h ijkl i j
mn opiqrsj it
hojuot ojv v
ipi i j
wrx y rjv
i j
k ij zsjq ot
rjv { o|
s t i} ~o
jojv i} hop i
x i
. 7
menggunakannya secara efektif; mencapai kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya; menyiapkan diri untuk hidup berumahtangga; menyiapkan diri untuk
kariernya; mencapai seperangkat nilai dan sistem etika yang membimbing tingkah lakunya; dan mencapai tingkah laku yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial.
Guru bimbingan dan konseling atau konselor di SMP berperan membantu tercapainya perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir peserta didik. Pada jenjang ini, guru
bimbingan dan konseling atau konselor menjalankan semua fungsi bimbingan dan konseling yaitu fungsi pemahaman, fasilitasi, penyesuaian, penyaluran, adaptasi, pencegahan, perbaikan,
advokasi, pengembangan, dan pemeliharaan. Meskipun guru bimbingan dan konseling atau konselor memegang peranan kunci dalam sistem bimbingan dan konseling di sekolah,
dukungan dari kepala sekolah sangat dibutuhkan. Sebagai penanggung jawab pendidikan di sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab
terhadap penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling. Selain itu, guru bimbingan dan konseling atau konselor harus berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lain seperti guru
mata pelajaran, wali kelas, komite sekolah, orang tua peserta didik, dan pihak-pihak lain yang relevan.
Layanan bimbingan dan konseling di sekolah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah beserta lampirannya. Pasal 12 ayat 2 dan 3 Permendikbud mengamanatkan pentingnya disusun panduan operasional yang merupakan
aturan lebih rinci sebagai penjabaran dari Pedoman Bimbingan dan Konseling sebagaimana tertera pada lampiran Permendikbud tersebut. Salah satu panduan yang dimaksud adalah
Panduan Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Pertama SMP.
D. Tujuan Penulisan Panduan
Secara umum panduan ini bertujuan untuk memberi arah penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Pertama. Secara khusus, panduan ini bertujuan :
1. Memandu guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam memfasilitasi dan memperhatikan ragam kemampuan, kebutuhan, dan minat sesuai dengan karakteristik
peserta didikkonseli;
. 8
2. Memfasilitasi guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, melaporkan, dan menindaklanjuti layanan bimbingan dan
konseling; 3. Memberi acuan guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam mengembangkan
program layanan bimbingan dan konseling secara utuh dan optimal dengan
memperhatikan hasil evaluasi dan daya dukung sarana dan prasarana yang dimiliki; 4. Memandu guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam menyelenggarakan
bimbingan dan konseling agar peserta didikkonseli dapat mencapai perkembangan diri yang optimal, mandiri, sukses, sejahtera dan bahagia dalam kehidupannya;
5. Memberi acuan bagi pemangku kepentingan lain penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
E. Pengguna
Panduan ini diperuntukkan bagi pemangku kepentingan layanan bimbingan dan konseling, yaitu:
1. Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor Guru bimbingan dan konseling atau konselor merencanakan, melaksanakan dan
melaporkan kegiatan bimbingan dan konseling berdasarkan panduan ini. 2. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah mendukung dan memfasilitasi terselenggarannya layanan, mensupervisi dan mengevaluasi layanan bimbingan dan konseling.
3. Dinas Pendidikan Kepala Dinas Pendidikan memberikan kebijakan yang mendukung penyelenggaraan
bimbingan dan konseling di sekolah. 4. Pengawas Pendidikan
Pengawas pendidikan mensupervisi dan membina penyelenggaraan bimbingan dan konseling sebagai bagian dari program pendidikan di sekolah berdasarkan panduan ini.
5. Lembaga Pendidikan Lembaga pendidikan yang menyiapkan calon guru bimbingan dan konseling atau konselor
mengembangkan kurikulum bimbingan dan konseling.
¡¢£ ¤
¥¤ ¦ ¦
§¢¨ © ¢¦
ª£¡ ¤
¢¦ « ¬
£ ¤ ®
¦ ¯
¨
. 9
6. Organisasi Profesi Bimbingan dan Konseling Organisasi
profesi memberikan
dukungan dalam
Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan PKB guru bimbingan dan konseling atau konselor. 7. Komite Sekolah
Komite sekolah memberikan dukungan dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di SMP.
8. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Jasmani dan Bimbingan dan Konseling PPPPTK Penjas dan BK menggunakan sebagai
bahan sosialisasi, pelatihan, dan atau bimbingan teknis.
° ± ²³´ ± ²
µ¶· ¸±¹ º»²
± ¼ ° ·²½·
¼ · ²¾ ¾ ±¸±±
² ¿ºÀÁ º²¾
± ²
³ ±
² Â
»² ¹ ·
¼ º²¾ à ·
Ä » ¼± Å
Æ ·²· ²¾
± Å °
· ¸Ç
± À
±
. 10
BAB II PEMAHAMAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIKKONSELI