b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:
21
1 Faktor internal dari dalam siswa, yakni keadaankondisi jasmani
dan rohani siswa. 2
Faktor eksternal dari luar siswa, yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.
3 Faktor approach to learning pendekatan belajar, yakni jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
Untuk memperjelas
uraian mengenai
faktor-faktor mempengaruhi belajar tersebut di atas, berikut ini penyusun sajikan
sebuah tabel.
22
Tabel 2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Ragam Faktor dan Unsur-unsurnya Internal Siswa
Eksternal Siswa Pendekatan
1. Aspek Fisiologis:
Tonus Jasmani
Mata dan telinga
2. Aspek Psikologis
intelegensi sikap
minat bakat
motivasi 1.
Lingkungan Sosial:
keluarga guru dan staf
masyarakat staf
2. Lingkungan
Nonsosial: rumah
sekolah peralatan
alam 1.
Pendekatan Tinggi:
speculative achieving
2. Pendekatan
Menengah: analytical
deep
3. Pendekatan
Rendah: reproductive
surface
21
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001, h.130.
22
Muhibbin Syah, Ibid., h. 141.
c. Hasil Belajar
Belajar merupakan proses yang ditandai oleh adanya perubahan pada diri seseorang. Antara proses belajar dengan perubahan adalah
dua gejala saling terkait yakni belajar sebagai proses dan perubahan sebagai bukti dari hasil yang diproses. Perubahan tingkah laku tersebut
menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan, keterampilan, maupun yang menyangkut nilai sikap.
23
Dalam belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan,
informasi dan nilai. Berbagai macam tingkah laku yang berlainan inilah yang disebut kapabilitas sebagai hasil belajar. Perubahan dalam
menunjukkan kinerja perilaku berarti belajar menentukan semua keterampilan, pengetahuan dan sikap yang juga didapat oleh setiap
siswa dari proses belajarnya. Indikator
hasil belajar
merupakan target
pencapaian kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar dan standar
kompetensi. Ada tiga aspek kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar capaian kompetensi tersebut, yaitu
penilaian terhadap:
24
1 Hasil belajar penguasaan materi akademik Kognitif
Domain kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari, dan kemampuan-
kemampuan intelektual, seperti mengaplikasikan prinsip atau konsep, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Sebagian
besar tujuan-tujuan instruksional berada dalam domain kognitif. Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai
dari yang
tingkatan rendah
sampai tinggi,
yakni:Pengetahuaningatan knowledge,
Pemahaman
23
Tengku Zahara Djaafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran, Jakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan UN-Padang, 2001, h. 82.
24
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, h.13-24.
comprehension, Penerapan aplication, Analisis analysis, Sintesis synthesis, dan Evaluasi evaluation.
Kemampuan-kemampun yang termasuk domain kognitif oleh Bloom dkk. Dikategorikan lebih rinci ke dalam enam jenjang
kemampuan, yaitu: a
Hafalan C1 Jenjang hafalan meliputi kemampuan menyatakan kembali
fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajarinya. b
Pemahaman C2 Jenjang pemahaman meliputi kemampuan menangkap arti dari
informasi yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan, diagram, atau grafik.
c Penerapan C3
Jenjang penerapan adalah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi baru atau situasi
konkrit. d
Analisis C4 Jenjang analisis meliputi kemampuan menguraikan suatu
informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur informasi serta hubungan antar komponen
informasi tersebut menjadi jelas. e
Sintesis C5 Jenjang sintesis ialah kemampuan untuk mengintegrasikan
bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu keseuruhan yang
terpadu. Termasuk
di dalamnya
kemampuan merencanakan eksperimen, menyusun cara baru untuk
mengklasifikasikan obyek-obyek, peristiwa dan informasi lainnya.
f Evaluasi C6
Kemampuan pada jenjang evaluasi ialah kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjan,
berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan.
2 Hasil belajar yang bersifat proses normatif Afektif
Domain afektif mencakup pemilikan minat, sikap, dan nilai yang ditanamkan melalui proses belajar mengajar. Hasil belajar
proses berkaitan dengan sikap dan nilai, berorientasi pada penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau metode. Ciri-ciri
hasil belajar ini akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti: perhatian terhadap pelajaran, kedisiplinan,
motivasi belajar, rasa hormat kepada guru, dan sebagainya. Ranah afektif dirinci oleh Kratwohl dkk., menjadi lima jenjang, yakni:
Perhatian, Tanggapan,
Penilaian, Pengorganisasian,
dan Karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai. Untuk menilai
hasil belajar dapat digunakan instrumen evaluasi yang bersifat non tes, misalnya kuesioner dan observasi.
3 Hasil belajar aplikatif Psikomotor
Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkatian dengan keterampilan skill atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif, akan
tampak setelah siswa menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung pada kedua ranah tersebut
dalam kehidupan sehari-hari. Ranah ini diklasifikasikan ke dalam tujuh kategori yakni: Persepsi perception, Kesiapan set,
Gerakan terbimbing guided response, Gerakan terbiasa mechanism, Gerakan kompleks complex overt response,
Penyesuaian pola gerakan adaptation, Kreatifitaskeaslian Creativityorigination.
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk
perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih
baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya.
25
Menurut Sudjana hasil belajar yang dicapai di kalangan para siswa disebabkan oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa
terutama kemampuan yang dimilikinya dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Di samping faktor kemampuan
yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial
ekonomi, faktor fisik dan psikis.
26
Sedangkan menurut Oemar Hamalik perbedaan hasil belajar dikalangan siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: faktor
kematangan akibat dari kemajuan umur kronologis, latar belakang pribadi masing-masing, sikap, dan bakat terhadap suatu bidang
pelajaran yang diberikan.
27
Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang
telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan di antaranya:
28
25
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, h. 155.
26
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002, Cet. Ke-VI. h. 39.
27
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, h. 183.
28
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004, Cet. Ke-II. h. 179.
a Sasaran penilaian
Sasaran atau objek evaluasi hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor
secara seimbang. Masing-masing bidang terdiri dari sejumlah aspek. Aspek-aspek tersebut sebaiknya dapat diungkapkan melalui
penilaian tersebut. Dengan demikian dapat diketahui tingkah laku mana yang sudah dikuasainya oleh peserta didik dan mana yang
belum sebagai bahan bagi perbaikan dan penyempurnaan program pengajaran selanjutnya.
b Alat penilaian
Penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif meliputi tes dan bukan tes sehingga diperoleh gambaran hasil belajar yang
objektif. Penilaian hasil belajar sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan agar diperoleh hasil yang menggambarkan
kemampuan peserta didik yang sebenarnya. c
Prosedur pelaksanaan tes Penilaian hasil belajar dilaksanakan dalam bentuk formatif dan
sumatif. Penilaian formatif dilakukan pada setiap pengajaran berlangsung, yakni pada akhir pengajaran. Hasilnya dicatat untuk
bahan penilaian dan untuk menentukan derajat keberhasilan peserta didik seperti untuk kenaikan tingkat. Penilaian sumatif
biasanya dilakukan pada akhir suatu program atau pertengahan program. Hasilnya digunakan untuk mengetahui program mana
yang belum dikuasai oleh peserta didik.
B. Hasil Penelitian Relevan
Haryono dalam jurnalnya yang berjudul “Model Pembelajaran
Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains ”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa model pembelajaran keterampilan proses sains terbukti cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan proses sains siswa sekaligus
pencapaian hasil belajarnya secara keseluruhan. Tingkat pencapaian