Kesimpulan tersebut diperkuat dengan nilai-nilai statistika pada tabel 4.10 yaitu mean dengan skor 90.68 masuk dalam kategori cukup,
standar deviasi sebesar 10.304 median dengan skor 91.00 masuk dalam kategori cukup, dan mode dengan skor 87 masuk dalam kategori cukup.
Dengan demikian nilai-nilai statistika kesibukan guru dalam mengimplementasi standar penilaian berdasarkan Permendikbud No. 23
tahun 2016 tentang standar penilaian menurut guru SMK Negeri Se- Kota Yogyakarta dalam kategori cukup dengan persentase sebesar
37.5 yaitu pada rentang skor 86 - 94 Bab 3.
B. Analisis Data
1. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini peneliti menggunakan Chi-
Square dengan bantuan program versi 23.0 for windows.
a. Hipotesis Pertama
1 Rumusan Hipotesis
� = Tidak ada pengaruh positif pengalaman mengajar guru
terhadap kemampuan
mengimplementasikan standar
penilaian pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016.
� = Ada pengaruh positif pengalaman mengajar guru terhadap kemampuan
mengimplementasikan standar
penilaian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016.
2 Hasil Pengujian Hipotesis
Berikut ini adalah output pengaruh pengalaman mengajar terhadap implementasi standar penilaian dengan menggunakan
program SPSS versi 23,0.
Tabel 4.11. Tabel Kontigensi dan Frekuensi Harapan
Pengaruh Pengalaman Mengajar Guru Terhadap Implementasi Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian
Pembelajaran Variabel Pengalaman
Mengajar Guru Total
Junior Menengah Senior
Variabel Standar
Penilaian Tidak
Baik Count
7 14
20 41
Expected Count
9.2 14.9
16.9 41.0
Residual -2.2
-.9 3.1
Cukup Count 17
25 36
78 Expected
Count 17.5
28.4 32.1
78.0 Residual
-.5 -3.4
3.9 Baik
Count 19
31 23
73 Expected
Count 16.3
26.6 30.0
73.0 Residual
2.7 4.4
-7.0 Total
Count 43
70 79
192 Expected
Count 43.0
70.0 79.0
192.0
Pada tabel 4.11 menunjukkan tabel kontingensi pengaruh pengalaman mengajar guru terhadap implementasi Permendikbud
No. 23 Tahun 2016 tentang standar penilaian pembelajaran. Semula, variabel implementasi Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pembelajaran dibagi menjadi lima kategori yaitu Sangat Tidak Baik STB diberi nilai 1, kategori Tidak Baik TB
diberi nilai 2, kategori Cukup C diberi nilai 3, kategori Baik B diberi nilai 4, dan kategori Sangat Baik SB diberi nilai 5.
Kemudian untuk variabel pengalaman mengajar guru dibagi menjadi tiga kategori yaitu kategori junior diberi nilai 1, kategori
menengah diberi nilai 2, kategori senior diberi nilai 3. Setelah dilakukan pengujian lampiran 188, menghasilkan frekuensi
harapan kurang dari 5. Untuk menghasilkan frekuensi harapan lebih dari 5, maka kategori tersebut harus diubah dengan menggabungkan
kolom atau baris kategori yang berdekatan. Penggabungan dilakukan pada variabel implementasi Permendikbud No 23 tahun
2016 tentang standar penilaian pembelajaran yaitu kategori sangat tidak baik STB diberi kode angkah 1 dengan digabungkan dengan
kolom terdekat yang merupakan kategori tidak baik TB kode angkah 2, sehingga setelah digabungkan menjadi kategori tidak baik
TB diberi kode angkah 1. Penggabungan juga dilakukan pada kategori sangat baik SB kode angkah 5 dengan digabungkan kolom
terdekat yang merupakan kategori baik B kode angkah 4, sehingga setelah digabungkan menjadi kategori baik B diberi kode angkah
3. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa pengujian hipotesis menggunakan analisis Chi-Square. Berikut ini
adalah hasil nilai Chi-Square variabel pengaruh pengalaman mengajar guru terhadap implementasi Permendikbud No. 23 tentang
Standar Penilain dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.12. Hasil Analisis
Chi-Square Pengaruh Pengalaman Mengajar Guru Terhadap
Kemampuan Mengimplementasi Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pembelajaran
Value df
Asymptotic Significance
2-sided
Pearson Chi-Square 4.864
a
4 .302
Likelihood Ratio 4.967
4 .291
Linear-by-Linear Association 3.431
1 .064
N of Valid Cases 192
a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.18.
Pada tabel 4.12. diketahui hasil Chi-Square x
2
hitung sebesar 4.842 df = 4 dan nilai Asymp. Sig sebesar 0.302 lebih besar dari
0.05 sehingga H diterima dan H
1
ditolak, dapat diartikan bahwa tidak terdapat pengaruh positif pengalaman mengajar guru terhadap
kemampuan guru mengimplementasikan Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan
b. Hipotesis Kedua
1 Rumusan Hipotesis
� = Tidak ada positif pengaruh tingkat pendidikan guru terhadap
kemampuan mengimplementasikan
standar penilaian
pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016.
� = Ada pengaruh positif tingkat pendidikan guru terhadap
kemampuan mengimplementasikan
standar penilaian
pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016.
2 Hasil Pengujian Hipotesis
Berikut ini adalah output pengaruh tingkat pendidikan guru terhadap implementasi standar penilaian dengan menggunakan
program SPSS versi 23,0.
Tabel 4.13. Tabel Kontigensi dan Frekuensi Harapan
Pengaruh Tingkat Pendidikan Guru Terhadap Implementasi Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian
Pembelajaran
Variabel Tingkat Pendidikan Guru
Total S1
S2
Variabel Standar
Penilaian Tidak
Baik Count
37 4
41 Expected Count
35.2 5.8
41.0 Residual
1.8 -1.8
Cukup Count
64 14
78 Expected Count
67.0 11.0
78.0 Residual
-3.0 3.0
Baik Count
64 9
73 Expected Count
62.7 10.3
73.0 Residual
1.3 -1.3
Total Count
165 27
192 Expected Count
165.0 27.0
192.0
Pada tabel 4.13. menunjukkan tabel kontingensi pengaruh tingkat pendidikan guru terhadap implementasi Permendikbud No. 23
Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pembelajaran. Semula, variabel implementasi Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Tentang
Standar Penilaian Pembelajaran dibagi menjadi lima kategori yaitu Sangat Tidak Baik STB diberi nilai 1, kategori Tidak Baik TB
diberi nilai 2, kategori Cukup C diberi nilai 3, kategori Baik B diberi nilai 4, dan kategori Sangat Baik SB diberi nilai 5.
Kemudian untuk variabel tingkat pendidikan guru dibagi menjadi empat kategori yaitu kategori D3 diberi nilai 1, kategori S1 diberi
nilai 2, kategori S2 diberi nilai 3 dan kategori S3 diberi nilai 4. Setelah dilakukan pengujian lampiran 192, menghasilkan
frekuensi harapan kurang dari 5. Untuk menghasilkan frekuensi harapan lebih dari 5, maka kategori tersebut harus diubah dengan
menggabungkan kolom atau baris kategori yang berdekatan. Penggabungan
dilakukan pada
variabel implementasi
Permendikbud No 23 tahun 2016 tentang standar penilaian pembelajaran yaitu kategori sangat tidak baik STB diberi kode
angkah 1 dengan digabungkan dengan kolom terdekat yang merupakan kategori tidak baik TB kode angkah 2, sehingga setelah
digabungkan menjadi kategori tidak baik TB diberi kode angkah 1. Penggabungan juga dilakukan pada kategori sangat baik SB
diberi kode angkah 5 dengan digabungkan dengan kolom terdekat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang merupakan kategori baik B kode angkah 4, sehingga setelah digabungkan menjadi kategori baik B diberi kode angkah 3.
Penggabungan juga dilakukan untuk variabel tingkat pendidikan guru pada kategori D3 diberi kode angkah 1 dengan digabungkan
dengan kolom terdekat yang merupakan kategori S1 diberi kode angkah 2, sehingga setelah digabungkan menjadi kategori S1 kode
angkah 1 dan untuk kategori S3 diberi kode angkah 4 dengan digabungkan ke kolom terdekat yang merupakan kategori S2 kode
angkah 3, sehingga setelah digabungkan menjadi kategori S2 diberi kode angkah 2.
Pengujian hipotesis ini menggunakan analisis Chi-Square. Berikut ini adalah hasil nilai Chi-Square variabel pengaruh tingkat
pendidikan guru terhadap implementasi Permendikbud No.23 Tentang Standar Penilain dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.14. Hasil Analisis
Chi-Square Pengaruh Tingkat Pendidikan Guru Terhadap Kemampuan
Mengimplementasi Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pembelajaran
Value df
Asymptotic Significance 2-sided
Pearson Chi-Square 1.786
a
2 .410
Likelihood Ratio 1.790
2 .409
Linear-by-Linear Association
.019 1
.891 N of Valid Cases
192 a. 0 cells 0.0 have expected count less than 5. The minimum expected
count is 5.77.
Pada tabel 4.14. diketahui hasil Chi-Square x
2
hitung sebesar 1.786 df = 2 dan nilai Asymp. Sig sebesar 0.410 lebih besar dari
0.05 sehingga H diterima dan H
1
ditolak, dapat diartikan bahwa tidak terdapat pengaruh positif tingkat pendidikan guru terhadap
kemampuan guru mengimplementasikan Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan
c. Hipotesis Ketiga
1 Rumusan Hipotesis
� = Tidak ada pengaruh kesibukan guru di dalam kegiatan
sekolah terhadap
kemampuan mengimplementasikan
standar penilaian pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016.
� = Ada pengaruh kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah
terhadap kemampuan
mengimplementasikan standar
penilaian pembelajaran berdasarkan Permendikbud nomor 23 Tahun 2016.
2 Hasil Pengujian Hipotesis
Berikut ini adalah output pengaruh kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap implementasi standar penilaian dengan
menggunakan program SPSS versi 23,0. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.15. Tabel Kontigensi dan Frekuensi Harapan
Pengaruh Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah Terhadap
Implementasi Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pembelajaran
Variabel Kesibukan Guru Total
Tidak Sibuk Sibuk
Cukup
Variabel Standar
Penilaian Tidak
Baik Count
25 12
4 41
Expected Count 11.5
15.4 14.1
41.0 Residual
13.5 -3.4
-10.1 Cukup Count
18 36
24 78
Expected Count 21.9
29.3 26.8
78.0 Residual
-3.9 6.8
-2.8 Baik
Count 11
24 38
73 Expected Count
20.5 27.4
25.1 73.0
Residual -9.5
-3.4 12.9
Total Count
54 72
66 192
Expected Count 54.0
72.0 66.0
192.0
Pada tabel 4.15. menunjukkan tabel kontingensi pengaruh kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap implementasi
Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang standar penilaian pembelajaran. Semula, variabel implementasi Permendikbud No. 23
Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pembelajaran dibagi menjadi lima kategori yaitu Sangat Tidak Baik STB diberi nilai 1,
kategori Tidak Baik TB diberi nilai 2, kategori Cukup C diberi nilai 3, kategori Baik B diberi nilai 4, dan kategori Sangat Baik
SB diberi nilai 5. Kemudian untuk variabel kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah dibagi menjadi lima kategori yaitu kategori
sangat tidak sibuk STS diberi nilai 1, kategori tidak sibuk TS
diberi nilai 2, kategori cukuk C diberi nilai 3, kategori sibuk S PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diberi nilai 4 dan kategori sangat sibuk SS diberi nilai 5. Setelah dilakukan pengujian lampiran 196, menghasilkan frekuensi
harapan kurang dari 5. Untuk menghasilkan frekuensi harapan lebih dari 5, kategori tersebut harus diubah dengan menggabungkan
kolom atau baris kategori yang berdekatan. Penggabungan dilakukan pada variabel implementasi Permendikbud No 23 tahun
2016 tentang standar penilaian pembelajaran yaitu kategori sangat tidak baik STB diberi kode angkah 1 dengan digabungkan dengan
kolom terdekat yang merupakan kategori tidak baik TB kode angkah 2, sehingga setelah digabungkan menjadi kategori tidak baik
TB diberi kode angkah 1. Penggabungan juga dilakukan pada kategori sangat baik SB diberi kode angkah 5, dengan
digabungkan dengan kolom terdekat yang merupakan kategori baik B kode angkah 4, sehingga setelah digabungkan menjadi kategori
baik B diberi kode angkah 3. Penggabungan juga dilakukan untuk variabel kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah pada kategori
sangat sibuk SS diberi kode angkah 5, dengan digabungkan dengan kolom terdekat yang merupakan kategori sibuk S kode angkah 4,
sehingga setelah digabungkan menjadi kategori sibuk S diberi kode angkah 4, setelah digabungkan dan ternyata masih di bawah
lima maka peneliti menggabungkan ketegori sibuk S kode angkah 4, dengan digabungkan dengan kolom terdekat yang merupakan
kategori cukup C diberi kode angkah 3, sehingga setelah digabungkan menjadi kategori cukup C diberi kode angkah 3.
Pengujian hipotesis ini juga menggunakan analisis Chi- Square. Berikut ini adalah hasil nilai Chi-Square variabel pengaruh
kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap implementasi Permendikbud No.23 Tentang Standar Penilain dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 4.16. Hasil Analisis
Chi-Square Pengaruh Pengalaman Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan
Sekolah Terhadap Kemampuan Mengimplementasi Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Tentang Standar
Penilaian Pembelajaran
Value df
Asymptotic Significance 2-sided
Pearson Chi-Square 37.740
a
4 .000
Likelihood Ratio 36.669
4 .000
Linear-by-Linear Association
30.674 1
.000 N of Valid Cases
192 a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The minimum
expected count is 11.53.
Tabel 4.17. Hasil Analisis Koefisien Kontingensi Pengaruh Kesibukan
Guru di Dalam Kegiatan Sekolah Terhadap Kemampuan Mengimplementasi Permendikbud No. 23 Tahun 2016
Tentang Standar Penilaian Pembelajaran
Value Approximate
Significance
Nominal by Nominal
Phi .443
.000 Cramers V
.313 .000
Contingency Coefficient
.405 .000
N of Valid Cases 192
Pada tabel 4.16. diketahui hasil Chi-Square x
2
hitung sebesar 37.740 df = 2 dan nilai Asymp. Sig sebesar 0.000 lebih kecil dari
0.05 sehingga H ditolak dan H
1
diterima, yang artinya ada pengaruh kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap variabel
implementasi Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang standar penilaian pembelajaran. Selanjutnya setelah diketahui ada pengaruh
kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap implementasi
peraturan menteri pendidikan implementasi Permendikbud Nomor
23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian dalam Kurikulum 2013 Edisi Revisi dilanjutkan dengan melakukan perhitungan koefisien
kontingensi C untuk mencari besar kecilnya derajat asosiasi. Besar kecilnya derajat asosiasi dapat dihitung dengan rumus koefisien
kontingensi C sebesar berikut: � = √
7.7 7.7 + 9
= 0.405 Hasil perhitungan tersebut sama dengan hasil tabel 4.17.
Symmetric Measures pada kolom Contingency Coefficient yaitu sebesar 0.405. Agar hasil koefisien dapat dipakai untuk menilai
derajat asosiasi antar variabel, maka nilai C perlu dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimum C
max
yang bias terjadi, yaitu dengan menggunakan rumus C
max
sebagai berikut: ���� = √
−
= 0.816 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jika koefisien C dibandingan dengan koefisien C
max
maka hasil yang diperoleh sebesar 0.496 0.405 0.816. Maka kriteria rasio
CC
max
koefisien 0.496 berada pada rentang 0.40 –0.599 dengan
interpretasi sedang. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap implementasi
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian dalam Kurikulum 2013 dapat diinterpretasikan kuat.
2. Pembahasan Hasil Penelitian