KD = koefisien determinasi rb = indeks determinasi yang diperoleh dari harga kuadrat
rb koefisien biserial
3.9.2.6. Uji N-Gain Kemampuan Berpikir Kreatif
Data berupa skor kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pokok larutan penyangga diperoleh dari subjek penelitian yang dianalisis secara
statistik. Analisis data skor pre-test dan post-test secara klasikal dan antar kelompok prestasi tinggi, sedang, dan rendah digunakan uji normalized gain
N-gain dan uji statistik parametrik menggunakan uji dependent sample test uji-t. Perbandingan skor kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelompok
prestasi tinggi dan rendah dengan uji statistik dependent sample test uji-t. Uji parametrik dengan uji-t untuk beda rerata skor pre-test dan post-test dilakukan
jika hasil uji normalitas menggunakan rumus chi kuadrat menunjukkan sebaran data skor berdistribusi normal. Untuk analisis data penelitian berkaitan
normalized gain N-gain digunakan rumus N-gain yang dituliskan sebagai
berikut;
N-Gain tingkat pencapaian harga N-Gain sebagai berikut :
0,00 X ≤ 0,29 = kategori rendah
0,30 X ≤ 0,69 = kategori sedang
0,70 X ≤ 1,00 = kategori tinggi
3.9.2.7. Analisis Data Angket
Analisis tahap akhir ini, digunakan data hasil pengisian angket oleh siswa. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran kimia materi larutan penyangga yang diungkapkan menggunakan angket.
Tiap aspek dari pembelajaran kimia dengan menggunakan project based learning dengan produk mind mapping dianalisis untuk mengetahui rata-rata
nilai tiap indikator dalam kelas eksperimen. Dalam menganalisis data yang berasal dari angket bergradasi atau berperingkat satu sampai dengan lima,
peneliti menyimpulkan makna setiap alternatif sebagai berikut: 1.
“Sangat setuju” menunjukkan gradasi paling tinggi. Untuk kondisi tersebut diberi nilai 4
2. “Setuju”, menunjukkan peringkat lebih rendah dibandingkan dengan
kata “Sangat”. Oleh karena itu kondisi tersebut diberi nilai 3 3.
“Tidak setuju”, karena berada dibawah “Setuju”, diberi nilai 2 4.
“Sangat Tidak Setuju” yang berada di bawah “Kurang Setuju”, diberi nilai 1
Besarnya Presentase tanggapan siswa dihitung dengan rumus : Rata
– rata nilai tiap aspek = Dari tiap aspek dalam penilaian angket dapat dikategorikan sangat tinggi
jika rata-rata nilai 3,4 – 4,0, kategori tinggi jika rata-rata nilai 2,8 – 3,4,
kategori sedang jika rata-rata nilai 2,2 – 2,8, kategori rendah jika rata-rata nilai
1,6 – 2,2, dan kategori sangat rendah jika rata-rata nilai 1,0 – 1,6.
3.9.2.8. Analisis Data Lembar Observasi secara Deskriptif
Data hasil observasi merupakan data pendukung dalam penelitian. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, untuk menganalisis hasil
observasi aspek afektif kemampuan berpikir kreatif, kemampuan interpersonal, lembar observasi psikomotorik keterampilan laboratorium menganalisis
presentase dengan rumus : Rata
– rata tiap indikator = = x 100
Kriteria penilaian lembar observasi dapat dilihat pada Tabel 3.3 Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Lembar observasi
Presentase Kriteria
75 Sangat baik
51 - 75 Baik
25 - 50 Cukup
25 Kurang
81
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran berbasis proyek project based learning dengan produk mind mapping efektif meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, dengan
peningkatan 0,86 pada kelas eksperimen dan 0,71 pada kelas kontrol. 2. Pembelajaran berbasis proyek projct based learning dengan produk mind
mapping efektif meningkatkan kemampuan interpersonal siswa pada materi larutan penyangga, dengan peningkatan tiap aspek pada kelas eksperimen
yaitu aspek emphatetic processing dari 76,04 menjadi 79,42, giving feedback 79,16 menjadi 82,81, listening to others 81,51 menjadi
85,15 dan team building 81,77 menjadi 86,71.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan saran :
1. Pembelajaran berbasis proyek memiliki kelemahan salah satunya adalah memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan proyek, sehingga
perlu adanya manajemen waktu yang baik dalam penerapannya karena