Gambaran Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja di MTs Negeri 3 Jakarta

dan faktor eksternal dalam hal ini faktor lingkungan keluarga, dan faktor lingkungan sosial pergaulan. Faktor internal pada diri siswa itu bersumber pada kurang disiplinnya diri dan rendahnya motivasi belajar, serta ketidak mampuan diri dalam memecahkan masalah intelegensi. Sedangkan faktor eksternal dalam hal ini lingkungan keluarga, dan faktor lingkungan sosial pergaulan. Lingkungan sosial pergaulan yang paling menonjol sebagai faktor penyebab kenakalan remaja itu adalah yaitu karena ajakan teman sesama siswa serta keadaan lingkungan yang kurang memadai atau lingkungan yang kurang bersih memacu anak melakukan kenakalan. 3. Gambaran Tindakan Preventif pencegahan yang dilakukan Sekolah Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja di MTs Negeri 3 Jakarta. Dalam kaitannya dengan masalah kenakalan siswa di sekolah sudah semestinya perlu mendapat perhatian dan upaya menanggulanginya dari pihak sekolah. Hal ini disebabkan karena sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan, dimana fungsinya diantaranya adalah untuk mempersiapkan anak didiknya sebagai individu, warga masyarakat, warga negara, dan warga dunia di masa depan yang berpengatahuan, berketerampilan dan berkarakter. Sekolah yang demikianlah yang diharapkan mampu melaksanakan fungsi pendidikan secara optimal, yaitu membentuk anak didik menjadi pribadi utuh yang dilandasi akhlak dan budi pekerti luhur. Untuk itulah perlu upaya sekolah dalam menanggulangi kenakalan siswa secara dini. Dalam kaitan tindakan preventif yang dilakukan MTs Negeri 3 Jakarta dalam menanggulangi kenakalan remaja, berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah yakni Bapak Jumanto, M.Pd menjelaskan sebagai berikut: Untuk preventif diadakan sosialisasi lewat kegiatan pembiasaanmuhadoroh, upacara, pembinaan wali kelas, LDKSLDKO, PBHI, pembentukan Satgas Narkoba dan kedisiplinan. 22 Untuk kegiatan pembiasaan, upacara, LDKSLDKO, dan PBHI dapat dipaparkan berdasarkan tabel program tahunan osis MTs Negeri 3 Jakarta tahun ajaran 20152016. Untuk keterangan lebih jelas mengenai program tahunan osis MTs Negeri 3 Jakarta tahun ajaran 20152016 dapat dilihat pada lampiran 13. Selanjutnya wawancara dengan wakil kepala kesiswaan yakni Ibu Hunainah, M.Pd menjelaskan sebagai berikut: Pencegahanya itu eskul atau ekstrakulikuler agar mereka punya kreatifitas bersifat positif, selain itu juga kita ada pemberian motivasi pada setiap kelas dan mengambil motivator dari luar. 23 Selanjutnya Bapak H. Faqih Khairul Fikri, S.Psi selaku guru bimbingan konseling kelas VII menjelaskan secara rinci mengenai tindakann preventif yang dilakukan MTs Negeri 3 Jakarta dalam menanggulangi kenakalan remaja yang telah dilaksanakan melalui layanan bimbingan dan konseling sebagai berikut: Kalau pencegahan biasanya kita guru BK masuk ke setiap kelas satu minggu sekali disitu biasanya kita konseling plasikal jadi sifatnya kaya sharing dan juga menginformasikan, itu sih yang biasa kita lakukan untuk pencegahan. 24 Sedangkan menurut Ibu Yeti Nurhayati, S.Psi selaku guru bimbingan konseling kelas VIII, tindakan preventif yang dilakukan MTs Negeri 3 Jakarta dalam menanggulangi kenakalan remaja menjelaskan sebagai berikut: Pencegahan yang biasa dilakukan yaitu memberikan arahan dan nasihat serta bimbingan, teguran secara lisan jika melanggar aturan, dilanjutkan dengan tindakan-tindakan prosedural sesuai aturan. Meninimalisir celah anak untuk keluar sekolah pada jam sekolah, 22 Wawancara, 29 Agustus 2016, “ Tindakan preventif dalam menanggulangi kenakalan remaja”. 23 Wawancara, 26 Agustus 2016, “ Tindakan preventif dalam menanggulangi kenakalan remaja. 24 Ibid., memberikan program agar anak bisa mengeluarkan segenap kemampuan mereka secara akademisnon akademis seperti kegiatan pentas seni pensi. 25 Selanjutnya menurut Ibu Latifah, S.Pd selaku guru bimbingan konseling kelas IX, tindakan preventif yang dilakukan MTs Negeri 3 Jakarta dalam menanggulangi kenakalan remaja menjelaskan sebagai berikut: Tahap pertama kita memanggil siswanya dahulu, prosedurnya dilihat kalau siswa itu melanggar baik itu ketertiban, kedisiplinan nanti itu semua ada dibuku seperti buku kehadiran yang berisi peraturan dari sekolah dan siswanya kita ajak konseling dan kita ikuti perkembangannya tetapi apabila siswa melakukannya lagi biasanya kita memanggil orang tua dan apabila masalahnya sudah berat banget biasanya kita memanggil kepala sekolah. 26 Selanjutnya wawancara dengan salah satu guru MTsN 3 Jakarta yakni Bapak Riza Fahlevi, MT. Menjelaskan sebagai berikut: Pertama mengaktifkan semua kegiatan baik ekstra maupun intra, kedua memaksimalkan kreatifitas mereka dengan beberapa program yang direncanakan sekolah, misalnya kayak satgas Satuan Tugas, Nets CUP, Pensi Pentas Seni itu kita maksimalkan agar potensi anak tersalur disitu itu yang kita lakukan selain kita memacu pada aturan-aturan sekolah. 27 Berikutnya nya menurut Bapak Rizal selaku penjaga keamanan MTsN 3 Jakarta, menjelaskan: Kan biasanya kalau telat dikasih peringatan dikasih point, dan kalau 3x telat nanti pemanggilan orang tua sebagai efek jera dia. 28 Selanjutnya hasil wawancara oleh Bapak Andri selaku OB di MTsN 3 Jakarta menjelaskan mengenai pencegahan yang dilakukan untuk menanggulangi kenakalan remaja, sebagai berikut: 25 Ibid., 26 Ibid., 27 Wawancara, 26 Agustus 2016, “ Tindakan preventif dalam menanggulangi kenakalan remaja. 28 Wawancara, 26 Agustus 2016, “ Tindakan preventif dalam menanggulangi kenakalan remaja. Ada, itu kita selalu mengontrol kebersihan setiap jam istirahat atau di jam-jam tertentu. 29 Berdasarkan hasil wawancara diatas dan hasil studi dokumentasi dapat disimpulkan bahwa tindakan preventif pencehagan yang dilakukan sekolah dalam menanggulangi kenakalan remaja melalui pendidikan karakter yang dilakukan oleh sekolah yang meliputi: 1 Sosialisasi mengenai peraturan dan tata tertib, adapun tata tertib MTs Negeri 3 Jakarta dapat dipaparkan sebagai berikut: a. Kewajiban 1. Bersikap, bertindak, dan bertutur kata sopan dan santun, menghormati guru, pegawai madrasah, sesama siswa serta siapapun juga. 2. Menjunjung tinggi dan melaksanakan nilai-nilai Agama, Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. 3. Mematuhi dan menjunjung tinggi arti dan ketentuan pakaian seragam yang melambangkan kehormatan, kemuliaan, kesucian dan kebersamaan. 4. Ketentuan pakaian seragam adalah: 4.1 Hari Senin a Putra : Celana panjang, kemeja lengan pendek warna putih. b Putri : Rok panjang, kemeja lengan panjang. 4.2 Hari Selasa a Putra : Celana panjang warna biru dongker b Putri : Rok panjang biru dongker 4.3 Hari Rabu a Putra : Celana panjang putih, baju batik b Putri : Rok panjang putih, batik dan kerudung putih 4.4 Hari Kamis Untuk kelas IX 29 Wawancara, 26 Agustus 2016, “ Tindakan preventif dalam menanggulangi kenakalan remaja. a Putra : Baju krem celana panjang orange b Putri : Baju krem rok panjang orange Untuk kelas VIII a Putra : Celana panjang coklat tua dan baju krem + dasi b Putri : Rok panjang orange dan baju + kerudung krem Untuk kelas VII a Putra : Celana panjang coklat tua dan baju krem + dasi b Putri : Rok panjang orange dan baju + kerudung krem 4.5 Hari Jumat a Putra : Celana panjang warna putih, baju koko b Putri : Celana panjang warna putih, baju muslimah 4.6 Hari Sabtu Khusus kelas VII, memakai pakaian seragam pramuka untuk latiahan pramuka. 4.7 Hari-hari besar nasional Setiap memperingati hari besar-besar nasional memakai pakaian yang sma dengan poin 4. 4.8 setiap hari-hari belajar siswa diwajibkan memakai ikat pinggang, sepatu hitam dan kaos kaki putih panjang 4.9 Setiap olah raga siswa diwajibkan memakai seragam olah raga. 5. Pakaian dan kerapihan a. Ukuran celana bagian bawah bagi putra tidak boleh kurang dari 20 cm dan tidak boleh lebih dari 22 cm. b. Baju seragamkemeja harus dimasukkan ke dalam celana untuk putra kecuali hari jumat. c. Rambut siswa putra harus pendek dan rapih disemua bagian kepala d. Memakai sepatu warna hitam 6. Ketentuan lain a. Menjaga kebersihan diri, pakaian, alat-alat pelajaran, ruangan halaman madrasah, serta perlengkapan madrasah maupun WC. b. Setiap kelas dibawah pimpinan ketua kelas wajib mengaturmemelihara kebersihan masing-masing dan mempersiapkan alat-alat yang berhubungan dengan tiap pelajaran c. Setiap siswasiswi wajib menjaga keamanan dan ketertiban, baik didalam kelas, lingkungan madrasah maupun diluar madrasah d. Setiap akhir semester siswa-siswi harus mengambil buku raport. 7. Kehadiran dan Belajar a. Siswa-siswi harus hadir di madrasah selambat-lambatnya lima menit sebelum bel masuk dibunyikan b. Jam belajar - Senin s.d kamis mulai pukul 06.30 – 14.30 - Jumat mulai pukul 06.30 – 13.00 dilanjutkan dengan kegiatan ektrakulikuler. b. Hak-hak Setiap siswai Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta Selatan berhak untuk: 1. Mendapatkan pengajaranpraktek pendidikan dan pelatihan sesuai dengan ketentuan yang berlaku 2. Mendapat bimbingan dan konseling sesuai dengan kebutuhan dan peraturan yang berlaku 3. Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler wajib sesuai dengan pilihannya antara lain: 1. Pramuka, 2. PMR, 3. KIR dan 4. Paskibra 4. Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler tambahan 5. Menggunakan sarana prasarana yang ada, seperti ruang belajar, ruang laboratorium, perpustakaan, musholla, alat olah raga, computer dan lainnya sesuai dengan aturan. 6. Menyampaikan informasi saran dan kritik yang berguna bagi madrasah. 7. Mendapatkan layanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c. Hal lain-lain 1. Siswasiswi diwajibkan infaq setiap hari, dalam rangka latihan berjiwa sosial 2. Siswasiswi diwajibkan menabung dalam rangka hidup hemat 3. Tiap jumat, siswa diwajibkan sholat jumat di madrasah dan siswi mengikuti keputrian sesuai jadwal 4. Setiap hari siswasiswi wajib shalat dzuhur dan ashar berjamaah di madrasah 5. Setiap siswasiswi kelas VII dan VIII wajib mengukuti salah satu kegiatan ekstrakulikuler 6. Setiap siswasiswi kelas VII boleh mengikuti salah satu kegiatan ekstrakulikuler tambahan yang diinginkan, sesuai dengan pasal 4 ayat 4 d. Penutup 1. Segala sesuatu yang belum diatur atau tidak diatur dan tercantum dalam tata tertib ini akan diatur kemudian 2. Apabila terdapat kekeliruan dalam tat tertib ini akan diperbaiki sebagaimana mestinya 3. Dengan dikeluarkannya tata tertib ini, maka tata tertib sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi. 2 Melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler dengan penekanan pada kegiatan-kegiatan berbasis karakter, adapun kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler di MTs Negeri 3 Jakarta dipaparkan sebagai berikut: a. Intrakulikuler Tabel 4.6 Jenis Kegiatan Intrakulikuler MTs Negeri 3 Jakarta Tahun Pelajaran 20152016 No Jenis Intrakulikuler 1 Organisasi Siswa Intra Sekolah OSIS 2 Majelis Perwakilan Kelas MPK b. Ekstrakulikuler Tabel 4.7 Jenis Kegiatan Ekstrakulikuler MTs Negeri 3 Jakarta Tahun Pelajaran 20152016 No Jenis Ekstrakulikuler 1 Pramuka 2 KIR 3 PMR 4 Marawis 5 Paduan Suara 6 Tari Saman 7 Paskibra 8 Basket 9 Futsal 10 Karate 11 English Club 12 Sains Club 13 Arabic Club 14 Math Club 15 Tilawah 16 IT Untuk daftar pembina, pelatih dan jadwal kegiatan perkembangan diri ekstrakulikuler MTs Negeri 3 Jakarta dapat dilihat pada lampiran 14. 3 Memberian motivasi pada setiap jenjang kelas dan mengambil motivator dari luar. 4 Konseling plasikal yang bersifat sharing dengan siswa. 5 Pembentukan satgas narkoba. 6 Mengontrol kebersihan setiap jam istirahat atau di jam-jam tertentu. Untuk point 3, 4 dan 5 belum ada data tersirat mengenai program yang dilaksanakan namun data yang didapat berdasarkan keterangan wakil kepala kesiswaan, guru BK kelas VIII. Sedangkan point 6 berdasarkan hasil wawancara dengan pihak kebersihan MTsN 3 Jakarta. 4. Gambaran Tindakan Represif pemberian sanksi yang dilakukan Sekolah Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja di MTs Negeri 3 Jakarta. Dalam kaitan tindakan represif yang dilakukan MTs Negeri 3 Jakarta dalam menanggulangi kenakalan remaja, berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Jumanto M,Pd selaku kepala sekolah menjelaskan sebagai berikut: Tindakan represif yang diberikan seperti memanggil siswa yang bermasalah untuk SP1, SP2 dan SP3. Pemanggilan orang tua, studi kasus, skorsing dan dipindahkan. 30 Selanjutnya Ibu Hunainah, M.Pd selaku wakil kepala bidang kesiswaan menjelaskan sebagai berikut: Biasanya kita memberikan point-point pelanggaran, salah satu contohnya misalnya ketika anak terlambat tiga kali itu kita tidak langsung dihukum tetapi kita memanggil orang tua, dan orang yang diluar sekolah ketika jam sekolah itu juga kita kasih point, anak yang tidak berseragam, anak yang tidak disiplin, anak yang rambutnya panjang seleher, pokoknya kita menerapkan hukuman berdasarkan point. Tapi selain point pelanggaran kita juga mempunyai poin penghargaan, maksudnya gini dengan adanya point penghargaan mereka bisa memperbaiki point pelanggaran tadi jadi kita tidak hanya menyalahkan anak tetapi juga memberikan penghargaan dan biasanya point ini diberikan ketika mengikuti lomba dan mendapat juara itu juga ada point nya, tingkat kecamatan berapa, kota berapa, nasional berapa dan kita juga ada sistem hapalan dan akan memberi point bagi yang hapal. 31 Selanjutnya Bapak H. Faqih Khairul Fikri, S.Psi selaku guru bimbingan konseling kelas VII menjelaskan secara rinci mengenai tindakan represif yang dilakukan MTs Negeri 3 Jakarta dalam menanggulangi kenakalan remaja yang telah dilaksanakan melalui layanan bimbingan dan konseling sebagai berikut: Kalau sanksi, jadi kita memang merubah image BK jadi sanksi itu bukan ada pada pihak BK tetapi itu bagian wakil kesiswaan tetapi 30 Wawancara, 16 September 2016, “Tindakan refresif dalam menanggulangi kenakalan remaja ”. 31 Ibid., apabila anak mengalami permasalahan yang sifatnya kesulitan belajar atau secara kepribadiannya, nah kita disitu memang mengadakan konseling pribadi sekalian mengadakan komitmen dalam artian kamu harus tau melakukan ini dan resikonya apa, kamu harus bikin komitmen supaya kamu tau kedepannya. 32 Sedangkan menurut Ibu Yeti Nurhayati, S.Psi selaku guru bimbingan konseling kelas VIII, tindakan represif yang dilakukan MTs Negeri 3 Jakarta dalam menanggulangi kenakalan remaja menjelaskan sebagai berikut: Kalau untuk sanksi itu di atur dalam tata tertib sekolah, langkah- langkah pemberian sanksi berupa teguran lisan diberikan arahan dan bimbingan, teguran tulis diberikan poitn pelanggaran, surat perjanjian ditanda tangani oleh siswa dan orang tua, skorsing dan dikeluarkan. 33 Selanjutnya menurut Ibu Latifah, S.Pd selaku guru bimbingan konseling kelas IX, tindakann represif yang dilakukan MTs Negeri 3 Jakarta dalam menanggulangi kenakalan remaja menjelaskan sebagai berikut: Kalau sanksi, tergantung bobotnya dan prosedurnya juga dan dilihat dari point-point nya tetapi kita bukan hanya memberikan sanksi saja tetapi kita juga ada reward atau penghargaannya, misalnya dia ikut lomba atau berprestasi itu kita berikan penghargaan jadi point penghargaan ini berguna untuk menghapus point-point dari kenakalan itu. 34 Sedangkan menurut Bapak Riza Fahlevi, MT selaku guru tindakan represif yang dilakukan MTs Negeri 3 Jakarta dalam menanggulangi kenakalan remaja menjelaskan sebagai berikut: Kalau sanksi pertama berupa teguran, pemberian point sampai pemanggila orang tua. 35 32 Ibid., 33 Ibid., 34 Ibid., 35 Wawancara, 05 Desember 2016 , “Tindakan refresif dalam menanggulangi kenakalan remaja ”. Jika dilihat dari sisi siswa yang bermasalah berkaitan dengan tindakan represif pemberian sanksi yang diberikan sekolah dalam menanggulangi kenakalan remaja di MTs Negeri 3 Jakarta sesuai dengan pengalamannya, menurut pendapat tiga orang siswa, yaitu M. Fatih SW1 kelas VIII.8, Azmy SW2 kelas VIII.6, dan M. Adenito SW3, kelas IX.3 menjelaskan sebagai berikut. M. Fatih: hukuman yang saya dapat ketika saya melakukan pelaggaran sekolah yaitu orang tua dipanggil kesekolah dan saya diberikan point pelanggran. 36 Berikutnya Azmi siswa kelas VIII.6 mengemukakan sebagai berikut: Tidak jauh berbeda dengan fatih hukuman atau sanksi yang diberikan sekolah hanya pemanggilan orang tua ke sekolah dan saya juga diberikan point pelanggaran. 37 Selanjutnya M. Adenito siswa kelas IX.1 mengemukakan sebagai berikut: Sanksi yang diberikan sekolah kepada saya yaitu orang tua saya dipanggil, diberi point bahkan saya pernah dijemur karena saya melanggar peraturan sekolah. 38 Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa tindakan represif yang dilakukan sekolah dalam menanggulangi kenakalan remaja melalui pendidikan karakter yang dilakukan oleh sekolah dalam bentuk sebagai berikut: 1 Point pelanggaran, adapun point pelanggaran yang diberikan sebagai berikut: a. Keterlambatan 1. Terlambat muali dari jam 06.35 3 Point 2. Terlambat masuk kelas karena ijin keluar 2 Point 3. Terlambat masuk kelas pada pergantian jam pelajaran 2 Point 4. Keluar ketika proses belajar mengajar berlangsung 5. dan tidak kembali lagi 5 Point 36 Wawancara, 29 Agustus 2016, “Tindakan refresif dalam menanggulangi kenakalan remaja ”. 37 Ibid., 38 Ibid., b. Kehadiran 1. Siswa tidak masuk tanpa keterangan alpa 3 Point 2. Siswa tidak masuk dengan membuat keterangan palsu 5 Point 3. Siswa tidak berada di kelas pada jam pelajaran tanpa izin 3 Point 4. Siswa tidak hadir pada acara PHBIPHB Nasional Acara peringatan lain yang diselenggarakan sekolah 3 Point 5. Siswa tidak mengikuti ekstrakulikuler tanpa izin 3 Point c. Pakaian 1. Memakai seragam tidak rapih 2 Point 2. Memakai seragam tidak sesuai 2 Point 3. Tidak memakai badlokasinama siswa 2 Point 4. Tidak memakai ikat pinggangciputlegging 2 Point 5. Ikat pinggang tidak sesuai 2 Point 6. Tidak memakai sepatu selama KBM 2 Point 7. Memakai sepatu yang tidak sesuai 2 Point 8. Tidak memakai kaos kaki sesuai aturan 2 Point 9. Memakai kaos dalam selain warna putih 2 Point 10. Tidak memakai seragam olah raga sewaktu jam praktek 2 Point d. Kepribadian 1. Siswa putri berhias atau memakai perhiasan secara berlebihan 5 Point 2. Siswa putra memakai perhiasan 5 Point 3. Bagi siswa putra a Rambut menutup telingakerah baju 3 Point b Mencukur rambut tidak sesuai dengan tuntutan 5 Point c Rambut di cat warna 5 Point d Kuku panjang danmemakai kutek 5 Point e Meninding kuping ditindik 25 Point e. Ketertiban 1. Mengotori mencorat-coret benda milik madrasah, guru, pegawai, teman atau lingkungan orang lain 10 Point 2. Merusak atau menghilagkan barang milik madrasah, guru atau teman 10 Point 3. Pertentangan dengan teman didalam atau diluar kelas 15 Point 4. Membuat kegaduhankeributan dalam kelas ketika waktu belajar 5 Point 5. Membawa benda yang tidak ada kaitannya dengan proses belajar mengajar tanpa ada izin 10 point 6. Keluar kelas pada saat belajarpergantian guru tanpa seizin guru piketguru kelas sampai meninggalkan beberapa jam pelajaran 3 Point 7. Makan dalam kelas saat belajar 5 Point 8. Membawa rokok 20 Point 9. Menghisap rokok di madrasah 25 Point 10. Membuat gengkelompok 30 Point 11. Ikut terlibat gengkelompok 20 Point 12. Mencuri barang milik orang lain 25 Point 13. Membawa Kendaraan 25 Point f. Kebersihan 1. Tidak melaksanakan piket kebersihab kelas 1 kali 2 Point 2. Membuang sampah tidak pada tempatnya 1 kali 2 Point 3. Membuangmenyimpan sampah di laci meja belajar 5 Point g. Buku, majalah atau gambarvideo yang terlarang 1. Membawa dan memperlihatkan buku, majalah, gambarvideo terlarang 50 Point 2. Memperjual belikan buku, majalah, gambarvideo terlarang 75 Point h. Senjata 1. Membawa senjata tajam tanpa ijin 100 Point 2. Memperjual belikan senjata tajam 100 Point 3. Menggunakan senjata tajam untuk mengancam 100 Point 4. Menggunakan senjata tajam untuk melukai 100 Point i. Obatminuman terlarang 1. Membawa obatminuman terlarang 100 Point 2. Menggunakan obatminuman terlarang di dalam atau di luar madarasah 100 Point 3. Memperjual belikan obatminuman terlarang di dalam atau di luar madrasah 100 Point j. Perkelahian 1. Melakukan perkelahian sesama siswa MTsN 3 50 Point 2. Melakukan perkelahian dengan siswa sekolah lain 100 Point 2 Memberi sanksi bagi siswa yang melanggar, adapun sanksi yang diberikan sebagai berikut: 1. Peringatan berupa teguran dengan lisan 2. Peringatan tertullis dengan memanggil orang tuawali 3. Memberhentikan sementarascorsing 4. Dikeluarkan dari madrasah. 39 5. Gambaran Tindakan Kuratif penanggulangan yang dilakukan Sekolah Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja di MTs Negeri 3 Jakarta. Dalam kaitan tindakan kuratif yang dilakukan MTs Negeri 3 Jakarta dalam menanggulangi kenakalan remaja, berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Jumanto, M.Pd selaku kepala sekolah menjelaskan sebagai berikut: Penanggulangan yang diberikan yaitu berkoordinasi dengan guru BK, pihak berwajib, RT dan RW kelurahan dan lain-lain. 40 Selanjutnya wawancara dengan Ibu Hunainah, M.Pd selaku wakil kepala sekolah kesiswaan, menjelaskan sebagai berikut: 39 Hasil studi dokumentasi, 16 September 2016. 40 Wawancara, 16 September 2016, “Tindakan kuratif dalam menanggulangi kenakalan remaja”. Untuk penanggulangan biasanya kita memberikan pembinaan memanggil siswa bermasalah tersebut untuk mengklarifikasi kasus atau permasalahannya, memberi nasihat kepada siswa yang melakukan kenakalan, memberi layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan kasus yang dibuat dan kita memberikan sanksi yang tegas bagi siswa yang melanggar. 41 Selanjutnya Bapak H. Faqih Khairul Fikri, S.Psi selaku guru bimbingan konseling kelas VII menjelaskan secara rinci mengenai tindakan kuratif yang dilakukan MTs Negeri 3 Jakarta dalam menanggulangi kenakalan remaja yang telah dilaksanakan melalui layanan bimbingan dan konseling sebagai berikut: Kalau penanggulangan, kalau memang permasalahannya sama itu biasanya ada konseling kelompok, misalnya nih kalau kasusnya tentang pertemanan dan misalkan dari delapan kelas ada sepuluh orang kita kumpulkan kita adakan konseling kelompok tapi disitu ibaratnya melalui simulasi dan tuker peran, itu yang biasa kita lakukan. 42 Sedangkan menurut Ibu Yeti Nurhayati, S.Psi selaku guru bimbingan konseling kelas VIII, tindakan kuratif yang dilakukan MTs Negeri 3 Jakarta dalam menanggulangi kenakalan remaja, menjelaskan sebagai berikut: Penanggulangan yang dilakukan yaitu kerjasama dengan orang tua, wali kelas, wakasis, BK dan pihak-pihak yang terkait, dan dilakukan pendekatan kepada siswa, dicari titik masalah dan solusi yang berasal atas kesadaran pribadi siswa. Selanjutnya menurut Ibu Latifah, S.Pd selaku guru bimbingan konseling kelas IX, tindakan kuratif yang dilakukan MTs Negeri 3 Jakarta dalam menanggulangi kenakalan remaja menjelaskan sebagai berikut: Kita mewadahi dan ditanyai dia maunya apa, seperti kemarin yang saya tangani siswa kelas IX dan kita lihat perkembangannya dan yaudah kita bentuk seperti bikin turnamen cup dari anak-anak yang bermasalah itu dan mengusulkan ke kepala sekolah kalau mereka bisa menjadi leader bisa mengadakan event-event acara Alhamdulilah kemarin sukses dan ada perubahan pada dirinya 41 Wawancara, 29 Agustus 2016, “Tindakan kuratif dalam menanggulangi kenakalan remaja”. 42 Wawancara, 26 Agustus 2016, “Tindakan kuratif dalam menanggulangi kenakalan remaja”. mereka bisa merencanakan melaksanakan bisa mengambil keputusan dan kita juga ada pembinaan untuk siswa. 43 Sedangkan menurut Bapak Riza Fahlevi selaku guru di MTsN 3 Jakarta tindakan kuratif yang dilakukan dalam menanggulangi kenakalan remaja, menjelaskan sebagai berikut: Kami pertama memproteksi dengan pemantauan baik kegiatan di dalam maupun diluar. Itu yang pasti, kalau kegiatan yang dalam kita memaksimalkan kegiatan eskul itu, kita memantau, memperhatikan dan kita melakukan pemantauan dari angket-angket yang ada. Yang kedua memupuk komunikasi orang tua dengan sekolah atau wali murid supaya kita dapat mengetahui perkembangan anak, jadi seperti itu. 44 Sedangkan menurut Bapak Rizal selaku keamanan atau satpam di MTsN 3 Jakarta tindakan kuratif yang dilakukan dalam menanggulangi kenakalan remaja, menjelaskan sebagai berikut: Untuk penanggulangan dengan memperketat keamanan nanti digerbang belakang Cuma di buka sampai jam 06.35 setelah lewat jam itu masuk gerbang utama jika ada yang telat nanti di catat dan dilaporkan kepada guru piket. 45 Selanjutnya menurut Bapak Andri selaku petugas kebersihan atau OB di MTsN 3 Jakarta menjelasakan sebagai berikut: Kalau ada yang siswa yang melakukan kenakalan paling hanya di tegur. 46 Lalu dilihat dari sisi siswa yang bermasalah berkaitan dengan penanggulangan sekolah dalam menanggulangi kenakalan remaja di MTs Negeri 3 Jakarta sesuai dengan pengalamannya, menjelaskan sebagai berikut: 43 Ibid., 44 Wawancara, 05 Desember 2016, “Tindakan kuratif dalam menanggulangi kenakalan remaja”. 45 Wawancara, 05 Desember 2016, “Tindakan kuratif dalam menanggulangi kenakalan remaja”. 46 Wawancara, 05 Desember 2016, “Tindakan kuratif dalam menanggulangi kenakalan remaja”. M. Fatih siswa kelas VIII.8: tindakan dari sekolah yang diberikan biasanya saya dikasih teguran, dinasehatin oleh guru BK dan wali kelas. 47 Begitu juga Azmy menjelaskan sebagai berikut: Paling penanggulangan yang diberikan sekolah kayak teguran, terus diceramahin sama BK atau wali kelas, tapi saya pernah disuruh nulis kalau saya mengakui kesalahan dikertas kosong sebagai tanda penyesalan telah melakukan pelanggaran. 48 Selanjutnya keterangan menurut M. Adenito siswa kelas IX.1 sebagai berikut: Tindakan dari sekolah saya diberi nasihat atau pengarahan oleh guru BK dan wali kelas tapi selain itu saya pernah diberi pembinaan dan dipercaya untuk membuat sebuah event yang dimana orang-orang yang terlibat dalam kegiatan itu adalah anak yang bermasalah jadi kita ada kegiatan disekolah. 49 Berdasarkan hasil wawancara di atas tindakan kuratif penanggulangan yang dilakukan sekolah dalam menanggulangi kenakalan remaja di MTs Negeri 3 Jakarta meliputi kerjasama antara orang tua, guru, wali kelas, guru BK, wakil kesiswaan, pihak berwajib, RTRW kelurahan serta pihak-pihak terkait, melakukan pendekatan dengan siswa dan melakukan pembinaan dengan siswa yang bermasalah, membuat program penyambutan siswa pada setiap gerbang masuk sekolah. Serta memperketat keamanan yang ada di MTsN 3 Jakarta. Adapun tugas dan jadwal penyambutan siswa MTs Negeri 3 Jakarta tahun pelajaran 20152016 dapat dilihat pada lampiran 15. 50

6. Kendala Sekolah Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja

Berkaitan dengan kendala sekolah dalam menanggulangi kenakalan remaja di MTs Negeri 3 Jakarta, berdasarkan hasil wawancara dengan 47 Wawancara, 26 Agustus 2016, “Tindakan kuratif dalam menanggulangi kenakalan remaja”. 48 Wawancara, 29 Agustus 2016, “Tindakan kuratif dalam menanggulangi kenakalan remaja”. 49 Ibid., 50 Hasil dokumentasi, 16 September 2016. Bapak Jumanto selaku kepala sekolah MTs Negeri 3 Jakarta menjelaskan sebagai berikut: Untuk kendala masih kurangnya koordinasi antar MTsN 3 dengan lembaga-lembaga luar, kurang maksimalnya peran guru dan TU, serta belum maksimalnya komunikasi dengan orang tua. 51 Untuk melengkapi penjelasan dari Kepala MTs Negeri 3 Jakarta diperoleh penjelasan dai Ibu Hunainah selaku wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, menjelaskan sebagai berikut: Ada orang tua yang tidak langsung menerima ketika anaknya diberikan sanksi dimana ia menganggap anaknya baik-baik saja tapi kita mengantisipasi itu dengan bukti jadi kita harus punya administrasi-administrasi yang berupa bukti-bukti kenakalan tersebut. 52 Adapun Bapak Faqih Khairul Fiqri S.Psi, selaku guru BKBP kelas VII mengemukakan mengenai kendala sekolah dalam menanggulangi kenakalan siswa adalah: Untuk kendala, biasanya satu komunikasi ke orang tua karena orang tua aktifitas kerja, terus yang kedua secara SOP Standar Operasional didalam sekolah jadi terkadang ada beberapa guru yang menganggap BK itu adalah tempat untuk menangani anak bermasalah padahal kalau sifatnya bisa ditanggualngi sama wali kelas dulu nanti kalau memang sudah berkali-kali dan tidak bisa baru kita bantu ngadepin permasalahannya. 53 Selanjutnya Ibu Yeti Nurhayati, S.Psi selaku guru BKBP kelas VIII mengemukakan mengenai kendala sekolah dalam menanggulangi kenakalan siswa adalah sebagai berikut: Kendala biasanya kurang tegasnya penerapan disiplin dan pemberian sanksi ketika siswa melanggar masih terbuka celah siswa untuk keluar sekolah atau melanggar aturan sekolah, masih terbukanya celah berkomunikasi dengan alumni yang memiliki reputasi kurang baik dan kuatnya pengaruh teman untuk anak seusia mereka, dan anak lebih mendengar perkataan temannya dari pada orang tua. 51 Wawancara, 16 September 2016, “Kendala dalam menanggulangi kenakalan remaja”. 52 Wawancara, 29 Agustus 2016, “Kendala dalam menanggulangi kenakalan remaja”. 53 Wawancara, 26 Agustus 2016, “Kendala dalam menanggulangi kenakalan remaja”. Berikutnya Ibu Latifah, S.Pd selaku guru BKBP kelas IX mengemukakan mengenai kendala sekolah dalam menanggulangi kenakalan siswa adalah sebagai berikut: Untuk kendala menurut saya tidak terlalu, maksudnya masih bisa ditangani. Malah dengan orang tua malah berterimakasih dan dari pihak sekolah ada empati terhadap siswanya. Tapi kalau ada siswa yang melakukan berulang-ulang kita akan tetap memanggil orang tua. 54 Sedangkan menurut Bapak Riza Fahlevi selaku guru di MTsN 3 Jakarta kendala yang di alami sekolah dalam menanggulangi kenakalan remaja, menjelaskan sebagai berikut: Kalau kendala mah banyak, sebenernya sebuah sistem itu harus didukung oleh semua aktifitas akademik dari MTsN 3 tanpa ada dukungan dari setiap elemen maka kita sulit menjalankan setiap sistem secara maksimal, masih sedikit sekali support yang kita dapatkan apalagi dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kedisiplinan ataupun penegakan aturan yang ada di sekolah 55 Sedangkan menurut Bapak Rizal selaku keamanan atau satpam di MTsN 3 Jakarta kendala yang dialami dalam menanggulangi kenakalan remaja, menjelaskan sebagai berikut: Kendala pasti ada, tapi gak terlalu, misalkan kalau pagi kayak macet nanti ada siswa yang telat disuruh masuk lewat gerbang utama tapi siswa nya maksa masuk lewat gerbang belakang jadi kayak yang susah di atur. 56 Selanjutnya menurut Bapak Andri selaku petugas kebersihan atau OB di MTsN 3 Jakarta menjelasakan sebagai berikut: Alhamdulilah gak ada sih tidak terlalu menonjol. 57 Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kendala sekolah dalam menanggulangi kenakalan remaja di MTs Negeri 3 Jakarta adalah masih kurangnya koordinasi antar MTs Negeri 3 Jakarta 54 Ibid., 55 Wawancara, 05 Desember 2016, “Kendala dalam menanggulangi kenakalan remaja”. 56 Ibid., 57 Ibid., dengan lembaga-lembaga luar, kurang tegasnya penerapan disiplin dalam pemberian sansi untuk siswa yang bermasalah, dan kurang adanya kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua siswa dalam menanggulangi kenakalan remaja, masih kuatnya pengaruh lingkungan sosial atau lingkungan pertemanan dalam pergaulan sehari-hari siswa serta masih sedikit support yang didapatkan dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kedisiplinan ataupun penegakan aturan yang ada di sekolah.

C. Pembahasan 1. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja di MTs Negeri 3 Jakarta

Salah satu ciri yang esensial dari individu atau manusia adalah selalu melakukan kegiatan atau berperilaku. Kegiatan individu merupakan bagian dari hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Individu selalu dalam interaksi dengan lingkungannya, lingkungan manusia dan bukan manusia. Demikian pula halnya dengan siswa Madrasah Tsanawiyah tentu selalu berinteraksi dengan lingkungannya, yaitu sekolah. Dimana sekolah merupakan lingkungan yang sengaja diciptakan untuk membina siswa atau peserta didik ke arah tujuan tertentu sesuai dengan jenjang satuan pendidikan, khususnya untuk memberikan kemampuan dan keterampilan sebagai bekal kehidupannya di kemudian hari. Jika dilihat dari segi usia, siswa Madrasah Tsanawiyah termasuk kedalam kategori remaja awal, yaitu usia 12-15 tahun atau termasuk fasemasa remaja. hal ini diperkuat dengan teori hendriati dalam bukunya pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya komformitas yang kuat dan teman sebaya. 58 Fase remaja dianggap sebagai masa topan dan badai. Remaja 58 Hendrianti Agustian, Psikologi Perkembangan, Bandung: Refika Aditama, 2006, h.28.

Dokumen yang terkait

Peran kepala sekolah sebagai motivator dalam di MTs N 20 Jakarta

0 7 120

Peranan remaja pengajian Majlis Taklim Darussaadah dalam upaya menanggulangi kenakalan remaja

3 11 98

PERAN UNITBINMAS (UNIT PEMBINAAN MASYARAKAT) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA PELAJAR Peran Unit BINMAS (Unit Pembinaan Masyarakat) Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Pelajar (Studi Kasus Pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar).

3 5 19

PENDAHULUAN Peran Unit BINMAS (Unit Pembinaan Masyarakat) Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Pelajar (Studi Kasus Pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar).

2 4 8

PERAN UNITBINMAS (UNIT PEMBINAAN MASYARAKAT) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA PELAJAR Peran Unit BINMAS (Unit Pembinaan Masyarakat) Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Pelajar (Studi Kasus Pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar).

0 1 11

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Di Desa Kedunglengkong, Simo, Boyolali.

0 1 15

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Di Desa Kedunglengkong, Simo, Boyolali.

0 2 12

PERAN KELUARGA DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA DI DESA GAYAMAN MOJOANYAR- MOJOKERTO

0 3 7

PERAN ORGANISASI REMAJA MASJID AL-AYYUBI DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA KELURAHAN KAUMAN KIDUL, SIDOREJO, SALATIGA SKRIPSI

0 8 185

PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA (Studi Deskripstif di SMP PGRI Sumbang)

0 0 18