81
4.1.1.2 Deskripsi Data Hasil Observasi Proses Pembelajaran
Selain teknik tes, penelitian tindakan kelas ini juga menggunakan teknik non tes untuk memperoleh hasil penelitian. Teknik non tes pada penelitian siklus I
diperoleh dari observasi terhadap aktivitas belajar siswa dengan menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan aktivitas belajar siswa. Selain itu, juga
dilakukan pengamatan RPP yang dibuat guru, serta performansi guru saat pelaksanaan pembelajaran yang akan dinilai oleh guru mitra dengan menggunakan
instrumen berupa lembar APKG. Pembahasan selengkapnya sebagai berikut. 4.1.1.2.1
Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Selama peneliti menggunakan metode field trip pada pembelajaran mata
pelajaran SBK, peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran. Data yang diperoleh peneliti dipaparkan dalam tabel hasil
pengamatan aktivitas siswa sebagai berikut: Tabel 4.2 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
No. Aspek yang Diamati
Siklus I Rata-
rata Pertemuan
1 Pertemuan
2 1
Perhatian siswa terhadap penjelasan guru.
85,42 86,54 85,98
2 Keaktifan siswa dalam bertanya.
59,37 64,42
61,89 3
Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru.
62,50 69,23
65,86 4
Keaktifan siswa dalam field trip. 86,45 86,54
86,49 5
Kemampuan siswa pada saat kerja kelompok.
68,75 75,96 72,35
6 Ketekunan siswa melaksanakan
tugas dari guru. 65,62 67,31
66,46 7
Kemampuan siswa menyimpulkan materi pelajaran.
63,54 65,38 64,46
Jumlah 503,49 Rata-rata 71,93
82 Berdasarkan tabel 4.2, dari seluruh indikator yang diamati peneliti dapat
dilihat bahwa keaktifan siswa pada indikator 4 paling tinggi, yaitu memperoleh 86,49. Pada indikator 1, perhatian siswa terhadap penjelasan guru memperoleh
nilai 85,98. Namun, keaktifan siswa bertanya dan menyimpulkan materi pelajaran masih rendah, ditunjukkan dengan persentase siswa yang bersikap aktif
pada indikator 2 hanya 61,89 dan pada indikator 7 hanya 64,46. Sementara itu, siswa yang menjawab pertanyaan dari guru sebesar 65,86 dan hanya 72,35
siswa yang mampu bekerjasama dalam kelompok. Hal ini tidak jauh berbeda dengan persentase ketekunan siswa melaksanakan tugas dari guru. Hanya 66,46
siswa yang bersikap aktif pada indikator ini. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa setelah peneliti melakukan
pengamatan selama dua pertemuan, diperoleh rata-rata nilai aktivitas siswa secara klasikal dalam siklus I, yaitu 71,93. Peneliti akan memperbaiki kekurangan
yang terdapat dalam pembelajaran sebelumnya agar nilai aktivitas siklus II dapat meningkat. Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus I pada tiap pertemuan beserta
rekapitulasi hasil pengamatan aktivitas siswa siklus I dapat dilihat pada lampiran 18, 19, dan 20.
4.1.1.2.2 Hasil Observasi Performansi Guru
Selain mengamati aktivitas belajar siswa, peneliti juga melakukan pengamatan terhadap performansi guru. Peneliti menggunakan APKG I dan
APKG II sebagai instrumen untuk mengamati performansi guru. APKG I digunakan untuk mengamati perencanaan pembelajaran yang
disusun dalam RPP. Hasil pengamatan terhadap RPP siklus I pertemuan 1 dan 2 yaitu sebagai berikut:
83 Tabel 4.3 Data Hasil Observasi RPP APKG I Siklus I
No Aspek yang Diamati
Pertemuan Rata-
rata Nilai
1 2 1.
Merumuskan kompetensi dasarindikator 3,5 4
3,75 93,75
2. Mengembangkan dan mengorganisasikan
materi, media pembelajaran, dan sumber belajar
3,33 3,33 3,33 83,25 3.
Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran field trip
2,8 3 2,9 72,50
4. Merancang pengelolaan kelas
3 3 3 75,00
5. Merencanakan prosedur, jenis, dan
menyiapkan alat penilaian 3 3,5 3,25
81,25 6.
Tampilan dokumen rencana pembelajaran
3,5 3,5 3,5 87,50
Jumlah 19,73 493,25
Rata-rata 3,29 82,21
Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa kemampuan guru merumuskan kompetensi dasarindikator sudah cukup baik dengan perolehan nilai
93,75. Selanjutnya, kemampuan mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media pembelajaran, dan sumber belajar mencapai nilai 83,25. Guru hanya
mendapatkan nilai 72,5 dalam merencanakan skenario kegiatan pembelajaran field trip
. Namun, tidak demikian dengan kemampuan guru merancang pengelolaan kelas. Pada aspek ini guru mencapai nilai 75,00. Pada kemampuan merencanakan
prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian, guru berhasil meraih nilai 81,25. Sementara itu, tampilan dokumen rencana pembelajaran memperoleh nilai 87,50.
Dari seluruh aspek yang diamati, maka dapat diperoleh rata-rata nilai APKG I pada siklus I yaitu 82,21.
84 APKG II digunakan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan guru. Pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran difokuskan pada performansi guru selama dua pertemuan. Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran siklus II pertemuan 1 dan 2 yaitu: Tabel 4.4 Data Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran APKG II Siklus I
No. Aspek yang Diamati
Pertemuan Rata-
rata Nilai
1 2 1. Mengelola ruang dan fasilitas
pembelajaran 3,5 3,5 3,5
87,50 2.
Melaksanakan kegiatan pembelajaran field trip
3,17 3,17 3,17 79,25 3.
Mengelola interaksi kelas 3 3,2 3,1
77,50 4.
Bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap
positif siswa terhadap belajar 2,8 3,2 3,00
75,00 5.
Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran mata
pelajaran SBK 3,25 2,75 3,00 75,00
6. Melaksanakan evaluasi proses dan
hasil belajar 3 3,5
3,25 81,25
7. Kesan umum kinerja gurucalon guru
3 3,5 3,25
81,25 Jumlah 22,27
556,75 Rata-rata 3,18
79,53 Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa kemampuan guru mengelola
ruang dan fasilitas pembelajaran mendapat nilai 87,50 yang berarti sudah cukup baik. Nilai tersebut dapat menutupi kekurangan guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran menggunakan metode field trip yang hanya mendapat nilai 79,25. Selanjutnya, nilai 75,00 diperoleh guru untuk aspek bersikap terbuka dan
luwes serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar. Nilai
85 75,00 juga diperoleh guru untuk aspek mendemonstrasikan kemampuan khusus
dalam pembelajaran mata pelajaran SBK. Sementara itu, kemampuan guru mengelola interaksi kelas mencapai nilai 77,50. Selanjutnya nilai yang diperoleh
guru dalam melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar dan kesan umum kinerja gurucalon guru. Masing-masing aspek ini meraih nilai 81,25. Nilai aspek
ini dapat menutup kekurangan pada aspek sebelumnya. Dari seluruh aspek yang diamati, maka dapat diperoleh rata-rata nilai APKG II pada siklus II yaitu 79,53.
Setelah peneliti melaksanakan pengamatan terhadap performansi guru pada perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan dibantu oleh guru mitrateman
sejawat, diperoleh data performansi guru di siklus I. Data tersebut dipaparkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.5 Data Hasil Observasi Performansi Guru Siklus I Nilai APKG I
Nilai APKG II Nilai Performansi
82,21 79,53 241,27 Nilai 80,42
Kriteria B Dari tabel 4.5, dapat diketahui bahwa guru memperoleh nilai 82,21 dalam
perencanaan pembelajaran yang diamati menggunakan APKG I. Sementara itu, guru mendapat nilai 79,53 dalam melaksanakan pembelajaran yang diamati
menggunakan APKG II. Kedua nilai tersebut kemudian diolah sehingga diperoleh nilai performansi guru dalam pembelajaran, yaitu 80,42 dengan kriteria B.
Namun, peningkatan hasil performansi guru harus tetap ditingkatkan untuk setiap aspeknya. Data selengkapnya mengenai hasil pengamatan RPP dan pelaksanaan
pembelajaran siklus I tiap pertemuan dapat dilihat pada lampiran 21 dan 22.
86
4.1.1.3 Refleksi