ini berada pada rentang 2,51 – 3,25 termasuk dalam kategori baik, yang
menunjukkan responden merasa puas dengan merek Bimoli.
d. Liking The Brand
Liking the Brand adalah pembeli yang benar-benar menyukai merek minyak goreng kemasan merek Bimoli.
Konsumen ini menjawab “setuju” dan “sangat setuju” pada pertanyaan 16.3 kuesioner. Perhitungan nilai untuk golongan
ini dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Perhitungan Liking The Brand
Jawaban x
f f.x
Sangat tidak setuju 1
1 1
0,48 Tidak setuju
2 16
32 15,31
Setuju 3
36 108
51,68 Sangat setuju
4 17
68 32,53
Total 70
209 100
Rata-rata 2,99 baik
Liking The Brand 84,21
Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa nilai Liking the Brand minyak goreng kemasan merek Bimoli sebesar 84,21 persen. Artinya, sebesar
84,21 persen konsumen atau 53 orang responden menyukai merek minyak goreng Bimoli. Sejumlah 17 konsumen tidak benar-benar menyukai merek ini. nilai rata-
rata 2,99 memetakan responden pada selang 2,51 – 3,25 yang menunjukkan
kategori baik.
e. Committed Buyer
Committed Buyer adalah konsumen yang setia. Konsumen memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek bahkan merek tersebut menjadi sangat
penting. Konsumen ini menjawab “setuju” dan “sangat setuju” pada pertanyaan
16.4 kuesioner.
Tabel 16. Perhitungan Committed Buyer
Jawaban x
f f.x
Sangat tidak setuju 1
1 1
0,58 Tidak setuju
2 40
80 46,51
Setuju 3
25 75
43,61 Sangat setuju
4 4
16 9,30
Total 70
172 100
Rata-rata 2,46 buruk
Committed Buyer 52,91
Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa nilai Committed Buyer minyak goreng kemasan merek Bimoli sebesar 52,91 persen. Artinya responden
minyak goreng kemasan merek Bimoli yang bersedia merekomendasikan merek ini kepada orang lain dan berkomitmen mengkonsumsinya sebesar 52,91 persen.
Nilai rata-rata sebesar 2,46 menunjukkan kategori buruk, yang berarti sebagian besar responden tidak bersedia merekomendasikan merek kepada pihak lain.
Nilai tingkatan-tingkatan loyalitas di atas diplotkan ke dalam sebuah Piramida Loyalitas. Berikut ini pemetaan hasil analisis loyalitas konsumen
minyak goreng kemasan merek Bimoli ke dalam Piramida Loyalitas.
Gambar 19. Piramida Loyalitas Minyak Goreng Kemasan Merek Bimoli
Keterangan : A = committed buyer
B = liking the brand C = satisfied buyer
D = habitual buyer E = switcherprice buyer
Piramida loyalitas yang baik adalah berbentuk segitiga terbalik, yaitu makin ke atas makin melebar. Piramida loyalitas Minyak goreng Bimoli
menunjukkan loyalitasnya cukup baik, terlihat pada tingkatan yang semakin ke atas semakin lebar sampai pada tingkatan Satisfied Buyer. Namun pada tingkatan
yang lebih atas, bentuk peramida semakin menyempit. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen sudah loyal terhadap minyak goreng Bimoli, namun hanya
sedikit yang sampai pada tahap mempromosikan. Nilai committed buyer memiliki nilai yang terkecil, yaitu sebesar 52,91. Hal ini diduga karena konsumen
menganggap bahwa merek minyak goreng kemasan Bimoli sudah banyak dikenal oleh banyak orang. Selain itu, sebagian konsumen menganggap pada dasarnya
semua minyak goreng bermerek adalah sama, dan pilihan terhadap merek minyak goreng juga banyak dipengaruhi oleh harga.
Hasil Piramida Loyalitas dilihat pula dari nilai rata-rata tiap tingkatan loyalitas. Nilai SwitcherPrice Buyer memiliki nilai rata-rata 2,43 yang termasuk
dalam kategori buruk. Buruk untuk tingkatan ini berarti konsumen tidak terlalu memperhatikan faktor yang terkait dengan harga sehingga menyebabkan
konsumen berpindah merek. Pada tingakatan Habitual Buyer sampai pada tingkatan Liking the Brand termasuk dalam kategori baik, yaitu loyalitas pada
tingkatan tersebut baik. Namun nilai Committed Buyer termasuk dalam kategori buruk dengan nilai rata-rata 2,46, yang berarti konsumen yang kurang loyal pada
tingkatan ini sehingga hanya sedikit yang memrekomendasikan produk kepada orang lain.
Tabel 17. Nilai Rata-rata Tingkatan Piramida Loyalitas Bimoli
Tingkatan Loyalitas Nilai Rata-rata
Kategori Penilaian SwitcherPrice Buyer
2,43 Buruk
Habitual Buyer 2,79
Baik Satisfied Buyer
3,01 Baik
Liking the Brand 2,99
Baik Committed Buyer
2,46 Buruk
6.3. Analisis Sensitivitas Harga