Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretes
Perlakuan Postes
Eksperimen O
1
X
1
O
2
Kontrol O
3
X
2
O
4
Keterangan: O
1
dan O
3 :
Hasil pretes O
2
dan O
4 :
Hasil postes X
1 :
Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen X
2 :
Perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian
.
3
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMA Negeri 87 Jakarta tahun pelajaran
20152016. Sedangkan populasi terjangkau adalah siswa kelas X SMA Negeri 87 Jakarta tahun pelajaran 20152016.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
4
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling. Teknik ini
merupakan teknik penentuan sampel secara acak.
5
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas X MIPA 3 sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas yang
dalam pembelajarannya diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning dan kelas X MIPA 4 sebagai kelas kontrol, yaitu kelas yang dalam
pembelajarannya menggunakan pembelajaran dengan pendekatan Saintific.
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variabel bebas X dan variabel terikat Y. Variabel bebas X dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran Problem Based Learning. Sedangkan variabel terikat Y adalah
hasil belajar biologi siswa.
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013, Cet. 15, h. 173
4
Ibid., h. 174
5
Sugiyono, op. cit, h. 82
E. Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilaksanakan dalam penilitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu: tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penilitian, dan tahap akhir
penelitian. 1.
Tahap Persiapan Penelitian
Langkah awal yang dilakukan sebelum melakukan penelitian ini adalah pengurusan surat observasi dan surat izin penelitian dari UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Selanjutnya melakukan observasi ke sekolah yang akan dijadikan tempat untuk melaksanakan penelitian, membuat kisi-kisi intrumen penelitian
berdasarkan indikator dan ranah kognitif yang digunakan, serta membuat instrumen penelitian. Langkah selanjutnya adalah melakukan koordinasi dengan
wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan guru bidang studi di sekolah yang bersangkutan untuk melakukan ujicoba instrumen, kemudian melakukan analisis
data hasil ujicoba instrumen.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan kelompok
kontrol yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan Saintific. Pada awal penelitian, guru memberikan pretes kepada siswa, baik pada kelompok
eksperimen maupun pada kelompok kontrol untuk mengetahui pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan dipelajari. Selanjutnya pada akhir penelitian
guru memberikan postes dengan menggunakan soal yang sama dengan pretes untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran. Adapun jadwal
pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian di SMAN 87 Jakarta No
Hari, Tanggal Kegiatan
1 Senin, 14 Desember 2015
Pretes konsep Fungi di kelas kontrol dan kelas eksperimen
2 Kamis, 07 Januari 2016
Pertemuan 1 di kelas eksperimen tentang materi ciri umum, struktur tubuh, cara
hidup, reproduksi, dan klasifikasi jamur
No Hari, Tanggal
Kegiatan
3 Jum’at, 08 Januari 2016
Pertemuan 1 di kelas kontrol tentang materi ciri umum, struktur tubuh, cara
hidup, reproduksi, dan klasifikasi jamur
4 Rabu, 13 Januari 2016
Pertemuan 2 di kelas eksperimen tentang materi simbiosis jamur dengan organisme
lain dan peranan jamur bagi kehidupan
5 Jum’at, 15 Januari 2016
Pertemuan 2 di kelas kontrol tentang materi simbiosis jamur dengan organisme
lain dan peranan jamur bagi kehidupan
6 Rabu, 20 Januari 2016
Postes konsep Fungi di kelas eksperimen 7
Jum’at, 22 Januari 2016 Postes konsep Fungi di kelas kontrol
3. Tahap Akhir Penelitian
Pada tahap akhir penelitian dilakukan analisis data hasil pretes dan postes untuk mengetahui hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Analisis dilakukan dengan menggunakan uji statistik. Setelah itu dilakukan penarikan kesimpulan yang merupakan langkah akhir pada tahap ini.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Data yang digunakan
untuk penelitian diperoleh dari:
1. Tes
Amir Daien seperti dikutip oleh Arikunto mendefiniskikan tes sebagai suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data yang
diinginkan dengan cara yang tepat.
6
Tes dalam peneltian ini meliputi pretes dan postes dalam bentuk pilihan ganda. Pretes adalah tes yang digunakan untuk
mengetahui seberapa besar pengetahuan awal siswa sebelum penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Sedangkan postes adalah tes yang dilakukan
setekah penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk melihat hasil belajar siswa akibat adanya perlakuan.
6
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2012, h. 29
2. Observasi
Obeservasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena. Observasi
dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik, seperti tingkah laku peserta didik pada waktu belajar, berdiskusi, mengerjakan tugas, dan
lain-lain. Observasi juga dapat digunakan untuk menilai penampilan guru dalam mengajar, suasana kelas, hubungan sosial sesama peserta didik, hubungan sosial
antara guru dengan peserta didik dan hubungan sosial lainnya.
7
G. Instrumen Penelitian
Instrumen pada suatu penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
8
Dalam penelitian ini digunakan instrumen tes hasil belajar dan lembar observasi proses belajar.
1. Tes Tertulis
Tes tertulis digunakan untuk penilaian kognitif siswa dengan melakukan pretes dan postes hasil belajar individu pada konsep fungi jamur.
Adapun tes tertulis yang digunakan berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda yang berjumlah 20 soal dengan 5 pilihan jawaban. Tes ini dilakukan
sebanyak dua kali, yaitu sebelum perlakuan pretes dan sesudah perlakuan postes yang keduanya dibuat sama untuk dua kelompok penelitian. Sebelum
instrumen digunakan, terlebih dahulu diuji-cobakan di kelas XI MIA. Hali ini bertujuan untuk menguji apakah tes tersebut telah memenuhi syarat untuk
digunakan dalam penelitian dengan dilakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda pada setiap soal. Untuk lebih memahami instrumen
tes pada penelitian ini, kisi-kisi instrumen dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini:
7
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013, Cet. 5, h. 153
8
Sugiyono, op. cit., h. 102
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
9
Indikator Aspek Kognitif
∑ Soal
C1 C2
C3 C4
C5
3.6.1 Mengidentifikasi
ciri umum dan struktur tubuh
jamur 4
1, 2 3
3.6.2 Menjelaskan
cara hidup dan reproduksi
jamur 8, 9, 10
12 4
3.6.3 Mengklasifikasi
kan jamur berdasarkan
divisinya 17, 25,
28, 29 18, 19,
22, 24 14
21 10
3.6.4 Menjelaskan
simbiosis jamur dengan
organisme lain dan peranan
jamur bagi kehidupan
sehari-hari 39, 40
32 35
37 6
Total 6
8 5
2 1
22 2.
Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan metode pengumpulan data secara sistematis melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian. Lembar observasi ini berupa daftar cek check list yaitu penataan data dilakukan dengan menggunakan sebuah daftar yang memuat nama observer
disertai jenis gejala yang diamati.
10
Lembar observasi digunakan ketika proses belajar mengajar berkaitan dengan aktivitas guru selama pembelajaran. Selain itu, lembar observasi ini
9
Lampiran 11, h. 137
10
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 158-160
digunakan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tahapan kegiatan pembelajaran pada model Problem Based Learning.
11
H. Kalibrasi Instrumen
Sebelum tes digunakan sebagai instrumen, terlebih dahulu diuji-cobakan kepada responden, dalam hal ini di luar sampel yang telah ditetapkan. Setelah itu
instrumen diukur tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda, sehingga dapat dipertimbangkan instrumen tersebut dapat dipakai atau
tidak. Untuk menghitung kalibrasi intrumen dalam penelitian ini penulis
menggunakan alat bantu perhitungan analisis data yang dikembangkan oleh Drs. Karno To, M. Pd dan Yudi Wibisono ST, yaitu program Anates.
12
Adapun langkah-langkah penggunaan program Anates yaitu: Pertama, buka program
anates versi 4.0.9. Kedua, pilih jalankan anates Pilihan Ganda. Ketiga, pilih buat file baru kemudian mengisi jumlah subyeksiswa, jumlah butir soal dan jumlah
pilihan jawaban. Keempat, mengisi nama siswa, kunci jawaban soal dan jawaban siswa pada kolom yang telah disediakan kemudian kembali ke menu utama.
Kelima, pilih olah semua otomatis pada kolom penyekoran. Keenam, melihat hasil penyekoran kemudian pilih cetak ke file untuk disimpan dan dicetak.
1. Uji Validitas
Karakteristik intrumen yang baik sebagai alat evaluasi hendaknya memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki validitas yang baik. Menurut Scarvia B.
Anderson yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto menyebutkan bahwa sebuah tes disebut valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur.
13
Untuk mengukur validitas tes, dapat ditentukan dengan menggunakan korelasi Product Moment sebagai berikut:
14
R
XY
=
√
11
Lampiran 5, h. 109
12
Karno To dan Yudi Wibisono, Anates versi 4.0.9, tersedia di www.anates.com
13
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 65
14
Ibid., h. 72
Keterangan: R
XY
: koefisien korelasi N
: banyaknya sampel X : jumlah skor untuk tiap butir soal
Y : jumlah skor total X
2
: jumlah kuadrat tiap butir soal Y
2
: jumlah kuadrat skor total XY : jumlah perkalian antara X dan Y
Perhitungan validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program Anates.
15
Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan dari total soal pilihan ganda sebanyak 40 soal, didapatkan 22 soal yang valid yaitu nomor 1, 2, 4,
8, 9, 10, 12, 14, 17, 19, 21, 22, 24, 25, 28, 29, 32, 35, 36, 37, 39, 40. Sedangkan soal yang tidak valid sebanyak 18 soal. Dari jumah soal yang valid yaitu 22 butir
soal, peneliti hanya menggunakan soal sebanyak 20 butir soal dikarenakan terdapat beberapa soal yang dapat mewakili soal lainnya dan untuk memudahkan
dalam pemberian nilai siswa.
2. Uji Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.
16
Reliabilitas dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, stabil dan konsisten.
Untuk mengetahui reliabilitas instrumen menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Kuder Richardson KR-20 sebagai berikut:
17
=
Keterangan: : reliabilitas tes secara keseluruhan
n : banyaknya item
p : proporsi subjek yang menjawab item yang benar
q : proporsi subjek yang menjawab item yang salah
: jumlah perkalian antara p dan q S
: standar deviasi
15
Lampiran 7, h. 129
16
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 86
17
Ibid., h. 100
Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program Anates.
18
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari 40 soal yang telah diuji cobakan dengan n=35 menunjukan nilai reliabilitas sebesar 0.79 dan
tergolong dalam kategori korelasi tinggi. Kriteria indeks reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini:
Tabel 3.4 Kriteria Indeks Reliabilitas Koefisien Korelasi
Kriteria
0.20 Sangat Rendah
0.20 – 0.40
Rendah 0.40
– 0.60 Cukup
0.60 – 0.80
Tinggi 0.80
– 1.00 Sangat Tinggi
3. Tingkat Kesukaran
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal apakah soal itu tergolong sukar, sedang, atau mudah maka soal-soal tersebut terlebih dahulu diujikan taraf
kesukarannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
19
P
=
Keterangan: P
: proporsi tingkat kesukaran B
: jumlah siswa yang menjawab benar N
: jumlah peserta tes Perhitungan tingkat kesukaran dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan program Anates.
20
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari 40 soal yang diuji cobakan, diperoleh 5 soal dengan kriteria sangat mudah, 4 soal
dengan kriteria mudah, 26 soal dengan kriteria sedang, 2 soal dengan kriteria
18
Lampiran 8, h. 131
19
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, Cet. 1, h. 103
20
Lampiran 9, h. 133
sukar dan 3 soal dengan kriteria sangat sukar. Adapun kriteria tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini:
Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran Interval
Kriteria
– 15 Sangat Sukar
16 – 30
Sukar 31
– 70 Sedang
71 – 85
Mudah 86
– 100 Sangat Mudah
4. Daya Pembeda
Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan
kelompok siswa yang kurang pandai. Daya pembeda ini dihitung menggunakan rumus:
21
D = Keterangan:
D : daya pembeda
Ba : jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas
Bb : jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah
N : jumlah peserta tes
Perhitungan daya pembeda dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program Anates.
22
Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut ini:
21
Ahmad Sofyan, op. cit, h. 104
22
Lampiran 10, h. 135
Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda
Interval Keterangan
D Sangat Jelek
0.01 D 0.20
Jelek 0.20 D
0.40 Cukup
0.40 D 0.70
Baik 0.70 D
1.00 Sangat Baik
I. Teknik Analisis Data
Data penelitian yang telah diperoleh kemudian diolah dan dianalisis agar dapat dipahami bukan hanya oleh peneliti, tetapi juga oleh orang lain yang ingin
mengetahui hasil penelitian, maka data yang diperoleh harus diuraikan melalui analisis data.
1. Uji N-Gain
Setelah diperoleh data nilai pretes dan postes, kemudian dilakukan perhitungan N-Gain untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang diperoleh
setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
23
N-Gain =
Dengan kategorisasi perolehan:
Tabel 3.7 Kriteria N-Gain
24
Rentang Kriteria
g 0.7 Tinggi
0.7 g 0.3 Sedang
g 0.3 Rendah
23
Yanti Herlanti, “Science Education Research, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains
”, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006, h. 71, tersedia melalui http:dhetik.weebly.com
diunduh pada tanggal 22 Desember 2015
24
Richard R. Hake, Analyzing ChangeGain Scores, 1999, h. 1 tersedia melalui www.physics.indiana.com
diunduh pada tanggal 03 Januari 2016
2. Uji Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat berupa uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis, terlebih dahulu data dilakukan uji normalitas. Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah data
keadaan awal populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji nomalitas yang digunakan adalah uji Liliefors.
Langkah-langkah uji Lilliefors adalah sebagai berikut:
25
1 Pengamatan x
1
, x
2
, . . . x
n
dijadikan bilangan baku z
1
, z
2
, . . . z
n
dengan menggunakan rumus z
i
=
̅
̅ dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel.
2 Untuk tiap bilangan baku ini dan meggunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang Fz
i
= P z ≤ z
i
3 Selanjutnya dihitung proporsi z
1
, z
2
, . . . z
n
yang lebih kecil atau sama dengan z
i.
Jika proporsi ini dinyatakan oleh Sz
i
, maka: Sz
i
= 4
Hitung selisih Fz
i
– Sz
i
kemudian tentukan harga mutlaknya. 5
Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga tersebar ini L
o
atau L
hitung.
Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, dibandingkan L
o
dengan nilai kritis LL
tabel
yang diambil dari daftar nilai kritis uji Liliefors untuk taraf nyata α
yang dipilih. Jika L
hitung
L
tabel,
maka H
o
diterima yang berarti data berdistribusi normal. Sebaliknya L
hitung
L
tabel,
maka H
o
ditolak yang berarti data tidak berdistribusi normal.
25
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2005, h. 466-467
b. Uji Homogenitas
Persyaratan uji analisis yang kedua adalah uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian
berawal dari kondisi yang sama atau homogen, yang selanjutnya untuk menentukan statistik t yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji
homogenitas dilakukan dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau tidak.
Untuk menguji kesamaan dua varians digunakan uji Fisher dengan rumus sebagai berikut:
26
F
hitung
= =
Kriteria hipotesis uji homogenitas untuk menganalisis data dalam penelitian yaitu jika F
hitung
F
tabel,
maka H
o
diterima yang berarti varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen. Sebaliknya, jika F
hitung
F
tabel,
maka H
o
ditolak yang berarti varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak homogen.
c. Uji Hipotesis
Jika sampel berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji parametrik dengan menguji hipotesis statistik menggunakan rumus uji-t dengan
taraf signifikan α = 0.05. Adapun rumus uji t sebagai berikut:
27
t
hitung
=
– √
dengan S
2
=
Keterangan:
1
: rata-rata skor kelompok eksperimen
2
: rata-rata skor kelompok kontrol n
1
: jumlah sampel kelompok eksperimen n
2
: jumlah sampel kelompok kontrol s
1
: nilai varians kelompok eksperimen
26
Ibid., h. 249
27
Ibid., h. 239
s
2
: nilai varians kelompok kontrol s
: nilai varians gabungan
J. Hipotesis Statistika
Perumusan hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H
o
: µ
1
≤ µ
2
H
a
: µ
1
µ
2
Keterangan: H
o
: tidak terdapat pengaruh dari penerapan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar biologi siswa
H
a
: terdapat pengaruh dari penerapan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar biologi siswa
µ
1
: rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kelas eksperimen µ
2
: rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kelas kontrol
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang terkumpul dari tes hasil belajar biologi yang diberikan kepada siswa kelas X SMAN 87 Jakarta
berupa pretes dan postes yang dilakukan pada dua kelas yang berbeda, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning pada kelas X MIPA 3 35 siswa, sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan
Saintific pada kelas X MIPA 4 35 siswa. Pretes diberikan sebelum perlakuan dilakukan yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kedua
kelompok tersebut. Postes diberikan setelah perlakuan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar biologi siswa
dalam memahami konsep fungi. Adapun instrumen yang digunakan pada pretes dan postes dalam penelitian ini meliputi data hasil belajar biologi siswa melalui
tes kognitif sebanyak 20 soal pilihan ganda yang telah diuji coba dan dianalisis. Berdasarkan data yang terkumpul maka akan dijelaskan gambaran umum dari
data yang diperoleh, yaitu data hasil pretes dan postes kelas eksperimen dan kelas kontrol, pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian.
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Sebelum diberikan perlakuan, masing-masing kelas diberikan tes awal pretes terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana
pengetahuan awal siswa konsep yang akan diajarkan, yakni konsep fungijamur. Hasil perhitungan data pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum
diberi perlakuan yang berbeda dapat dilihat pada tabel 4.1.