Jika koefisien C dibandingan dengan koefisien C
max
maka hasil yang diperoleh sebesar 0.496 0.405 0.816. Maka kriteria rasio
CC
max
koefisien 0.496 berada pada rentang 0.40 –0.599 dengan
interpretasi sedang. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap implementasi
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian dalam Kurikulum 2013 dapat diinterpretasikan kuat.
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pengalaman mengajar, tingkat pendidikan guru dan kesibukan guru
terhadap implementasi penilaian berdasarkan Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian SMK Negeri se-Kota Yogyakarta.
Berdasarkan pada hasil penelitian diatas, maka diberikan pembahasan sebagai berikut:
a. Tidak ada pengaruh pengalaman mengajar guru terhadap kemampuan
mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Guru di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta.
Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan didapatkan Pearson Chi-Square 4,864
a
dan Asymp. Sig 2-sided 0,302 α 0,05
dapat diartikan bahwa tidak ada pengaruh positif pengalaman mengajar guru terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud
nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Pada penelitian ini, variabel Implementasi Permendikbud nomor 23 Tahun
2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan menunjukkan nilai rata-rata mean 62,29, nilai tengah median 60,00, dan nilai mode 57, dimana
nilai tersebut pada kategori baik. Sedangkan variabel pengalaman mengajar guru menunjukkan sebanyak 43 guru PNS atau 22,4 dengan
rentang pengalaman mengajar 1-10 tahun junior, 70 guru PNS atau 36,5 dengan rentang pengalaman mengajar 11-20 tahun menengah,
dan 79 guru PNS atau 41,1 dengan rentang pengalaman mengajar 21 tahun senior. Dari nilai rata-rata mean sebesar 62,29 yang berarti
bahwa implementasi standar penilaian pendidikan cenderung baik. Sedangkan pada dasarnya pengalaman mengajar adalah apa yang
sudah dialami dalam mengajar di sekolah berkenaan dengan kurun waktu, berdasarkan pengalaman yang telah didapat selama mengajar
tentu akan memberikan kemampuan bagi seorang guru dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia
pendidikan tidak terkecuali dengan kurikulum. Semakin lama pengalaman
mengajar maka
semakin tinggi
kemampuan mengimplementasikan Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan, dan sebaliknya semakin rendah pengalaman mengajar guru maka semakin rendah kemampuan
mengimplementasikan Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Hal tersebut dikarenakan guru yang
memiliki pengalaman tentu akan mudah menghadapi setiap perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan.
Namun hasil uji hipotesis menunjukkan tidak ada pengaruh yang positif
pengalaman mengajar
terhadap kemampuan
mengimplementasikan Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Hal ini diduga oleh peneliti dikarenakan
jumlah sampel yang kurang memadai dan persentase pengalaman mengajar tidak terpaut jauh. Implikasinya bahwa guru yang memiliki
pengalaman mengajar lebih lama atau lebih dari 21 tahun harus tetap terus belajar dan memahami perubahan-perubahan yang terjadi
didalam kurikulum bahkan perubahan lainnya yang terjadi dalam dunia pendidikan, karena pengalaman mengajar tidak hanya ditunjukkan oleh
satuan waktu, tetapi pengalaman adalah bagaimana kompetensi yang melekat pada seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada
alasan bahwa akan mendekati pensiun maka tidak mampu mengikuti atau menerapkan kurikulum terbaru terkait Permendikbud nomor 23
Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar, dimana tujuan penilaian oleh pendidikguru adalah
untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Karena
setiap perubahan yang terjadi adalah demi terwujudnya tujuan pendidikan yang utuh bagi peserta didik dan dunia pendidikan di
Indonesia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Tidak ada pengaruh tingkat pendidikan guru terhadap kemampuan
implementasi standar
penilaian pembelajaran
berdasarkan PERMENDIKBUD Nomor 23 Tahun 2016 SMK Negeri se-Kota
Yogyakarta. Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan, diketahui hasil
Pearson Chi-Square 1.786 dan Asymp. Sig 2-sided 0.410 α 0,05,
sehingga H ditolak dan H
1
diterima, yang artinya tidak ada pengaruh positif dan signifikan tingkat pendidikan guru terhadap implementasi
standar penilaian pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 SMK Negeri se-Kota Yogyakarta. Dari 192 guru ada 7
guru atau 3,6 yang mempunyai tingkat pendidikan D3, 158 guru atau 82,3 yang mempunyai tingkat pendidikan S1, dan 25 guru atau 13,0
yang mempunyai tingkat pendidikan S2, dan 2 guru atau 1,0 yang mempunyai tingkat pendidikan S3. Dengan demikian tingkat
pendidikan guru terbanyak berada pada S1 dengan 158 guru atau 82,3.
Guru dengan tingkat pendidikan yang memadai tentu memiliki pengetahuan, wawasan yang luas, dan berpikiran terbuka terhadap hal-
hal baru dalam dunia pendidikan. Semakin tinggi pendidikan seorang guru maka semakin tinggi kemampuan mengimplementasikan
Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pembelajaran, dan sebaliknya semakin rendah pendidikan seorang guru
maka semakin
rendah kemampuan
mengimplementasikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan seorang guru dengan tingkat
pendidikan yang tinggi tentu akan lebih terbuka dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan.
Namun hasil hipotesis menunjukkan tidak ada pengaruh yang positif
tingkat pendidikan
guru terhadap
kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 tentang Standar
Penilaian Pembelajaran. Tingkat pendidikan guru menunjukkan bahwa sebagian besar guru dengan tingkat pendidikan S1 sebanyak 158 guru
82,3. Sedangkan implementasi Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pembelajaran menunjukkan bahwa
sebanyak 73 guru 38,0 mengimplementasikan dengan sangat baik dan 78 guru 40,6 mengimplementasikan dengan baik. Implikasinya
bahwa guru yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi harus tetap belajar dan terbuka terhadap perubahan yang terjadi dalam
kurikulum dan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dimana proses penilaian dalam pembelajaran sangat penting dan utama dalam
pencapaian tujuan pendidikan. c.
Pengaruh positif kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap kemampuan implementasi standar penilaian pembelajaran berdasarkan
PERMENDIKBUD Nomor 23 Tahun 2016 SMK Negeri se-Kota Yogyakarta.
Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan, diketahui hasil Pearson Chi-Square 37.740 dan Asymp. Sig 2-sided 0.000 0,05,
sehingga H
1
diterima dan H ditolak, yang artinya ada pengaruh positif
dan signifikan kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap kemampuan implementasi standar penilaian pembelajaran berdasarkan
PERMENDIKBUD Nomor 23 Tahun 2016 SMK Negeri se-Kota Yogyakarta.
Berdasarkan analisis data bahwa terdapat 192 guru yang menjadi responden dalam penelitan, persepsi guru tentang kesibukan guru di
dalam kegiatan sekolah terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang standar penilaian
pembelajaran dengan kategori sangat sibuk adalah 5 guru 2,6, kategori sibuk adalah 61 guru 31,8, kategori cukup adalah 72 guru
37,5, kesibukan guru dengan kategori tidak sibuk adalah 38 guru 19,8, dan kesibukan guru dengan kategori sangat tidak sibuk adalah
6 guru 8,3. Dalam variabel ini diperoleh hasil perhitungan nilai rata-rata mean adalah 90,68 , nilai tengah median adalah 91,00 , dan
nilai modus adalah 87. Hal ini menunjukkan bahwa kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah yang dialami sebagian besar responden cukup.
Sementara itu pada implementasi Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang standar penilaian pembelajaran yang memiliki kategori sangat
baik adalah 73 guru 38,0, kategori baik adalah 78 guru 40,6, kategori cukup adalah 38 guru 19,8, kategori tidak baik adalah 3
guru 1,6, dan kategori sangat tidak baik adalah 0 guru 0. Dalam variabel ini diperoleh hasil perhitungan nilai rata-rata mean adalah
62.19 , nilai tengah median adalah 60.00, dan nilai modus adalah 57 menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah sangat baik dan
baik dalam mengimplementasikan Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang standar penilaian. Karena terdapat pengaruh positif kesibukan
guru di
dalam kegiatan
sekolah terhadap
kemampuan mengimplementasikan standar penilaian pembelajaran berdasarkan
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 SMK Negeri se-Kota Yogyakarta, maka dalam hal ini kesibukan guru di dalam kegiatan
sekolah dapat digunakan untuk memprediksikan kemampuan guru dalam
mengimplementasikan standar
penilaian pembelajaran
berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 SMK Negeri se- Kota Yogyakarta. Semakin sibuk seorang guru di dalam kegiatan
sekolah akan
semakin baik
pula kemampuannya
dalam mengimplementasikan standar penilaian pembelajaran berdasarkan
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 SMK Negeri se-Kota Yogyakarta. Sebaliknya, semakin tidak sibuknya seorang guru di dalam
kegiatan sekolah akan semakin rendah kemampuannya dalam mengimplementasikan standar penilaian pembelajaran berdasarkan
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 SMK Negeri se-Kota Yogyakarta.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama dapat diketahui ada pengaruh positif kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah
terhadap implementasi Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang standar penilaian. Adanya pengaruh positif karena nilai phi sebesar
0,443. Maksudnya dari pernyataan tersebut, kesibukan guru di dalam sekolah berpengaruh terhadap implementasi Permendikbud nomor 23
Tahun 2016 tentang standar penilaian karena semakin banyak kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah maka guru tersebut sudah
mempersiapkan diri mereka dengan pengetahuan yang mereka miliki sehingga secara tidak langsung mereka sudah memahami implementasi
Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang standar penialain. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kesibukan guru di
dalam kegiatan sekolah dapat mempengaruhi guru dalam memahami perubahan kurikulum. Semakin banyak kesibukan seorang guru di
dalam kegiatan
sekolah, semakin
baik guru
tersebut mengimplementasikan Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang
standar penialain. Sebaliknya, semakin sedikit kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah, semakin tidak baik kemampuan guru untuk
mengimplementasikan Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang standar penialain.
122
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan di Bab IV mengenai implementasi Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian di
SMK Negeri se-Kota Yogyakarta, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Tidak ada pengaruh positif pengalaman mengajar guru terhadap kemampuan mengimplementasikan standar penilaian pembelajaran
berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 diketahui hasil Pearson Chi-Square 4,864
a
dan Asymp. Sig 2-sided 0,302 α 0,05.
2. Tidak ada pengaruh positif tingkat pendidikan guru terhadap kemampuan
mengimplementasikan standar penilaian pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 diketahui hasil diketahui hasil
Pearson Chi-Square 1.786
a
dan Asymp. Sig 2-sided 0.410 α 0,05.
3. Ada pengaruh positif kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap
kemampuan mengimplementasikan standar penilaian pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 diketahui hasil Pearson
Chi-Square 37.740
a
dan Asymp. Sig 2-sided 0.000 0,05. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI