Kerangka Pemikiran KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

III. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Pemikiran

Sektor berbasis kehutanan hutan dan industri kehutanan menghadapi berbagai masalah antara lain kemerosotan produksi kayu hutan alam akibat berbagai masalah, seperti eksploitasi yang melebihi kapasitas produksi hutan lestari, penebangan liar illegal logging, perambahan kawasan hutan, pengalihan fungsi kawasan hutan, kebakaran hutan dan lain-lain. Akibatnya produksi kayu tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan industri kehutanan yang ada. Kemerosotan itu juga menimbulkan masalah sosial, ekonomi dan lingkungan di perdesaan yang menyebabkan kondisi hutan semakin rusak. Untuk mengembalikan peran dan kontribusi sektor berbasis kehutanan dalam perekonomian Jambi, diimplementasikan program revitalisasi sektor berbasis kehutanan tanpa meninggalkan pelaksanaan empat kebijakan prioritas yang lain. Revitalisasi dimaksudkan untuk menciptakan industri kehutanan yang tangguh, berkualitas dan berdayasaing global, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar dan pendapatan pemerintah serta mewujudkan pengelolaan hutan lestari. Sasaran tersebut akan dicapai melalui : 1 program peningkatan kinerja industri kehutanan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku dan produksi pada umumnya sehingga untuk efisiensi yang sama dimungkinkan bisa menambah produksi ataupun perluasan industri, 2 mendorong pelaksanaan pengelolaan hutan lestari untuk HPH atau HTI agar semua HPH atau HTI menjamin tersedianya bahan baku industri secara lestari, 3 pembangunan dan perluasan HTI baru yang akan menambah pasokan bahan baku industri kayu, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan masyarakat dan pemerintah, 4 pembangunan hutan tanaman rakyat yang memberikan akses kepada masyarakat untuk mengelola sumberdaya hutan yang diharapkan akan menambah pasokan bahan baku industri kayu, meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah, 5 peningkatan hasil hutan non kayu yang diharapkan dapat menambah pendapatan masyarakat, dan 6 peningkatan pemerintah dari PNBP Penerimaan Negara Bukan Pajak seperti PSDH dan DR. Revitalisasi sektor-sektor berbasis kehutanan antara lain diwujudkan dalam investasi untuk pembangunan Hutan Tanaman Industri HTI, pembangunan Hutan Tanaman Rakyat HTR, pembangunan atau perluasan industri hasil hutan seperti kayu lapis, MDF, industri bubur kertas pulp, industri kertas tulis maupun industri kertas tisu dan lain-lain. Investasi melalui pembentukan modal akan dapat mempengaruhi kesejahteraan ekonomi suatu bangsa. Investasi baik yang berasal dari dalam negeri maupun asing sangat diperlukan untuk meningkatkan kegiatan proses produksi termasuk produktivitasnya maupun distribusi input dan output suatu sektor tertentu. Melalui investasi, kapasitas produksi dan outputnya dapat ditingkatkan, yang kemudian bisa menjadi sumber pendapatan bagi tenaga kerja yang bekerja pada sektor tersebut. Untuk menghasilkan output yang lebih besar, harus dibarengi dengan peningkatan jumlah faktor produksi tenaga kerja dan non tenaga kerja. Kebutuhan akan faktor produksi tenaga kerja atau non tenaga kerja tergantung pada jenis investasi yang akan dilakukan, apakah labour intensive atau capital intensive , sehingga investasi tidak hanya akan meningkatkan produksi tetapi juga kesempatan kerja bagi masyarakat. Dalam kerangka Sistem Neraca Sosial Ekonomi, balas jasa terhadap tenaga kerja dan non tenaga kerja berupa upahgaji dan keuntungan yang diterima oleh masing-masing faktor produksi menghasilkan distribusi pendapatan faktorial. Adanya kesempatan kerja akan membuka peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatannya. Pendapatan faktorial yang diterima oleh rumahtangga, akan memberikan kontribusi bagi pendapatan rumahtangga yang selanjutnya akan menimbulkan distribusi pendapatan rumahtangga. Selama ini masyarakat sekitar hutan dinilai kurang memperoleh manfaat ekonomi dari keberadaan maupun pengelolaan hutan baik dalam sistem HPH maupun HTI. Maka ketika kesejahteraan masyarakat sekitar hutan masih sangat rendah tanpa pekerjaan dan sumber pendapatan yang jelas, dan dengan kelemahan pengamanan hutan serta penegakan hukum yang masih lemah, dalam beberapa tahun terakhir masyarakat telah menjadikan hutan serta kawasan hutan sebagai alternatif pertama untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan kesejahteraan mereka dengan menebang secara liar, merambah hutan dan merubahnya menjadi areal perkebunan atau budidaya pertanian yang lain. Oleh karena itu, untuk mempertahankan fungsi dan eksitensi hutan pada kawasan hutan di provinsi Jambi maka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat menjadi sangat penting dilakukan baik oleh pemerintah maupun oleh dunia usaha di sektor kehutanan. Pengembangan industri hilir yang mengolah produk hasil hutan yang ada menjadi barang jadi yang lebih besar nilai tambahnya dan lebih besar penyerapan tenaga kerjanya akan memberikan kesempatan masyarakat untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dan meningkatkan kesejahteraannya. Untuk itu, pengembangan industri hilir kehutanan seperti industri kertas dan lain-lain, harus diarahkan pada pengembangan usaha yang banyak melibatkan masyarakat dan badan-badan usaha kecil ataupun menengah di sekitar lokasi atau pabrik. Secara ringkas kerangka pemikiran dampak implementasi kebijakan prioritas pemerintah dalam revitalisasi sektor berbasis kehutanan, untuk mengembalikan peran dan kontribusi sektor kehutanan dalam perekonomian, menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat, meningkatkan pendapatan masyarakat dan negara serta menjadi benteng pengamanan hutan, dapat dilihat pada Gambar 8.

3.2. Hipotesis