2.2 Kerangka Berpikir
Pemecahan masalah merupakan salah satu aspek penting dalam pembelajaran matematika di semua jenjang pendidikan. Salah satu bagian yang sangat penting
yang tercantum dalam NCTM dari kemampuan matematika yang harus dimiliki siswa adalah kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan memecahkan
masalah merupakan salah satu bentuk kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi karena dalam kegiatan pemecahan masalah terangkum kemampuan
matematika lainnya seperti penerapan aturan pada masalah tidak rutin, penemuan pola, penggeneralisasian, pemahaman konsep, dan komunikasi matematika.
Kegiatan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika mengalami beberapa kesulitan karena siswa kurang terlatih dalam mengembangkan ide-
idenya di dalam memecahkan masalah. Selain itu, siswa juga kurang percaya diri dan tidak berani mengemukakan pendapat. Kesulitan juga muncul dari pihak guru
yaitu bagaimana memilih model pembelajaran yang tepat guna meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah.
Suatu model pembelajaran yang berorientasi pada keaktifan siswa dibutuhkan agar siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam
memecahkan masalah. Vygotsky menyarankan agar kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan membentuk kelompok belajar yaitu dengan melaksanakan
pembelajaran kooperatif untuk mengatasi adanya perbedaan individu. Pembelajaran kooperatif mengkondisikan siswa agar bekerja dalam sebuah
kelompok untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Sikap saling menghargai pendapat, tanggung jawab, dan memaklumi adanya perbedaan
individual dalam perkembangan belajar, sebagaimana teori belajar yang dikemukakan Piaget, sangat diperlukan siswa ketika bekerja sama dalam sebuah
kelompok. Model pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk merupakan
salah satu model pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan suatu masalah atau persoalan. Model pembelajaran Problem
Solving berbasis Gallery Walk merupakan suatu cara untuk melatih siswa aktif bekerja sama dalam kelompok kecil untuk mencari berbagai jalan keluar dari
suatu masalah yang dihadapi, dengan menggunakan kemampuan yang telah ada pada diri siswa. Hal ini dapat mendorong siswa untuk belajar bermakna sesuai
dengan teori Ausubel. Model pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk lebih
memberikan tempat kepada siswa dalam proses pembelajaran. Siswa berinteraksi dengan berbagai objek dan peristiwa sehingga mereka memperoleh dan
memahami pola-pola penanganan terhadap objek dan peristiwa tersebut. Siswa pada akhirnya mampu membangun konseptualisasi dan pemecahan masalah
mereka sendiri. Berdasarkan beberapa uraian tersebut, peneliti beranggapan bahwa dalam
pembelajaran matematika, model pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk efektif diterapkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah mereka. Melalui model pembalajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk, rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa dapat
mencapai KKM dan melebihi rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa
yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran ekspositori. Kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh
pembelajaran matematika menggunakan model pembalajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk juga lebih baik dibandingkan kemampuan pemecahan
masalah siswa yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran ekspositori. Aktivitas siswa yang ditimbulkan oleh model
pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery Walk juga dapat berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa.
2.3 Hipotesis