Analisis Tahap Akhir Analisis Data Akhir

4.1.1.1.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian berangkat dari kondisi yang sama homogen atau tidak. Hipotesis yang digunakan sebagai berikut, H : varians homogen H 1 : varians tidak homogen Kriteria yang digunakan adalah terima jika 2 � − � 2 − . Dari perhitungan diperoleh varians terbesar dan varians terkeci 9 , sehingga 2 . Harga 2 � − � 2 − yaitu 2 diperoleh dari tabel distribusi dengan α = 5 dan � � – 2 − serta � � – 2 − . Jelas 2 � − � 2 − sehingga . Jadi, sampel penelitian berangkat dari kondisi yang sama homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 30.

4.1.1.2 Analisis Tahap Akhir

Analisis tahap akhir dilakukan untuk menjawab rumusan masalah serta mengetahui benar tidaknya hipotesis yang diajukan. 4.1.1.2.1 Uji Hipotesis 1 Uji ini dilakukan untuk mengetahui rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk dapat mencapai batas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM mata pelajaran matematika yaitu lebih dari atau sama dengan 70 menggunakan uji rata-rata uji satu pihak kanan. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. H : 9 5 nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah materi segiempat siswa kelas VII SMP Negeri 24 Semarang yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk belum mencapai rata-rata batas nilai KKM H 1 : 9 5 nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah materi segiempat siswa kelas VII SMP Negeri 24 Semarang yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk telah mencapai rata-rata batas nilai KKM Kriteria yang digunakan adalah tolak jika ℎ� ��� − − . Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai 0, 2, ̅ 2 , dan 9 5 , sehingga nilai ℎ� ��� 5 . Harga − − diperoleh dari daftar distribusi yaitu sebesar 1,70 dengan α = 5 dan 2 − . Jelas ℎ� ��� − − , maka H ditolak dan diterima. Jadi, nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah materi segiempat siswa kelas VII SMP Negeri 24 Semarang yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk telah mencapai rata-rata batas nilai KKM. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31. 4.1.1.2.2 Uji Hipotesis 2 Uji ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah materi segiempat siswa kelas VII SMP Negeri 24 Semarang yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk dapat mencapai ketuntasan klasikal menggunakan uji proporsi satu pihak kanan. Dalam hal ini, dikatakan memenuhi ketuntasan belajar apabila lebih dari atau sama dengan 75 dari siswa yang berada pada kelas tersebut memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70. Untuk uji proporsi, digunakan uji z satu pihak yaitu pihak kanan. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. : 0 5 persentase ketuntasan klasikal kemampuan pemecahan masalah materi segiempat siswa kelas VII SMP Negeri 24 Semarang yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk dengan nilai ≥ 70 belum mencapai ketuntasan klasikal : 0 5 persentase ketuntasan klasikal kemampuan pemecahan masalah materi segiempat siswa kelas VII SMP Negeri 24 Semarang yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk dengan nilai ≥ 70 telah mencapai ketuntasan klasikal. Kriteria yang digunakan adalah tolak jika ℎ� ��� − . Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai 0 5, 2, dan 2 , sehingga nilai ℎ� ��� 9. Harga − diperoleh dari daftar normal baku yaitu sebesar 1,64 dengan taraf signifikan � 5. Jelas ℎ� ��� − , maka H ditolak dan diterima. Jadi, persentase ketuntasan klasikal kemampuan pemecahan masalah materi segiempat siswa kelas VII SMP Negeri 24 Semarang yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk dengan nilai ≥ 70 telah mencapai ketuntasan klasikal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 32. 4.1.1.2.3 Uji Hipotesis 3 Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata kemampuan pemecahan masalah materi segiempat siswa kelas VII SMP Negeri 24 Semarang yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk lebih baik dari siswa yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran ekspositori. Uji yang digunakan adalah uji t. Hal ini karena data akhir berdistribusi normal dan homogen. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. : rata-rata kemampuan pemecahan masalah materi segiempat siswa kelas VII SMP Negeri 24 Semarang yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk kurang dari atau sama dengan rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran ekspositori. : rata-rata kemampuan pemecahan masalah materi segiempat siswa kelas VII SMP Negeri 24 Semarang yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk lebih dari rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran ekspositori. Kriteria yang digunakan adalah tolak jika ℎ� ��� – � � 2 − . Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai ̅̅̅ 2 , ̅̅̅ 5 , 2, 2, dan 0 , sehingga nilai ℎ� ��� 2 9. Harga – � � 2 − diperoleh dari daftar normal baku yaitu sebesar 1,67 dengan taraf signifikan � 5 2 + 2 − 2 2. Jelas ℎ� ��� – � � 2 − , maka H ditolak dan diterima. Jadi, rata-rata kemampuan pemecahan masalah materi segiempat siswa kelas VII SMP Negeri 24 Semarang yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk lebih dari rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran ekspositori. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 33. 4.1.1.2.4 Uji Hipotesis 4 Uji ini dilakukan untuk mengetahui persentase ketuntasan klasikal kemampuan pemecahan masalah materi segiempat siswa kelas VII SMP Negeri 24 Semarang yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk lebih tinggi dari siswa yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran ekspositori. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. H : persentase ketuntasan klasikal kemampuan pemecahan masalah materi segiempat siswa kelas VII SMP Negeri 24 Semarang yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk kurang dari atau sama dengan persentase ketuntasan klasikal kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran ekspositori. H 1 : persentase ketuntasan klasikal kemampuan pemecahan masalah materi segiempat siswa kelas VII SMP Negeri 24 Semarang siswa yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk lebih dari persentase ketuntasan klasikal kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran ekspositori. Kriteria yang digunakan adalah tolak jika ℎ� ��� − . Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai ̅̅̅ 2 , ̅̅̅ 5 , 2, 2, 0 dan 0 22 sehingga nilai ℎ� ��� . Harga − diperoleh dari daftar normal baku yaitu sebesar 1,64 dengan taraf signifikan � 5. Jelas ℎ� ��� − , maka H ditolak dan diterima. Jadi, persentase ketuntasan klasikal kemampuan pemecahan masalah materi segiempat siswa kelas VII SMP Negeri 24 Semarang siswa yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk lebih dari persentase ketuntasan klasikal kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran ekspositori. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 34. 4.1.1.2.5 Uji Hipotesis 5 Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh aktivitas siswa ditimbulkan oleh model pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk terhadap kemampuan pemecahan masalah materi segiempat siswa. Uji yang digunakan adalah uji regresi. Dari perhitungan, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Persamaan Regresi  i x  i y 2  i x  2 i y   i i y x 2 25 2 5 179618,4 222 5 995 32 Dengan rumus � � − � � � − 2 dan � − � � � − 2 , diperoleh nilai dan 0 , sehingga diperoleh persamaan regresi linear sederhana ̂ + + 0 . Perhitungan selengkapnya, dapat dilihat pada lampiran 36. Selanjutnya, dilakukan uji keberartian regresi. Hipotesis yang digunakan adalah : 0 Koefisien regresi tidak berarti 0 Koefisien regresi berarti Kriteria yang digunakan adalah tolak jika ℎ� ��� − �− . Dari perhitungan diperoleh ℎ� ��� 22 2 . − − �− diperoleh dari tabel distribusi yaitu sebesar 4,17 dengan 5. Jelas ℎ� ��� − �− maka ditolak dan diterima. Jadi, koefisien regresi berarti. Langkah berikutnya, dilakukan uji kelinearan persamaan regresi. Hipotesis yang digunakan adalah : regresi linear. regresi non-linear Kriteria yang digunakan adalah tolak jika ℎ ��� − − �− . Dari perhitungan diperoleh ℎ� ��� 2 . − − �− diperoleh dari tabel distribusi yaitu sebesar 2 5 dengan 5. Jelas ℎ� ��� − �− maka diterima dan ditolak. Jadi, koefisien regresi linear. Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Analisis Varians Sumber Variasi Dk JK KT F Total 32 222465 Koefisien 1 219618.78 Regresi 1 2285,31 2285,31 122,23 4,17 Sisa 30 560,91 18,70 Tuna Cocok 17 427,24 25,13 2,44 2,51 Galat 13 133,67 10,28 Untuk mengetahui berapa persen aktivitas mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah siswa, dapat dilihat dari koefisien determinasi. Koefisien determinasi yang diperoleh setelah dilakukan perhitungan adalah 80. Hal ini berarti rata-rata kemampuan pemecahan masalah materi segiempat siswa 80 dipengaruhi oleh aktivitas siswa yang ditimbulkan oleh model pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk , sedangkan 20 dipengaruhi oleh faktor lainnya. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 35.

4.2 Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kegiatan penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 24 Semarang pada tanggal 25 April – 11 Mei 2013 pada siswa kelas VII F kelas eksperimen dan kelas VII D kelas kontrol. Siswa kelas eksperimen memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk, sedangkan siswa kelas kontrol memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran ekspositori pada materi pokok segiempat. Setelah pembelejaran selesai dilakukan, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberikan tes kemampuan pemecahan masalah yang sama Hasil tes akhir kemampuan pemecahan masalah materi segiempat siswa dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk lebih baik dibanding hasil tes akhir kemampuan pemecahan masalah materi segiempat siswa dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran ekspositori kelas VII SMP Negeri 24 Semarang tahun pelajaran 20122013. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan uji perbedaan rata-rata dan uji perbedaaan proporsi kedua kelas tersebut. Tingginya hasil tes akhir siswa kelas eksperimen disebabkan oleh adanya perbedaan perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberi pembelajaran dengan model Problem Solving berbasis Gallery Walk yang lebih memberikan tempat kepada siswa dalam proses pembelajaran,

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERNUANSAETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

0 13 308

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING ( CPS ) BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII MATERI KUBUS DAN BALOK

4 17 221

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PESERTA DIDIK SMP KELAS VII

5 32 384

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

0 6 256

KEEFEKTIFAN PBL BERBASIS NILAI KARAKTER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII

45 173 294

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN METODE IMPROVE DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

2 14 285

KEEFEKTIFAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENILAIAN SERUPA PISA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS VII SMP MATERI SEGIEMPAT

1 13 331

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBASIS ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII

16 97 444

Keefektifan Model Pembelajaran Problem Solving dan Model Pengajaran Langsung terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Kelas VII SMP Semester Genap pada Materi Pokok Segiempat Tahun Pelajaran 2008/2009.

0 0 284

Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII melalui penerapan model pembelajaran creative problem solving (CPS) berbasis kontekstual

1 0 6