jelas, memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam masalah. Kedua, merumuskan masalah, fenomena yang ada dalam
masalah menuntut penjelasan hubungan-hubungan apa yang terjadi diantara fenomena itu. Ketiga, menganalisis masalah, anggota kelompok mengeluarkan
pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki tentang masalah, terjadi diskusi yang membahas informasi yang ada dalam pikiran anggota. Keempat, menata
gagasan dan menganalisis, pada tahap ini bagian yang sudah di analisis dilihat keterkaitanya satu sama lain, dikelompokkan mana yang saling menunjang, mana
yang bertentangan dan sebagainya. Kelima, memformulasikan tujuan pembelajaran, pada tahap ini kelompok dapat merumuskan pembelajaran karena
kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang masih kurang, dan mana yang masih belum jelas. Keenam, mencari informasi tambahan dari sumber lain,
keaktifan setiap anggota harus terbukti dengan laporan yang harus disampaikan oleh setiap individu yang bertanggung jawab atas setiap tujuan pembelajaran.
Ketujuh, mensitesa dan menguji informasi baru dan membuat laporan. Keterampilan yang dibutuhkan adalah bagaimana meringkas, mendiskusikan, dan
meninjau ulang hasil diskusi untuk nantinya disajikan dalam bentuk makalah.
28
e. Keunggulan dan Kelemahan Problem Based Learning
Setiap model ataupun strategi pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hal penting yang harus diperhatikan dalam
penerapan model itu sendiri harus menyesuaikan dengan konsep atau materi yang akan disampaikan dan tujuan pembelajaran.
Seperti layaknya model pembelajaran lain, Problem Based Learning PBL pun memiliki keunggulan dan kelemahannya. Adapun keunggulan PBL menurut
Trianto, yakni sebagai berikut: Realistik dengan kehidupan nyata, Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa, Memupuk sifat inquiry siswa, Retensi konsep menjadi
kuat, dan Memupuk kemampuan problem solving pemecahan masalah.
29
Wina menambahkan, beberapa kelebihan dari PBL, diantaranya: Teknik yang bagus untuk lebih memahami isi pelajaran melalui pemecahan masalah,
28
M. Taufik Amir, op.cit., h. 24-25
29
Trianto, op. cit., h. 96-97
Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa, Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa,
Membantu siswa mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata, Membantu untuk mengembangkan pengetahuan baru
siswa dan mendorong mereka untuk melakukan evaluasi sendiri terhadap hasil maupun proses belajarnya, Memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata
pelajaran matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya, pada dasarnya merupakan cara berfikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan
hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja, Dianggap lebih menyenangkan
belajar melalui
pemecahan masalah,
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru, Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata, Mengembangkan minat
siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
30
Menurut Edward de Bono yang dikutip oleh Taufiq Amir, mengatakan bahwa Problem Based Learning memberikan peluang untuk membangun
kecakapan hidup life skills pemelajar, pemelajar terbiasa mengatur dirinya sendiri self directed, berpikir metakognitif reflektif dengan pikiran dan
tindakannya, berkomunikasi dan cakap menggali informasi.
31
Jadi, sebagai suatu model pembelajaran yang berorientasi pada siswa, pembelajaran berbasis masalah tidak hanya menjadikan siswa cakap secara
kognitif dan meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa di dalam kelas. Lebih dari itu pembelajaran berbasis masalah mampu mengembangkan berbagai
keterampilan lain siswa seperti keterampilan dalam pemecahan masalah, keterampilan dalam berkomunikasi, kemampuan berpikir ilmiah, serta melatih
siswa untuk belajar melihat sesuatu secara komperhensif dan mendalam. Selain itu, dengan menghadirkan permasalahan-permasalahan kontekstual di dalam
pembelajaran dapat membantu siswa untuk mentransfer pengetahuan yang mereka
30
Wina Sanjaya, op.cit., h. 220-221
31
Taufik Amir, op. cit., h. 27
dapatkan ke dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat merasakan manfaat dari pembelajaran yang mereka lakukan di kelas secara nyata, baik untuk
masa sekarang maupun di masa yang akan datang dalam menghadapi permasalahan di lingkungan masyarakat.
Selain kelebihan, pembelajaran problem based learning PBL memiliki beberapa keterbatasan. Kelemahan atau keterbatasan yang dimaksud antara lain:
1 Persiapan pembelajaran alat, problem, konsep yang kompleks.
2 Sulitnya mencari problem yang relevan.
3 Sering terjadi miskonsepsi.
4 Konsumsi waktu, dimana model ini memerlukan waktu yang cukup lama
dalam proses penyelidikan. Sehingga terkadang banyak waktu yang tersita untuk proses pembelajaran tersebut.
32
Dengan demikian, segala kelemahan dapat diminimalisir dengan menjadikan model ini harus lebih memperhatikan komponen belajarnya. Seperti
penggunaan masalah yang nyata dalam kehidupan siswa dan mudah dipahami dalam proses pembelajaran. Karena jika komponen yang ada tidak mengakomodir
semua pelaksanaan pembelajaran maka hasil yang diperoleh siswa pun kurang memuaskan bahkan pembelajaran menjadi sia-sia. Semua komponen tersebut
disesuaikan dengan minat siswa dalam meracik kegiatan pembelajaran agar menghindari adanya miskonsepsi di akhir pembelajaran.
4. Belajar dan Hasil Belajar