pemenuhan Prosedur Pemanfaatan Kredit………. 78

12. Presentase Jawaban Responden Atas Terbantu/tidak Modal Usaha Dengan Program Kredit……….. 78

13. Koefisien Korelasi……….. 84

14. Koefisien Regresi dan Uji t……… 85


(14)

xv

DAFTAR GAMBAR

1. Alur Kerangka Pemikiran….………... 39

2. Stuktur Organisasi KJK PEMK Kebayoran Lama Utara.…... 54

3. Proses Penyaluran Dana Bergulir……….………... 63

4. Presentase Responden Berdasarkan Usia……….. 68

5. Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………... 69

6. Presentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan..…... 69

7. Presentase Responden Berdasarkan Jenis Usaha……….….. 71

8. Presentase Responden Berdasarkan Lama Menjalankan Usaha…… 74

9. Presentase Responden Berdasarkan Jumlah Kredit.……….. 81

10. Tingkat Pendapatan Responden Sebelum Memanfaatkan Kredit…. 82 11. Tingkat Pendapatan Responden Setelah Memanfaatkan Kredit…... 83


(15)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 96 Tahun 2008

Tentang Pengelolaan Dana Bergulir PEMK... 95

2. Flow Chart Prosedur Pengajuan dan Pengguliran Kredit Dana Bergulir KJK PEMK Kebayoran Lama Utara……….... 100

3. Kuesioner……… 101

4. Daftar Pertanyaan Wawancara………... 103

5. Data Responden………. 104

6. Tabel Jumlah Kredit dan Tingkat Pendapatan... 106

7. Hasil Perhitungan Statistik SPSS vr.17…... 107

8. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian…..………... 110

9. Denah Lokasi KJK PEMK Kebayoran Lama Utara………... 111


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Industri kuliner dan makanan olahan dinilai memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Hal ini karena sampai dengan saat ini belum ada pengusaha yang dapat menyimpan usai masa panen. Hal tersebut dikatakan CEO Bogasari Flour Mills Fransiscus Welirang dalam acara talkshow with CEO Oleh Trijaya FM di Jakarta, Rabu (30 Juni 2010). "Tantangan industri kuliner saat ini adalah bagaimana menggabungkan tuntutan konsumen, mempermudah konsumen, dan mengelola makanan. Ini potensinya sangat besar. Apalagi sampai hari ini belum ada pengusaha yang bisa menyimpan usai panen," tambahnya. Menurutnya potensi dari menyimpan hasil pertanian pasca panen terkait dengan kebutuhan dasar masyarakat akan bahan makanan setiap hari, sedangkan panen itu musiman (Pamungkas, 2010: 1).

Pengelolaan hasil pertanian pasca panen sangatlah penting, oleh karena itu diharapkan adanya inovasi yang tepat guna untuk meningkatkan usaha pengelolaan pasca panen. Untuk industri kuliner dan makanan olahan yang dijalankan oleh pengusaha kecil, salah satu inovasi yang dibutuhkan adalah dibidang permodalan. Modal adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk untuk berdagang, melepas uang, dsb : harta benda (uang, barang, dsb) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 750).


(17)

2 Menambah modal bagi industri kecil bukan hal yang mudah. Bagi pengusaha kecil menengah meminjam uang di Bank selain harus menanggung bunga cukup tinggi juga melalui prosedur yang tidak mudah. Oleh karena itu, Pemerintah DKI Jakarta melalui Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan berusaha mengembangkan industri kecil dan menengah termasuk usaha makanan olahan dengan mengucurkan kredit melalui Koperasi Jasa Keuangan (KJK) dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PEMK). Kredit adalah pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 599). Program permodalan tersebut dikelola dan disalurkan kepada masyarakat di setiap Kelurahan di Wilayah Jakarta, tidak terkecuali wilayah Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan.

Kelurahan Kebayoran Lama Utara yang terletak di Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan tersebut memiliki jumlah luas lahan sebesar 178,22 Ha, dengan berpenduduk sejumlah 41.308 jiwa (Data Statistik Kelurahan Kebayoran Lama Utara, 2008). Melihat besarnya jumlah penduduk yang ada Pemerintah setempat sadar betul akan potensi perekonomian yang dapat dikembangkan melalui program kredit mikro yang pengelolaannya di percayakan melalui Koperasi.

Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara berdiri tahun 2008. Didirikan oleh Dewan Kelurahan dengan tujuan sebagai sarana pelayanan permodalan bagi UMKM khususnya, dan anggota/masyarakat pada umumnya di wilayah Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan. Dengan dukungan pemerintah DKI


(18)

3 Jakarta melalui Sosialisasi Perkoperasian yang difasilitasi oleh Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan dan Lembaga Pengelola Dana bergulir semakin memantapkan pendirian koperasi ini.

Dana Bergulir adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan belanja daerah yang merupakan kelompok pembiayaan diperuntukan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat Kelurahan yang dimanfaatkan secara bergulir. Lembaga Keuangan Mikro Koperasi ( LKM Koperasi ) adalah Lembaga Keuangan Mikro berbadan hukum koperasi yang dibentuk masyarakat Kelurahan setempat yang menjadi mitra dalam pengelolaan dana bergulir, maka dari itu Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan ( PPMK ) yang sebelumnya, diubah menjadi program dana bergulir dengan pola baru melalui badan hukum koperasi.

Kredit yang diberikan Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) akan sangat bermanfaat bagi anggota pengusaha makanan olahan yang berekonomi lemah untuk berproduksi dan mengembangkan usaha sehingga ada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan bagi anggota, keadaan ekonomi yang seperti inilah yang harus membuat masyarakat lebih mengerti dalam meningkatkan kesejahteraan hidup. Para anggota KJK PEMK berusaha meningkatkan kesejahteraan dengan memanfaatkan kredit dana bergulir KJK PEMK sebagai penambahan modal usaha.

Dengan demikian dapat dikatakan terdapat kaitan antara pemberian kredit dengan pengembangan usaha dan tingkat kesejahteraan pengusaha. Untuk mengetahui lebih dalam adanya peningkatan pendapatan anggota pengusaha


(19)

4 makanan olahan sebagai obyek dari pemberian kredit dana bergulir oleh Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul “PENGARUH KREDIT DANA BERGULIR TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PENGUSAHA MAKANAN OLAHAN ANGGOTA KOPERASI KJK PEMK KEBAYORAN LAMA UTARA “.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, terdapat beberapa permasalahan yang akan diteliti, rumusannya sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan antara pemberian kredit KJK PEMK Kebayoran Lama Utara dengan tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan? 2. Apakah terdapat pengaruh pemberian kredit KJK PEMK Kebayoran Lama

Utara terhadap tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan?

3. Berapa besar pengaruh pemberian kredit KJK PEMK Kebayoran Lama Utara terhadap tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui apakah ada hubungan pemberian kredit KJK PEMK Kebayoran Lama Utara dengan tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan.


(20)

5 2. Mengetahui apakah terdapat pengaruh pemberian kredit KJK PEMK Kebayoran Lama Utara terhadap tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan.

3. Menganalisis berapa besar pengaruh pemberian kredit KJK PEMK Kebayoran Lama Utara terhadap tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi penulis, penelitian ini menambah pengalaman dan pengetahuan ilmu

dibidang penyediaan dukungan permodalan dan bagaimana permodalan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan.

2. Bagi koperasi, hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sumber pemikiran dan bahan perbandingan untuk dapat mengambil keputusan dalam memberikan kredit.

3. Bagi pembaca, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi penelitian sejenis.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini memiliki ruang lingkup sebagai berikut:

1. Pada penelitian ini dibahas tentang pemberian kredit dana bergulir Koperasi KJK PEMK Kebayoran Lama Utara terhadap pendapatan


(21)

6 anggota Koperasi yang menjalankan usaha produksi dan jasa kuliner (makanan olahan).

2. Responden pada penelitian ini adalah anggota KJK PEMK Kebayoran Lama Utara periode pencairan kredit bulan Januari s.d Desember 2010 yang menjalankan usaha produksi dan jasa kuliner (makanan olahan). 3. Objek yang diteliti pada penelitian ini adalah Koperasi Jasa Keuangan

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang pengertian koperasi, pengertian kredit, pengertian tingkat pendapatan, penelitian terdahulu sejenis, serta kerangka pemikiran. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang waktu dan tempat penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode penarikan sampel, serta metode pengolahan dan metode analisa data.


(22)

7 Bab ini berisi tentang gambaran umum Kelurahan Kebayoran Lama Utara, sejarah berdirinya koperasi, visi dan misi koperasi, dasar hukum koperasi dan sebagainya.

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang disajikan dengan tabel atau gambar dan analisis data secara deskriptif maupun kuantitatif dan mencangkup pembahasan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian.

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari uraian dan pembahasan bab-bab sebelumnya dan saran untuk lembaga terkait maupun penulisan penelitian selanjutnya.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Koperasi

Prof. Marvin A. Schaars seorang guru besar dari Universitas of Wisconsin, Madison USA mengatakan “koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh anggota yang adalah juga pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka atas dasar nir laba atau atas dasar biaya” (Firdaus dan Susanto, 2004: 39).

R.M Margono Djojohadikoesoemo dalam bukunya berjudul Sepuluh Tahun Koperasi: Penerangan tentang Koperasi oleh Pemerintah Tahun 1930-1940

dalam Pachta (2007: 19) menyatakan bahwa koperasi adalah perkumpulan

manusia seorang-orang yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya. Soeriaatmaja memberikan definisi koperasi sebagai suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia dengan tidak memandang haluan agama dan politik dan secara sukarela masuk untuk sekadar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas tanggungan bersama.

Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya Hukum Perkumpulan Perseroan dan Koperasi Indonesia dalam Pachta (2007: 19) mendefinisikan koperasi adalah

bersifat suatu kerja sama antara orang-orang yang termasuk golongan kurang mampu, yang ingin bersama untuk meringankan beban hidup atau bebaan kerja. Mohammad Hatta dalam bukunya The Cooperative Movement in Indonesia,


(24)

9 mengemukakan bahwa koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong.

Pada UU Republik Indonesia No. 25 tahun 1992, koperasi didefinisikan sebagai “badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan” (Hendar dan Kusnadi, 2002: 14).

Pengertian koperasi yang diajukan oleh beberapa pakar dan organisasi nampak saling berbeda satu sama lain walau pada dasarnya definisi-definisi tersebut memiliki inti yang sama, yaitu merujuk koperasi sebagai usaha bersama (berasal dari anggota, dikelola oleh anggota, dan hasil dikembalikan kepada anggota) yang bersifat sukarela untuk mencapai tujuan ekonomi bersama.

Dari beberapa definisi diatas, dapat diketahui bahwa koperasi tidak dapat terlepas dari hal-hal sebagai berikut:

1. Koperasi merupakan kumpulan orang orang 2. Bersifat sukarela

3. Mempunyai tujuan ekonomi bersama

4. Organisasi usaha yang dikendalikan secara demokratis 5. Kontribusi modal yang adil

6. Menanggung kerugian bersama dan menerima keuntungan secara adil. 2.1.2 Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam

Menurut Anoraga dan Widiyanti (2007: 26) Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam ialah koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan


(25)

10 modal melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan terus-menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggotadengan cara mudah, murah, cepat, dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. Tujuan Koperasi Kredit yaitu sebagai berikut:

1) Membantu keperluan kredit para anggota, yang sangat membutuhkan dengan syarat-syarat yang ringan.

2) Mendidik kepada para anggota, supaya giat menyimpan secara teratur sehingga membentuk modal semdiri.

3) Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka.

4) Menambah pengetahuan tetang perkoperasian. 2.1.3 Pengertian Dana Bergulir

Berdasarkan JUKNIS dalam Pergub Prov. DKI Jakarta No.24 Tahun 2009, dana bergulir adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan belanja daerah yang merupakan kelompok pembiayaan diperuntukan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat kelurahan yang dimanfaatkan secara bergulir. Status dana bergulir dijelaskan sebagai berikut:

• Dana bergulir PEMK adalah merupakan uang milik Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta, dengan status kelayakan daerah yang tidak dipisahkan dan merupakan kelompok pembiayaan (bukan hibah). • Untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat kelurahan yang

dimanfaatkan secara bergulir. • Harus dipertanggungjawabkan.


(26)

11 2.1.4 Pengelolaan Dana Bergulir

Pelaksanaan pengelolaan dana bergulir adalah kerjasama antara BLUD PEMK dengan Koperasi (KJK PEMK), dan Bank. Kerjasama dilaksanakan untuk kegiatan penyaluran, penagihan dan pengembalian. Berikut beberapa hal terkait dengan pengelolaan dana bergulir yang dituangkan dalam Buku Saku Pemantapan Pelaksanaan Penyaluran Dana Bergulir (Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Prov. DKI Jakarta, 2009: 15-21)

Pengelolaan dana bergulir pola baru sebagai upaya pemberdayaan ekomomi masyarakat memiliki syarat sebagai berikut:

• Lembaga keuangan mikro berbadan hukum koperasi.

• Berbasis komunitas Kelurahan dengan pendekatan kelompok.

• Dikuatkan dengan pendampingan kelembagaan dan bimbingan usaha mikro.

• Pola bagi hasil.

• Berorientasi pada peningkatan nilai tambah dan pengembangan usaha.

Adapun persyaratan koperasi yang dimaksud ialah sebagai berikut: • Berbadan hukum Koperasi.

• Hanya mempunyai usaha simpan pinjam.

• Berkedudukan dan melakukan usaha disatu wilayah Kelurahan.

• Mengembangkan visi dan misi pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat Kelurahan.


(27)

12 • Anggota Koperasi terdiri dari anggota masyarakat Kelurahan setempat

yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan tempat tinggal dan tidak mempunyai kemampuan kredit dari Bank.

• Mempunyai pengelola lembaga Koperasi tersendiri yang berasal dari warga masyarakat Kelurahan setempat minimal berpendidikan Sekoah Lanjutan Tingkat Atas dan tidak pernah melakukan perbuatan tercela dalam pengelola dana Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK).

• Mempunyai pembukuan yang tertib sesuai dengan standar akuntansi yang dapat dimonitor setiap saat oleh unit pelaksana teknis, dan menyampaikan laporan keuangan secara periodik bulanan, triwulan, semesteran, dan tahuanan atau setiap saat sesuai kebutuhan.

• Mengajukan permohonan kerjasama Pengelolaan Dana Bergulir kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT) secara tertulis.

• Tunduk dan mematuhi seluruh peraturan Pengelolaan Dana Bergulir yang ditetapkan oleh Gubernur, Kepala Dinas atau Kepala Unit Pelaksana Teknis.

Dana bergulir yang dikelola dan disalurkan berdasar alokasi anggaran sebagai berikut:

1. Sumber adalah anggaran pendapatan dan belanja daerah. 2. Dianggarkan oleh unit pengelola dana bergulir.

3. Anggaran secara fisik ditempatkan dan disimpan di Bank atas nama UPT.


(28)

13 4. Anggaran diterima, didata, dibukukan, dilaporkan, dan

dipertanggungjawabkan oleh UPT.

Pelaksanaan penyaluran dana bergulir kepada pemanfaat, ditetapkan dan diatur sebagai berikut:

1. Penyaluran kepada pemanfaat dilaksanakan oleh Unit Pelaksanaan Teknis melalui LKM Koperasi.

2. Dalam rangka penyaluran dan pengembalian dana bergulir ked an dari pemanfaat, LKM Koperasi harus memiliki rekening di Bank penyaluran kepada pemanfaat oleh Unit Pelaksana Teknis melalui LKM Koperasi dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur.

Proses pengembalian dana bergulir dari pemanfaat telah ditetapkan dan diatur sebagai berikut:

1. Pemanfaat wajib mengembalikan dana bergulir yang dimanfaatkan kepada Unit Pelaksanaan Teknis melalui LKM Koperasi.

2. Dana yang wajib dikembalikan oleh pemanfaat terdiri dari: a. Pokok pinjaman

b. Jasa pemanfaat dan/atau

c. Denda keterlambatan pengembalian

3. Batas waktu pengembalian dana bergulir dari pemanfaat ditentukan dalam perjanjian pemanfaatan dana bergulir oleh LKM Koperasi dan calon pemanfaat.


(29)

14 Pemanfaat yang mendapatkan keuntungan dari adanya penyaluran dana bergulir diwajibkan membalas jasa pemanfaatan yang ditetapkan dan diatur sebagai berikut:

1. Jasa pemanfaatan dana bergulir berdasarkan sistem bagi hasil (hasil pemanfaatan).

2. Hasil pemanfaatan bersumber dari keuntungan dalam menyalurkan yang dihitung setiap bulan.

3. LKM Koperasi wajib membuat laporan keuangan bulanan dan menyampaikannya kepada Unit Pengelola Dana Bergulir paling lama 10 hari setelah tanggal akhir bulan laporan.

2.1.5 Kredit

Dalam bahasa latin kredit disebut “credere” yang artinya percaya.

Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya (Kasmir, 2002: 101).

Definisi kredit menurut Raymond P. Kent dalam Suyatno (1995: 12)

adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-barang sekarang.

Kasmir (2002: 102) menjelaskan pengertian kredit berdasarkan Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan


(30)

15 yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan menurut Kasmir (2002: 102) pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tersebut dengan imbalan atau bagi hasil.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank berdasarkan konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank dan lembaga keuangan lain berdasarkan prinsip syariah adalah terletak pada keuntungan yang diharapkan. Bank berdasarkan konvensional keuntungan yang diperoleh melalui bunga, sedangkan bagi bank dan lembaga keuangan lain yang berdasar prinsip syariah berupa imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2002: 103).

2.1.5.1 Unsur-unsur Kredit

Menurut Suyatno (1995: 14) terdapat 4 unsur yang terdapat dalam kredit, yaitu kepercayaan, waktu, degree of risk, dan prestasi. Berikut penjabaran dari

keempat unsur tersebut.

1) Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan


(31)

16 benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

2) Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. Dalam unsur waktu terkandung pengertian nilai agio dari uang,

yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima pada masa yang akan datang.

3) Degree of risk, yaitu suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai

akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari. 4) Prestasi, atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang,

tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa.

Sedangkan menurut Kasmir (2003: 74-76) unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas kredit terdiri dari kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, resiko, dan balas jasa. Adapun penjelasan dari kelima unsur tersebut sebagai berikut:

1) Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank dan lembaga keuangan non-bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh lembaga, karena sebelum dana dikucurkan sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan yang mendalam tentang nasabah/anggota. Peneliti dan penyelidikan


(32)

17 dilakukan untuk mengetahui kemauan dan kemampuan nasabah/anggota dalam pembayaran kredit.

2) Kesepakatan

Disamping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing-masing-masing. Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.

3) Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencangkup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu.

4) Resiko

Faktor resiko kerugian dapat disebabkan 2 hal, yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah/anggota sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah/anggota tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar resiko tidak tertagih, demikian sebaliknya.


(33)

18 5) Balas Jasa

Akibat dari fasilitas pemberian kredit bank atau lembaga keuangan lain tentu mengharapkan suatu keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga bagi bank konvensional. Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan utama bank. Sedangkan bagi bank dan lembaga keuangan lain yang berdasarkan prinsip syariah balas jasa ditentukan dengan bagi hasil.

2.1.5.2 Tujuan Kredit

Di negara-negara liberal, tujuan kredit didasarkan kepada usaha untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi yang dianut oleh negara, yaitu dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Sedangkan di Indonesia dasar dan falsafah negara berdasar kepada Pancasila, maka tujuan kredit tidak semata-mata mencari keuntungan, melainkan disesuaikan dengan tujuan negara, yaitu untuk mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila (Suyatno, 1995: 15).

Oleh karena itu, menurut Suyatno (1995: 15) tujuan kredit yang diberikan suatu lembaga keuangan, khususnya bank pemerintah adalah untuk:

1) Turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembagunan.

2) Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.


(34)

19 3) Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan

dapat memperluas usaha.

Menurut Kasmir (2002: 105) pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai yang tentunya tergantung dari tujuan bank atau lembaga keuangan non-bank itu sendiri. Tujuan pemberian kredit juga tidak terlepas dari misi lembaga tersebut didirikan. Dalam praktiknya tujuan pemberian suatu kredit sebagai berikut:

1) Mencari keuntungan

Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan. Hasil keuntungan diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank atau lembaga kredit/pembiayaan sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah/anggota.

2) Membantu usaha nasabah

Tujuan selanjutnya adalah membantu usaha nasabah/anggota yang memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usaha. Dalam hal ini kedua belah pihak sama-sama diuntungkan.

3) Membantu Pemerintah

Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang. Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan maupun lembaga penyalur kredit lain, maka semakin baik,


(35)

20 semakin banyak kredit berarti adanya kucuran dana dalam rangka peningkatan pembangunan di berbagai sektor, terutama sektor riil. Menurut Kasmir (2002: 106) Secara garis besar keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit oleh dunia perbankan dan lembaga penyalur kredit lain sebagai berikut:

• Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah/anggota dan bank maupun lembaga keuangan lain.

• Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha baru atau perluasan usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru, sehingga dapat menyedot tenaga kerja bebas.

• Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah produksi barang dan jasa yang beredar di masyarakat, sehingga akhirnya masyarakat memiliki banyak pilihan.

• Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat menghemat devisa negara.

• Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai untuk keperluan ekspor.


(36)

21 2.1.5.3 Fungsi Kredit

Disamping memiliki tujuan, pemberian suatu fasilitas kredit juga memiliki suatu fungsi yang sangat luas. Kasmir (2002: 107-108) merumuskan 8 fungsi kredit dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Untuk meningkatkan daya guna uang

Jika uang hanya disimpan, tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tesebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang/jasa oleh si penerima kredit. Kemudian juga dapat memberikan penghasilan tambahan kepada pemilik dana. 2) Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Uang yang disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lain, sehingga sehingga daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit akan memperoleh tambahan uang dari daerah lain.

3) Untuk meningkatkan daya guna barang

Kredit yang diberikan akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi bermanfaat. 4) Meningkatkan peredaran barang

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lain, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lain bertambah.

5) Sebagai alat stabilitas ekonomi

Dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kredit dapat pula membantu


(37)

22 mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga dapat meningkatkan devisa negara.

6) Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegiatan berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan. Dengan memperoleh kredit nasabah bergairah untuk dapat memperbesar atau memperluas usaha.

7) Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semaki baik, terutama dalam hal peningkatan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja, sehingga dapat pula mengurangi pengangguran.

8) Untuk meningkatkan hubungan internasional

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan rasa saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama dibidang lain, sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.

2.1.5.4 Jenis-jenis Kredit

Pemberian fasilitas kredit dikelompokan kedalam jenis yang masing-masingnya dilihat dari berbagai segi. Pembagian jenis ini ditujukan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu mengingat setiap jenis usaha memiliki berbagai karakteristik tertentu. Secara umum menurut Kasmir (2003: 76-79)


(38)

jenis-23 jenis kredit dilihat dari 5 segi, yaitu segi kegunaan, segi tujuan kredit, segi jangka waktu, segi jaminan, dan segi sektor usaha. Berikut penjabaran kelima segi terbebut.

1) Dilihat dari Segi Penggunaan

Ditinjau dari segi kegunaan terdapat dua jenis kredit, yaitu: a) Kredit investasi

Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan.

b) Kredit modal kerja

Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan peningkatan produksi dalam operasional. Kredit modal kerja merupakan kredit yang dicarikan untuk mendukung kredit investasi yang sudah ada.

2) Dilihat dari Segi Tujuan Kredit Jenis kredit ditinjau dari tujuan adalah: a) Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini digunakan untuk diusahakan sehingga menghasilkan suatu barang maupun jasa.

b) Kredit Konsumtif

Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa


(39)

24 yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.

c) Kredit Perdagangan

Merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayaranya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu.

3) Dilihat dari Segi Jangka Waktu

Artinya lamanya masa pemberian kredit mulai dari pertama sekali diberikan sampai masa pelunasan, jenis kredit ini adalah:

a) Kredit jangka pendek

Yaitu kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

b) Kredit jangka menengah

Jangka waktu kredit ini berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja.

c) Kredit jangka panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya diatas 3 atau 5 tahun. Kredit ini biasanya digunakan untuk investasi jangka panjang.

4) Dilihat dari Segi Jaminan


(40)

25 a) Kredit dengan jaminan

Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat berupa barang berwujud atau tidak berwujud. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.

b) Kredit tanpa jaminan

Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta loyalitas si calon debitur selama berhubungan dengan si pemilik kredit. 5) Dilihat dari Segi Sektor Usaha

Jenis kredit dilihat dari sektor usaha sebagai berikut:

a) Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor pertanian atau perkebunan rakyat.

b) Kredit perternakan, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perternakan.

c) Kredit industri, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor industri pengolahan baik industri kecil, menengah atau besar.

d) Kredit pertambangan, merupakan kredit yang dibiayai untuk usaha pertambangan.

e) Kredit pendidikan, merupakan kredit yang dibiayai untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan.


(41)

26 g) Kredit perumahan, untuk membiayai pembangunan atau pembelian

perumahan.

h) Dan sektor usaha lainnya. 2.1.5.5 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank atau lembaga keuangan lain harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan (Kasmir, 2005: 104).

Menurut Arthesa & Handiman (2006: 170) mengenai kredit pada umumnya setiap lembaga keuangan melakukan penilaian 5C’s, yaitu berbagai penilaian atas kondisi nasabah/anggota dan usahanya dengan berbagai aspek risiko atau yang lebih dikenal dengan identifikasi risiko yang mungkin timbul, disertai dengan penjelasan yang lengkap. Penilaian 5C’s dalam melakukan analisis terhadap permohonan kredit, yaitu:

1) Character/C1 (Penilaian terhadap Karakter)

Penilaian terhadap karakter pemohon kredit dilakukan untuk mengetahui tanggung jawab, kejujuran, keseriusan dalam berbisnis dan keseriusan dalam membayar semua kewajiban ke bank atau lembaga keuangan lain dengan seluruh kekayaan yang dimilikinya.

2) Capacity/C2 (Penilaian terhadap Kemampuan)

Penilaian terhadap kemampuan nasabah bertujuan menukur kemampuan nasabah dalam menjalankan usaha. Informasi yang harus didapat, yaitu: a) Penilaian atas manajemen usaha


(42)

27 Meliputi kualitas dan reputasi nasabah, orientasi manajemen, kualitas organisasi, kualitas pengelolaan sumber daya manusia, dan lain-lain. b) Penilaian atas kualitas pasokan

Meliputi kualitas, perlengkapan dan peralatan penyimpanan fluktuasi harga, penguasaan sumber, dan efesiensi pengelolaan pasokan.

c) Penilaian atas kualitas produksi

Meliputi kontinuitas kegiatan produksi, kualitas dan kapasitas alat produksi, peralatan usaha, tingkat efesiensi produksi, kualitas produk, pola produksi, dan peluang pengembangan produksi.

d) Penialian atas kualitas pemasaran

Penilaian ini meliputi kegiatan pemasaran, harga produk, kualitas promosi, kualitas pemilihan pasar, sarana dan pemilihan posisi pasar, kualitas strategi dan taktik penjualan, pengelolaan penagihan, serta kontinuitas pelanggan.

3) Capital/C3 (Penilaian atas Modal)

Penilaian terhadap modal perusahaan bertujuan mengetahui kemampuan nasabah atau perusahaan milik nasabah dalam menanggung beban pembiayaan yang dibutuhkan serta kemampuan dalam menanggung beban risiko (risiko sharing) yang mungkin dialami perusahaan itu. Penilaian

dapat dilakukan berdasarkan informasi mengenai sumber dan struktur permodalan, efektivitas penggunaan atau penempatan modal, kualitas penciptaan laba, dan kualitas pemanfaatan laba.


(43)

28

4) Condition/ C4 (Penilaian terhadap Kondisi Perekonomian dan Prospek

Usaha)

Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan perusahaan atas berubah-ubahnya kondisi makro ekonomi dan kemampuan perusahaan mengantisipasinya dalam keadaan yang sulit sekalipun. Penilaian juga dapat dilakukan dengan cara melakukan kajian terhadap beberapa kondisi dan lingkungan usaha sejenis, kemungkinan perubahan kondisi lingkungan usaha sejenis di masa mendatang, serta kemampuan dan fleksibilitas usaha nasabah menghadapi kemungkinan perubahan kondisi dan lingkungan usaha dimasa mendatang.

5) Collaterral/C5 (Penilaian terhadap Anggunan Kredit)

Penilaian ini dilakukan berdasarkan nilai wajar atas nilai pasar agunan yang berlaku pada saat dilakukan penilaian. Agunan kredit adalah jaminan dari nasabah ke bank untuk meminimalisir risiko yang mungkin timbul dari pemberian kredit.

Kriteria penilaian lain yang digunakan bank atau lembaga keuangan lainnya dalam proses pemberian kredit kepada nasabah/anggota adalah dengan metode 7P. Menurut Kasmir (2005: 106-107) metode analisis 7P sebagai berikut:

1) Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi keperibadian atau tingkah laku sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencangkup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.


(44)

29

2) Party

Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakter. Sehingga nasabah akan mendapat fasilitas yang berbeda.

3) Perpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.

4) Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabahnya.

5) Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semain banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik.

6) Profitability

Untuk menganalisis kemampuan nasabah dalam mencari laba. Diukur dari periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperoleh.


(45)

30

7) Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

2.1.6 Prosedur Pemberian Kredit pada Koperasi

Prosedur peminjaman kredit pada koperasi dalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan di dalam mengelola permohonan kredit dari saat permohonan diterima sampai dengan pencairan dana kredit. Manfaat prosedur pemberian kredit adalah untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada anggota, untuk mengetahui dan menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam permohonan kredit dan untuk mengusahakan pemberian kredit dalam waktu relatif singkat. Urutan kegiatan dalam pengajuan permohonan kredit menurut Tohar (2000 : 107-111) adalah sebagai berikut:

1) Permohonan kredit

Pada umumnya dilakukan dengan mengisi formulir permohonan kredit, antara lain:

a) Calon peminjam terlebih dahulu mengisi formulir permohonan pinjaman yang telah tersedia.

b) Petugas memberikan petunjuk serta bimbingan kepada calon dalam pengisian formulir.


(46)

31 2) Evaluasi atau analisis kredit

Fungsi utama dari evaluasi atau analisis pinjaman adalah untuk menilai sampai sejauh mana kredit tersebut diperlukan oleh calon peminjam dan menilai kondisi serta kemampuan peminjam untuk melunasi pinjaman tersebut, rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam mengevaluasi pinjaman adalah sebagai berikut:

a) Melakukan interview pada calon peminjam

Tujuan dari interview atau tanya jawab ini adalah:

- Mengetahui sampai sejauh mana calon penerima kredit menguasai kegiatan usahanya.

- Meneliti kembali kebenaran data atau informasi yang diterima. - Mengenal lebih dekat pribadi serta sifat dan watak dari calon

peminjam.

- Mengetahui hal-hal lain dari calon peminjam seperti latar belakang kehidupan pendidikan dan pengalaman usaha.

b) Melaksanakan survei

Survei dilakukan untuk mendapatkan informasi dari berbagai pihak tentang:

- Reputasi dan kondisi calon peminjam

- Hubungan dengan pemberi kredit bank atau koperasi lain dan kondisinya sampai saat ini.


(47)

32 c) Melakukan peninjauan ke tempat usaha

Hal ini dilakukan apabila sifat, jenis usaha calon peminjam benar-benar memerlukan untuk ditinjau guna melihat sejauh mana perkembangannya.

3) Keputusan pinjaman

a.) Setiap permohonan pinjaman memperoleh wewenang dari pengurus koperasi.

b) Manajer simpan pinjam dalam mengambil keputusan mempergunakan bahan pertimbangan sebagai berikut:

- Hasil evaluasi dari permohonan pinjaman, rekomendasi dari pengurus kelompok.

- Informasi lain yamg diperoleh dari sumber lain sepanjang menyangkut calon peminjam.

c) Ketentuan peminjam yang tertulis dalam lembaran evaluasi yang memuat:

- Jumlah pinjaman yang di setujui - Penggunaan pinjaman

- Besarnya bunga pinjaman - Tanggal jatuh tempo pinjaman - Jaminan pinjaman

d) Setiap keputusan yang diambil harus ditanda tangani manager simpan pinjam koperasi yang bersangkutan.


(48)

33 4) Perjanjian pinjaman

Perjanjian pinjaman berisi hal-hal berikut ini :

- Perjanjian pinjaman merupakan hal yang harus dilaksanakan sebelum kredit di cairkan.

- Penandatanganan perjanjian baru harus dapat dilakukan setelah adanya keputusan pinjaman dari hasil evaluasi.

- Perjanjian pinjaman tersebut dilaksanakan dengan meliputi surat perjanjian pinjaman dan surat kuasa menjual memindah hak.

- Surat perjanjian yang asli harus disimpan koperasi .

- Penandatanganan perjanjian dilaksanakan di kantor koperasi. - Copy dari perjanjian harus dipegang oleh peminjam.

5) Pencairan pinjaman

Pencairan pinjaman merupakan tahap akhir setelah ketentuan-ketentuan dipenuhi oleh peminjam. Peminjam harus menandatangani kuitansi rangkap 2 sebagai bukti tanda terima uang tersebut. Yang asli ada pada kasir sedangkan kopinya ada pada peminjam, pinjaman ini diberikan secara tunai dan tidak di benarkan dalam bentuk lain. Bilamana memungkinkan pencairannya di usahakan secara bertahap, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dalam penggunaan dana tersebut.

2.1.7 Pengertian Pendapatan

Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan


(49)

34 yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi (Rustam, 2002: 1).

Accounting Terminilogy Bulletin No.2 dalam Riahi & Belkaoui (2006:

279) mendefinisikan pendapatan (revenue) sebagai berikut: “Pendapatan berasal

dari penjualan barang dan penyerahan jasa serta diukur dengan pembebanan yang dikenakan kepada pelanggan, klien, atau penyewa untuk barang dan jasa yang disediakan bagi mereka”. Pendapatan juga mencangkup keuntungan dari penjualan atau penukaran aktiva (selain saham yang diperdagangkan), bunga, dan deviden yang diperoleh dari investasi, dan peningkatan lainnya dalam ekuitas pemilik kecuali yang berasal dari kontribusi modal dan penyesuaian modal”.

Rahardja & Manurung (2006: 292) mendefinisikan pendapatan sebagai total penerimaan (uang dan bukan uang) seseorang atau suatu rumah tangga selama periode tertentu. Ikatan Akuntansi Indonesia dalam buku Standar Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal (Dahlanforum, 2007: 1).


(50)

35 2.1.8 Sumber Pendapatan

Pendapatan merupakan konsep aliran (flow concept). Menurut Rahardja &

Manurung (2006: 292-293) ada tiga sumber pendapatan rumah tangga, yaitu pendapatan dari gaji dan upah, pendapatan dari aset produktif, dan pendapatan dari pemerintah. Dibawah ini penjelasan ketiga sumber pendapatan tersebut.

1) Pendapatan dari Gaji dan Upah

Gaji dan upah adalah balas jasa terhadap kesediaan menjadi tenaga kerja. Besar kecilnya gaji/upah seseorang secara teoritis sangat tergantung dari produktifitasnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas, yaitu: a) Keahlian (Skill)

Keahlian adalah kemampuan teknis yang dimiliki seseorang untuk mampu menangani pekerjaan yang dipercayakan. Makin tinggi jabatan seseorang, dibutuhkan keahlian yang makin tinggi, karena itu gaji atau upahnya makin tinggi.

b) Mutu Modal Manusia (Human Capital)

Mutu modal manusia adalah kapasitas pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang dimiliki seseorang, baik karena bakat bawaan

(inborn) maupun hasil pendidikan dan latihan.

c) Kondisi Kerja

Kondisi kerja adalah lingkungan dimana seseorang bekerja penuh resiko atau tidak. Kondisi kerja dianggap makin berat bila resiko kegagalan atau kecelakaan kerja makin tinggi.


(51)

36 2) Pendapatan dari Aset Produktif

Aset produktif adalah aset yang memberikan pemasukan atas balas jasa penggunaannya. Ada dua kelompok aset produktif. Pertama, aset finansial

(financial assets), seperti deposito yang mengahasilkan pendapatan bunga,

saham yang menghasilkan deviden, dan keuntungan atas modal (capital gain) bila diperjual belikan. Kedua, aset bukan finansial (real assets),

seperti rumah yang memberikan penghasilan sewa. 3) Pendapatan dari Pemerintah

Pendapatan dari pemerintah atau penerimaan transfer (transfer payment)

adalah pendapatan yang diterima bukan sebagai balas jasa atau input yang diberikan. Dinegara-negara maju, penerimaan transfer diberikan, mislanya dalam bentuk tunjangan penghasilan bagi para penganggur (unemployment

compensation), jaminan sosial bagi orang-orang miskin dan berpendapatan

rendah (social security). 2.2 Penelitian Terdahulu

Selain tinjauan teoritis mengenai pengertian dari variabel penelitian, pada penelitian ini juga dilakukan tinjauan terhadap penelitian terdahulu yang sejenis. Penelitian mengenai pengaruh pemberian kredit atau pembiayaan terhadap tingkat pendapatan para penggunanya telah beberapa kali dilakukan. Penelitian tersebut dilakukan diberbagai lokasi di Indonesia. Tabel berikut menjelaskan penelitian terdahulu sejenis yang digunakan sebagai tinjauan.


(52)

37 Tabel 1.Penelitian Terdahulu

No Penulis Judul Penelitian Lokasi/

Objek Jenis Penelitian

Variabel

Hasil Penelitian Independen Dependen

1 Budianto Pengaruh pemberian kredit produksi terhadap tingkat pendapatan anggota Koperasi Bathara Koperasi Bathara Kabupaten Banjar Negara Th.2004 Deskriptif kuantitatif (uji statistik regresi linier sederhana) Pemberian

kredit Tingkat pendapatan Terdapat pengaruh pemberian kredit terhadap pendapatan anggota koperasi sebesar 20,5%. 2 Desanto Pengaruh kredit tehadap

pendapatan industri kecil Kota Madiun Kota Madiun Th.2007 Deskriptif kuantitatif (uji statistik regresi linier sederhana)

Kredit Tingkat

pendapatan Ada pengaruh pemberian kredit terhadap tingkat pendapatan industri kecil.

3 Sa’ad Pengaruh pembiayaan

murabahah terhadap peningkatan pendapatan nasabah BMT Berkah Madani BMT Berkah Madani Depok, Jawa barat Deskriptif kuantitatif (statistik non parametrik) Pembiayaan

murabahah Tingkat pendapatan Adanya pengaruh positif terhadap pendapatan antara sebelum diberikan

pembiayaan dengan setelah diberikan.

4 Dewi Pengaruh pembiayaan

produktif pada pegadaian syariah terhadap peningkatan pendapatan nasabah Pegadaian syariah Cabang Pondok Aren Deskriptif kuantitatif (statistik regresi linier sederhana) Pembiayaan

produktif Tingkat pendapatan Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pembiayaan produktif terhadap tingkat pendapatan. Sumber : Data sekunder diolah (2010)


(53)

38 2.3 Kerangka Pemikiran

Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara merupakan lembaga keuangan berbadan hukum koperasi yang bergerak dibidang pemberdayaan ekonomi penyedia jasa permodalan untuk pengusaha Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Tugas utama KJK PEMK adalah memberdayakan perekonomian wilayah setempat, dan yang menjadi target utama adalah pelaku pengusaha UMKM.

Bantuan permodalan dengan sistem kredit yang disediakan koperasi bertujuan menambah modal produksi para anggota koperasi yang merupakan pengusaha UMKM. Dukungan permodalan tersebut diharapkan dapat meningkatkan volume produksi dan menambah pendapatan pemanfaat kredit. Dengan usaha yang produktif diikuti pertambahan pendapatan diharapkan para anggota dapat memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan hidup.

Usaha makanan olahan merupakan salah satu jenis usaha yang sangat berkembang di wilayah Kebayoran Lama Utara. Oleh sebab itu, pemberdayaan ekonomi terhadap pengusaha makanan olahan menjadi prioritas. Agar dapat meningkatkan kesejahteraan hidup melalui peningkatan pendapatan, para pengusaha makanan olahan yang merupakan anggota koperasi diberikan kesempatan memanfaatkan kredit untuk menambah modal produksi.

Untuk dapat memanfaatkan kredit dana bergulir setiap anggota harus mematuhi prosedur yang berlaku. Dalam penelitian ini akan diketahui siapa pemanfaat kredit, bagaimana karakteristik usaha yang sesuai, dan pemenuhan prosedur lain yang berlaku pada KJK PEMK Kebayoran Lama Utara.


(54)

39 Untuk mengetahui pengaruh pemberian kredit terhadap peningkatan pendapatan pengusaha makanan olahan anggota KJK PEMK Kebayoran Lama Utara digunakan analisis regresi sederhana. Hal ini dilakukan karena analisis regresi merupakan alat yang tepat untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (kredit) terhadap variabel dependen (tingkat pendapatan). Kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara

Pengusaha Makanan Olahan Sebagai Objek Pemberdayaan

Pemberdayaan Ekonomi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Wilayah Kebayoran Lama Utara

Analisis Regresi Pemanfaatan Kredit Dana

Bergulir

Jumlah Kredit

Tingkat Pendapatan - Karakteristik pengguna kredit

- Kondisi usaha makanan olahan - Kondisi pemanfaatan kredit


(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara, Jl Ciputat Raya No.1A, Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan. Penelitian dilakukan pada Bulan April s.d Mei 2011. Pemilihan lokasi penelitian didasari kebutuhan penulis akan data yang akan diolah dan dianalisis. Potensi pengembangan UMKM di wilayah Kebayoran Lama Utara khususnya pengusaha makanan olahan sebagai bagian dari industri kuliner yang semakin berkembang juga menjadi alasan penulis memilih lokasi tersebut. Keberadaan KJK PEMK sebagai lembaga keuangan yang menyediakan jasa permodalan bagi pengusaha UMKM di wilayah Kebayoran Lama Utara menguatkan pemilihan lokasi penelitian.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dapat diolah langsung dari objeknya, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, hasil pengumpulan dan pengolahan pihak lain (Muhidin & Abdurahman, 2007: 17). Data primer digunakan untuk menjawab permasalahan utama yang diangkat dalam penelitian, sedangkan data sekunder digunakan sebagai bahan informasi penunjang dalam melakukan analisis.


(56)

41 Data primer diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian menggunakan cara observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada pengusaha makanan olahan sebagai objek penelitian maupun pihak KJK PEMK Kebayoran Lama Utara sebagai pengelola kredit. Data sekunder diperoleh melalui tinjauan literatur mengenai informasi-informasi yang terkait dengan pembahasan penelitian baik dari pengelola Koperasi maupun instansi lain.

Sumber data dalam penelitian ini merupakan informasi yang diperoleh dari pengusaha makanan olahan anggota Koperasi KJK PEMK Kebayoran Lama Utara, dari pengurus dan pengelola KJK PEMK Kebayoran Lama Utara, dari beberapa instansi terkait, serta dari tinjauan literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melaui 3 metode, yaitu metode observasi, wawancara (interview), dan kuesioner. Berikut penjelasan ketiga

metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian. 1. Observasi

Teknik observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti, baik dalam situasi buatan yang secara khusus diadakan (laboratorium) maupun dalam situasi alamiah atau sebenarnya (lapangan) (Muhidin & Abdurahman, 2007: 19). Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi dan perkembangan


(57)

42 KJK PEMK maupun pengusaha makanan olahan sebagai anggota koperasi. Observasi yang dilakukan meliputi pengamatan terhadap lokasi, kondisi KJK PEMK, fasilitas serta sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan perkreditan KJK PEMK Kebayoran Lama Utara. 2. Wawancara (Interview)

Teknik wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung secara bertatap muka (personal face

to face interview) dengan sumber data (responden) (Muhidin &

Abdurahman, 2007: 21). Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan pihak pengurus dan pengelola KJK PEMK untuk mengetahui bagaimana prosedur pemberian kredit, jumlah dan jenis UMKM yang memanfaatkan kredit, dan karakteristik serta lokasi pengusaha makanan olahan anggota KJK PEMK.

3. Kuesioner

Kuesioner atau juga yang dikenal sebagai angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan harus diisi oleh responden (Muhidin & Abdurahman, 2007: 25). Pengisian kuesioner ditujukan kepada pengusaha makanan olahan pengguna kredit KJK PEMK sebagai responden. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data karakteristik pengusaha makanan


(58)

43 olahan, karakteristik usaha yang dijalankan dan jumlah pendapatan yang diterima, serta kondisi pinjaman/kredit yang dimanfaatkan. 3.4 Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008: 38). Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel sesuai dengan judul penelitian yaitu pengaruh kredit terhadap tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan anggota Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara. Adapun variabel tersebut yaitu:

1. Pemberian kredit (X) yang didalamnya terdiri dari modal kerja dan pembiayaan investasi, merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain.

2. Tingkat pendapatan (Y), sebagai variabel yang tidak bebas atau dipengaruhi oleh variabel lain.

3.5 Metode Penarikan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008: 80). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2008: 81).


(59)

44 Teknik penarikan sampel yang akan digunakan adalah sensus, artinya seluruh anggota populasi dijadikan sampel. Penarikan sampel dilakukan tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu, dengan kata lain anggota populasi dianggap homogen.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah anggota koperasi yang menjalankan usaha di bidang makanan olahan yang memanfaatkan kredit dana bergulir periode Januari s.d Desember 2010 pada Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara.

Pemanfaat kredit dana bergulir KJK PEMK Kebayoran Lama Utara periode Januari s.d Desember 2010 secara keseluruhan berjumlah 137 orang, dan didapat jumlah pengusaha makanan olahan adalah 45 orang. Berdasarkan hal tersebut ditentukan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sensus adalah sebesar 45 objek/responden.

3.6 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Dalam pengolahan dan analisis data digunakan analisis deskriptif dan analisis kuantitatif.

3.6.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk memperoleh keterangan mengenai responden berdasarkan golongan tertentu. Untuk mendapatkan karakteristik pengusaha makanan olahan di wilayah Kelurahan Kebayoran Lama Utara, data yang diperoleh ditabulasikan dan kemudian dianalisis berdasarkan karakteristik


(60)

45 yang paling menonjol. Beberapa karakteristik yang akan dianalisis seperti karakteristik responden dalam hal ini pengusaha makanan olahan anggota koperasi (jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan), karakteristik usaha yang dijalankan (jenis usaha, lokasi usaha, lama usaha, dan sebagainya) juga kondisi kredit yang dimanfaatkan.

3.6.2 Analisis Kuantitatif

Alat yang akan digunakan untuk melakukan analisis kuantitatif dalam penelitian ini adalah analisis korelasi dan analisis regresi linier sederhana dengan bantuan komputer menggunakan program Statistical Product and Service

Solutions (SPSS) 17.0. Korelasi diberi pengertian sebagai hubungan antara dua

variabel atau lebih (Muhidin dan Abdurahman, 2007: 105). Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional maupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2009: 261).

3.6.2.1 Analisis Korelasi

Metode analisa dalam penelitian ini adalah dengan menganalisa angka-angka yang ditujukan oleh data serta menganalisis korelasi antara hubungan variabel dan alat ukur yang ada. Dalam penelitian ini digunakan anasisis Korelasi

Product Moment yang dapat dihitung dengan rumus (Sugiyono, 2009: 274)

sebagai berikut:

r = � ∑ ����− (∑ ��) (∑ ��)


(61)

46 Dimana :

r = Besarnya korelasi antara X dan Y n = Jumlah sampel

X = Pemberian kredit Y = Pendapatan Keterangan:

Nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi sempurna (kuat sekali) dan negatif. Nilai r = 0, maka korelasi adalah lemah (tidak ada hubungan).

Nilai r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi adalah sempurna (kuat sekali) dan positif.

Untuk mengetahui arah hubungan antara dua variabel ditunjukan oleh tanda positif (+) dan negatif (-) yang terdapat pada koefisien korelasi, apabila korelasi (r) bertanda minus (-) menunjukan hubungan yang negatif dan sebaliknya apabila korelasi (r) bertanda positif (+) maka hubungan yang ditunjukan adalah positif (+). Nilai r bertujuan untuk menentukan keeratan hubungan atau korelasi antar variabel tersebut. Menurut Sugiyono (2009: 231) penafsiran terhadap koefisien korelasi (nilai r) dapat berpedoman pada ketentuan tabel berikut:

Tabel 2. Intepretasi Nilai Korelasi (r)

No. Interval Koefisien Tingkat Hubungan

1 0,00 – 0,199 Sangat rendah

2 0,20 – 0,399 Rendah

3 0,40 – 0,599 Sedang

4 0,60 – 0,799 Kuat

5 0,80 – 1,000 Sangat kuat


(62)

47 3.6.2.2 Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sebab akibat (mempengaruhi atau tidak) antara variabel X (kredit) dengan variabel Y (tingkat pendapatan). Selain itu analisis regresi digunakan untuk mengetahui perubahan variabel Y untuk setiap satuan perubahan variabel X. Persamaan umum regresi linear sederhana (Sugiyono, 2009: 261) sebagai berikut:

Y = a + bX Dimana:

a = (∑ ��) (∑ ��2) − (∑ ��)(∑ ����)

� ∑ ��2 (∑ ��)2

b = � ∑ ��� ∑ ����−2 (∑ �� (∑ ��)(∑ ��)2 )

Keterangan:

Y = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksi.

X = Subjek pada variabel independen yang memiliki nilai tertentu.

a = Harga Y ketika harga X = 0 (konstan).

b = Koefisien regresi, menunjukan angka peningkatan/penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. 3.6.2.3 Uji Signifikansi Regresi

Pemeriksaan keberartian regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, yaitu koefisien regresi sama dengan nol (tidak berarti) melawan hipotesis tandingan bahwa koefisien regresi tidak sama dengan nol (Muhidin & Abdurahman, 2007: 194). Hipotesis yang akan diuji berkaitan dengan ada atau tidaknya pengaruh antara dua variabel. H0 merupakan hipotesis tentang tidak


(63)

48 adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y dan H1 merupakan hipotesis

penelitian. Perumusan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H0 : kredit tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pendapatan.

H1 : kredit berpengaruh signifikan terhadap tingkat pendapatan.

Untuk menguji apakah hipotesis benar, maka digunakan uji statistik uji t atau berdasarkan probabilitas. Persamaan regresi yang didapat selanjutnya akan diuji apakah memang valid untuk memprediksi variabel dependen. Dengan kata lain, akan dilakukan pengujian apakah variabel kredit benar-benar dapat memprediksi pendapatan dimasa mendatang.

Dengan kaidah keputusan:

a. Membandingkan statistik t-hitung dengan statistik t-tabel, kriterianya sebagai berikut:

t-hitung < t-tabel, maka H0 diterima dan tolak H1.

t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak dan terima H1.

b. Berdasarkan probabilitas (ρ), kriterianya sebagai berikut: ρ > α, maka H0 diterima dan tolak H1.

ρ < α, maka H0 ditolak dan terima H1. 3.7 Definisi Operasional

1) Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) adalah usaha berbadan hukum koperasi yang menjalankan jasa bidang pendukung permodalan yang menjadi mitra Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (PEMK).


(64)

49 2) Dana bergulir adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan belanja

daerah yang merupakan kelompok pembiayaan diperuntukan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat kelurahan yang dimanfaatkan secara bergulir.

3) Kredit dana bergulir adalah suatu pola pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui koperasi dengan melakukan kesepakatan pinjam meminjam antara koperasi dengan anggota sesuai jangka waktu yang ditentukan.

4) Pendapatan adalah jumlah harta/kekayaan pada periode tertentu (1 bulan) dari pengusaha makanan olahan atas hasil usaha (barang dan jasa) yang menggunakan kredit dana bergulir koperasi sebagai pendukung permodalan. 5) Prosedur adalah suatu rangkaian langkah-langkah kegiatan pemanfaatan kredit

koperasi yang harus dipenuhi oleh pengurus maupun anggota koperasi, dilengkapi peraturan dan persyaratan tertulis yang dibuat sebagai dasar pelaksanaan (tata cara) pemanfaatan kredit.

6) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah usaha milik orang perorangan dan/ atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha miko, usaha kecil, dan usaha menengah.

7) Makanan olahan adalah produk makanan jadi/setengah jadi yang memiliki nilai ekonomi yang merupakan hasil olahan bahan-bahan hasil pertanian.


(65)

BAB IV

GAMBARAN UMUM KOPERASI

4.1 Sejarah Umum KJK PEMK Kebayoran Lama Utara

Dalam hal pemberdayaan ekonomi masyarakat, Provinsi DKI Jakarta membangun dan mengembangkan pola pemberdayaan ekonomi masyarakat kelurahan. Dalam rangka pelaksanaan pemberdayaan ekonomi masyarakat kelurahan dibentuk Program Dana Bergulir Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (PEMK). Dana Bergulir adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan belanja daerah yang merupakan kelompok pembiayaan diperuntukan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat Kelurahan yang dimanfaatkan secara bergulir, dan lembaga Keuangan Mikro Koperasi ( LKM Koperasi ) adalah Lembaga Keuangan Mikro berbadan hukum koperasi yang dibentuk masyarakat Kelurahan setempat yang menjadi mitra dalam pengelolaan dana bergulir.

Sejarah berdirinya KJK PEMK Kebayoran Lama Utara dimulai dengan adanya tindak lanjut instruksi Gubernur Nomor 156 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Dana Bergulir Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (PDB PEMK) Provinsi DKI Jakarta tanggal 27 Oktober 2008 dan Keputusan Gubernur Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana bergulir Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan tanggal 4 maret 2009. Oleh karena itu, Dewan Kelurahan dan pemerintah setempat mengumpulkan tokoh masyarakat, Ketua RW, Ketua RT, Tokoh Agama, PKK, Karang Taruna untuk membentuk Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara.


(66)

51 Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Maskarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara berdiri tahun 2008 didirikan oleh Dewan Kelurahan dengan tujuan sebagai sarana bagi pelayanan keuangan anggota/masyarakat Kelurahan khususnya, dan UMKM pada umumnya di wilayah Kelurahan Kebayoran Lama Utara. Dengan dukungan pemerintah DKI Jakarta melalui Sosialisasi Perkoperasian yang difasilitasi oleh Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan dan Lembaga Pengelola Dana bergulir semakin memantapkan pendirian koperasi ini. Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (yang selanjutnya dalam penulisan ini disingkat KJK PEMK) merupakan salah satu jenis Koperasi yang bergerak dibidang permodalan usaha dan simpan pinjam.

4.2 Profil KJK PEMK Kebayoran Lama Utara

Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara didirikan untuk memberikan pelayanan pemenuhan permodalan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masyarakat Kelurahan Kebayoran Lama Utara. Profil KJK PEMK Kebayoran Lama Utara secara singkat sebagai berikut:

Jenis Koperasi : Koperasi Jasa Keuangan

Bentuk Badan Hukum : Koperasi

Metode Operasional : Sistem Bagi Hasil

Nama Koperasi : KJK PEMK Kebayoran Lama Utara


(1)

Lampiran 7. Hasil Perhitungan Statistik SPSS 17.0

Correlations

Kredit Pendapatan

Kredit Pearson Correlation 1 .474**

Sig. (2-tailed) .001

N 45 45

Pendapatan Pearson Correlation .474** 1

Sig. (2-tailed) .001

N 45 45

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Pendapatan 3.1000 1.47652 45

Kredit 3.2222 1.44425 45

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Kredita . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Pendapatan

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .474a .225 .207 1.31493

a. Predictors: (Constant), Kredit b. Dependent Variable: Pendapatan

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 21.577 1 21.577 12.479 .001a

Residual 74.348 43 1.729

Total 95.925 44

a. Predictors: (Constant), Kredit b. Dependent Variable: Pendapatan


(2)

Lampiran 7. Hasil Perhitungan Statistik SPSS 17.0

1

08

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.538 .484 3.179 .003

Kredit .485 .137 .474 3.533 .001

a. Dependent Variable: Pendapatan

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 2.0225 3.9620 3.1000 .70027 45

Std. Predicted Value -1.539 1.231 .000 1.000 45

Standard Error of Predicted Value

.198 .363 .273 .050 45

Adjusted Predicted Value 1.9627 4.1249 3.0938 .70430 45

Residual -2.71199 3.53801 .00000 1.29990 45

Std. Residual -2.062 2.691 .000 .989 45

Stud. Residual -2.123 2.770 .002 1.014 45

Deleted Residual -2.87487 3.75051 .00618 1.36678 45

Stud. Deleted Residual -2.218 3.021 .016 1.065 45

Mahal. Distance .024 2.368 .978 .687 45

Cook's Distance .000 .230 .026 .059 45

Centered Leverage Value .001 .054 .022 .016 45


(3)

Lampiran 7. Hasil Perhitungan Statistik SPSS 17.0


(4)

(5)

Lampiran 9. Denah Lokasi KJK PEMK Kebayoran Lama Utara


(6)

Lampiran 10. Peta Wilayah Kelurahan Kebayoran Lama Utara

112

Batas Wilayah:

Utara

: Jl. Kramat, (Kel. Keb.Lama Selatan dan Kel. Cipulir).

Timur

: Kali Grogol, (Kel. Kramat Pela).

Selatan : Jl. Bintaro Raya, Jl. Bungur Raya, Kel. Kebayoran Lama Selatan.


Dokumen yang terkait

Peranan Dinas Penanaman Modal, Koperasi, dan Pengusaha Kecil Menengah dalam Mengelola Dana Pinjaman Bergulir di Kabupaten Deli Serdang.

9 167 209

Pengaruh Tingkat Kepuasan Mitra Kerja LPBD-KUMKM

0 3 134

ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA BERGULIR PNPM MANDIRI PERKOTAAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) DI BANDAR LAMPUNG

1 14 57

ANALISA PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PENGUSAHA Analisa Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Pengusaha Mikro Di Surakarta (Pada Koperasi Simpan Pinjam Lumbung Artha).

0 4 13

ANALISA PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PENGUSAHA Analisa Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Pengusaha Mikro Di Surakarta (Pada Koperasi Simpan Pinjam Lumbung Artha).

0 2 12

PINJAMAN KREDIT BERDASARKAN JAMINAN DAN TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA PADA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) PINJAMAN KREDIT BERDASARKAN JAMINAN DAN TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA PADA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) BAYU MANDIRI DI JEPARA TAHUN 2011.

0 0 15

PENGARUH PERTAMBAHAN DANA, ALOKASI DANA, JUMLAH ANGGOTA SERTA PENDAPATAN KOPERASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SIMPAN PINJAM KPRI “SUMBER REJEKI” DUDUKSAMPEYAN KABUPATEN GRESIK.

4 9 117

EVALUASI PROGRAM KREDIT DANA BERGULIR TAHUN 2013 PADA DINAS KOPERASI DAN UMKM KOTA SURAKARTA.

0 0 13

ANALISIS KELAYAKAN KEUANGAN PADA KOPERASI JASA KEUANGAN (KJK) PEMK RAMBUTAN JAKARTA TIMUR

0 0 9

PENGARUH PERTAMBAHAN DANA, ALOKASI DANA, JUMLAH ANGGOTA SERTA PENDAPATAN KOPERASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SIMPAN PINJAM KPRI “SUMBER REJEKI” DUDUKSAMPEYAN KABUPATEN GRESIK

0 0 22