SALURAN DAKWAH SEORANG DA’I SASARAN DAKWAH SEORANG DA’I

Imbauan ganjaran menggunakan rujukan yang menjanjikan komunikate sesuatu yang mereka perlukan atau mereka inginkan. Imbauan motivasional menggunakan motif motive appeals yang menyentuh kondisi intern dalam diri manusia.

C. SALURAN DAKWAH SEORANG DA’I

Seorang da’i dalam menyampaikan ajaran agama Islam kepada umat manusia tidak akan terlepas dari sarana atau media wasilah dakwah. Kepandaian untuk memilih media dakwah yang tepat merupakan salah satu unsur keberhasilan dakwah. Wasilah media dakwah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah ajaran Islam kepada mad’u. Untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat, dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah, Hamzah Ya’cub membagi wasilah dakwah menjadi lima macam, yaitu: lisan, tulisan, lukisan, audiovisual dan akhlak. • Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya. • Tulisan adalah media dakwah melalui tulisan, buku, majalah, surat kabar, surat menyurat korespondensi, spanduk, dan sebagainya. • Lukisan adalah media dakwah melalui gambar, karikatur, dan sebagainya. • Audiovisual adalah media dakwah yang merangsang indra pendengaran, penglihatan atau kedua-duanya, seperti televisi film, slide, OHP, internet, dan sebagainya. • Akhlak adalah media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam yang secara langsung dapat dilihat dan didengarkan oleh mad’u. 10

D. SASARAN DAKWAH SEORANG DA’I

Sehubungan dengan perkembangan masyarakat, bila dilihat dari aspek kehidupan psikologis, maka dalam pelaksanaan program kegiatan dakwah dan penerangan agama berbagai masalah yang menyangkut sasaran bimbingan atau dakwah perlu mendapat konsiderasi yang tepat yaitu meliputi hal-hal sebagai berikut: • Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi sosiologis berupa masyarakat terasing, pedesaan, kota besar dan kecil, serta masyarakat di daerah marginal dari kota besar. • Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari segi struktur kelembagaan berupa masyarakat, pemerintah dan keluarga. • Sasaran yang berupa kelompok-kelompok masyarakat dilihat dari segi sosial kultural berupa golongan priyai, abangan dan santri. Kalsifikasi ini terutama terdapat di dalam masyarakat jawa. • Sasaran yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari segi tingkat usia berupa golongan anak-anak, remaja dan orangtua. 10 Muhammad Munir, S.Ag, Wahyu Ilahi, S.Ag, M.A, Manajemen Dakwah, Jakarta: Prenada Media, cet.ke-1, h.32 • Sasaran yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari segi okupasionil profesi atau pekerjaan berupa golongan petani, pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri, administrator. • Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari segi tingkat hidup sosial-ekonomis berupa golongan orang kaya, menengah dan miskin. • Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi jenis kelamin berupa golongan wanita, pria dan sebagainya. • Sasaran yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari segi khusus berupa golongan masyarakat tuna susila, tuna wisma, tuna karya, narapidana dan sebagainya. Bila dilihat dari segi kehidupan psikologis masing-masing golongan masyarakat tersebut di atas memiliki ciri-ciri khusus yang menuntut kepada sistem dan metode pendekatan dakwah atau penerangan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sistem pendekatan dan metode dakwah dan penerangan yang didasari prinsip-prinsip psikologis yang berbeda-beda merupakan suatu keharusan bila kita menghendaki efektivitas dan efisiensi dalam program kegiatan dakwah dan penerangan agama di kalangan mereka. 11 Sudah jelas kiranya bahwa sasaran yang menjadi objek dakwah adalah masyarakat luas, mulai dari keluarga, masyarakat lingkungan, dan seluruh dunia. Bahkan tidak asing lagi bagi dakwah Islam, bahwa manusia harus mampu untuk mendakwahi diri sendiri, sebelum dia melangkah kepada orang lain. 11 M.A, Psikologi Dakwah, Jakarta : Bulan Bintang, h.13

E. EFEK DAKWAH SEORANG DA’I