90 memberikan perhatian dan bimbingan ketika siswa bereksplorasi dan berlatih agar
siswa mampu memperagakan gerak tari. Motivasi harus diberikan agar siswa berani dan percaya diri dalam memperagakan gerak tari. Pemberian penghargaan
terhadap siswa yang aktif agar termotivasi untuk melaksanakan tugas dan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan sebaik mungkin.
4.1.2 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Setelah peneliti melakukan refleksi dan revisi terhadap hasil pembelajaran SBK dengan menerapkan metode field trip pada siklus I, peneliti menyimpulkan
bahwa hasil pembelajaran pada siklus I masih belum mencapai indikator keberhasilan. Oleh karena itu, peneliti melakukan perbaikan pada siklus II. Materi
yang disampaikan pada siklus II yaitu Tari Pendek Bertema sub pokok bahasan Tari Berpasangan. Tindakan yang dilakukan pada siklus II terdiri dari dua
pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 9 April 2013 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 11 April 2013. Analisis data
pelaksanaan tindakan kelas siklus II memaparkan deskripsi observasi berupa pengamatan terhadap hasil belajar siswa, aktivitas belajar siswa, performansi
guru, refleksi, serta revisi akan disajikan sebagai berikut:
4.1.2.1 Paparan Data Hasil Belajar
Hasil belajar yang akan dipaparkan adalah hasil tes performansi yang dilakukan pada akhir pembelajaran siklus II. Setelah diadakan tes performansi
pada siklus II mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan materi Tari Pendek Bertema, sub pokok bahasan Tari Berpasangan melalui metode field trip di kelas
III SD Negeri Kalibatur Kabupaten Banyumas, diperoleh data nilai sebagai berikut:
91 Tabel 4.6 Hasil Belajar Tes Performansi Siklus II
Prestasi Belajar Hasil Belajar Siklus II
Banyak Siswa Persentase
Skor lebih dari atau sama dengan 75 23
88,46 Skor kurang dari 75
3 11,54
Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar 23
88,46 Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas Belajar
3 11,54
Jumlah Nilai Keseluruhan 2096,81
Nilai Rata-rata 80,65
Berdasarkan data pada tabel 4.6, dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan
nilai dari 26 siswa yaitu 2096,81 dengan rata-rata kelas 80,65. Kemudian pada siklus II, dari 26 siswa, jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 23 siswa
88,46. Sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar sebanyak 3 siswa 11,54. Dengan demikian, ketuntasan belajar klasikal dan nilai rata-rata kelas pada siklus
II sudah mencapai indikator keberhasilan. Persentase ketuntasan belajar siswa dengan nilai KKM sebesar 75, dapat digambarkan dengan diagram di bawah ini:
Gambar 4.2 Diagram Persentase Tuntas Belajar Klasikal Siklus II Gambar 4.2, menunjukkan bahwa persentase nilai hasil belajar siswa yang
belum tuntas sebesar 11,54. Persentase nilai hasil belajar siswa yang belum
Tuntas 88,46
Belum tuntas
11,54
Persentase Tuntas Belajar Klasikal Siklus II
92 tuntas dapat diartikan bahwa 11,54 dari 26 siswa yaitu 3 orang siswa
memperoleh nilai tes performansi kurang dari 75. Sementara itu, dari diagram 4.3, juga dapat dilihat bahwa persentase nilai hasil belajar siswa yang tuntas sebesar
88,46. Persentase nilai hasil belajar yang tuntas dapat diartikan bahwa 88,46 dari 26 siswa yaitu 23 orang siswa memperoleh nilai tes performansi lebih dari 75.
Dari nilai hasil belajar siswa siklus II ini dapat dianalisis bahwa proses pembelajaran sudah berhasil. Pembelajaran sudah berhasil disebabkan karena dari
jumlah siswa yang hadir sebanyak 26 siswa, terdapat 23 siswa yang memperoleh nilai di atas 75 sebagai KKM mata pelajaran SBK. Data lebih rinci tentang daftar
nilai hasil belajar siswa siklus II dapat dilihat pada lampiran 26.
4.1.2.2 Deskripsi Data Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran