dengan lembaga-lembaga luar, kurang tegasnya penerapan disiplin dalam pemberian sansi untuk siswa yang bermasalah, dan kurang adanya kerja
sama antara pihak sekolah dan orang tua siswa dalam menanggulangi kenakalan remaja, masih kuatnya pengaruh lingkungan sosial atau
lingkungan pertemanan dalam pergaulan sehari-hari siswa serta masih sedikit support yang didapatkan dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan kedisiplinan ataupun penegakan aturan yang ada di sekolah.
C. Pembahasan 1. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja di MTs Negeri 3 Jakarta
Salah satu ciri yang esensial dari individu atau manusia adalah selalu melakukan kegiatan atau berperilaku. Kegiatan individu
merupakan bagian dari hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Individu selalu dalam interaksi dengan lingkungannya,
lingkungan manusia dan bukan manusia. Demikian pula halnya dengan siswa Madrasah Tsanawiyah tentu selalu berinteraksi dengan
lingkungannya, yaitu sekolah. Dimana sekolah merupakan lingkungan yang sengaja diciptakan untuk membina siswa atau peserta didik ke
arah tujuan tertentu sesuai dengan jenjang satuan pendidikan, khususnya untuk memberikan kemampuan dan keterampilan sebagai bekal
kehidupannya di kemudian hari. Jika dilihat dari segi usia, siswa Madrasah Tsanawiyah termasuk
kedalam kategori remaja awal, yaitu usia 12-15 tahun atau termasuk fasemasa remaja. hal ini diperkuat dengan teori hendriati dalam bukunya
pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak
tergantung pada orang tua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya komformitas yang kuat dan teman
sebaya.
58
Fase remaja dianggap sebagai masa topan dan badai. Remaja
58
Hendrianti Agustian, Psikologi Perkembangan, Bandung: Refika Aditama, 2006, h.28.
masih belum mampu menguasai dan memfungsikansecara maksimal fungsi fisik dan psikisnya.
59
karena mereka memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib diri sendiri. Artinya, siswa atau remaja yang sedang
berada dalam proses berkembang ke arah kematangan. Namun dalam menjalani proses perkembangan ini, tidak semua siswa atau remaja dapat
mencapainya secara mulus. Diantara mereka masih banyak yang mengalami masalah, yaitu yang menampilkan sikap dan perilaku
menyimpang atau nakal sebagaimana dibuktikan dari temuan penelitian di MTs Negeri 3 Jakarta.
Dari temuan penelitian menunjukkan bahwa secara faktual ada kasus kenakalan remaja di MTs Negeri 3 Jakarta. Adapun bentuk kenakalan
remaja yang terjadi di sekolah dimaksud adalah melanggar atau tidak mematuhi peraturan tata tertib sekolah, seperti kebiasaan membolos atau
tidak sekolah tanpa keterangan, terlambat datang ke sekolah, kebiasaan terlambat masuk di kelas untuk mengikuti pelajaran, tidak mengikuti
upacara bendera, tidak memakai seragam sekolah, membuang sampah tidak pada tempatnya, perkelahian antar siswa teman sebaya di sekolah,
mengganggu siswa lawan jenis. Selain itu membuat gaduh di saat pelajaran berlangsung, tidak mengikuti pelajaran saat guru mengajar,
tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan mengganggu teman atau siswa lain yang sedang belajar. Juga melakukan tindakan atau
kenakalan lain, yaitu tidak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang diselenggarakan kesiswaan sekolah maupun OSIS.
Dengan kata lain bentuk kenakalan siswa usia remaja di lingkungan sekolah tersebut dapat dikategorikan tergolong ringan. Artinya kenakalan
siswa usia remaja hanya sebatas dalam bentuk pelanggaran, yaitu pelanggaran terhadap peraturan tata tertib sekolah, pelanggaran terhadap
kegiatan belajar mengajar, pelanggaran terhadap ketenteraman sekolah, dan pelanggaran terhadap etika pergaulan dengan warga sekolah. Jadi
kenakalan siswa ini tidak dapat digolongkan pada tindakan melanggar
59
Muhammad Ali, Psikologi Remaja, Bandung: Bumi Aksara, 2011, h. 10.
hukum formal maupun juga tidak dapat digolongkan sebagai suatu tindakan kriminal. Namun demikian, sekecil apapun bentuk kenakalan siswa
usia remaja perlu adanya tindakan pembinaan dan pencegahan sedini mungkin dari pihak sekolah, karena kebiasaan melakukan perbuatan atau
tindakan yang kurang baik atau negatif jika dibiarkan akan menjadi suatu karakter atau kebiasaan yang kurang baik bagi perkembangan individu
siswa usia remaja itu sendiri.
2. Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja di MTs Negeri 3 Jakarta Faktor penyebab kenakalan remaja melalui proses internalisasi diri
yang keliru oleh anak-anak remaja dalam menanggapi lingkungan disekitarnya dan semua pengaruh dari luar. Tingkah laku mereka
merupakan reaksi yang salah satu irasional dari proses belajar, yang terwujud dalam ketidakmampuan mereka untuk beradaptasi terhadap
lingkungan sekitar.
60
Selain itu kenakalan remaja disebabkan oleh faktor - faktor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri. Hal ini didukung oleh
teori Agus Jamal Ma’mur dalam bukunya seorang anak tidak akan tiba-tiba menjadi nakal tanpa sebab yang jelas ketika beranjak dewasa. Mereka tentu
nakal ada penyebabnya yang dimunculkan oleh lingkungan pergaulannya. Lingkunagn pergaulan ini mencakup lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
61
Berdasarkan hasil penelitian pada dasarnya kenakalan remaja di MTs Negeri 3 Jakarta disebabkan atau ditimbulkan oleh dua faktor
utama, yaitu faktor internal pada diri siswa itu sendiri, dan faktor eksternal dalam hal ini faktor lingkungan keluarga, dan faktor lingkungan
sosial pergaulan. Faktor internal pada diri siswa itu bersumber pada kurang disiplinnya diri dan rendahnya motivasi belajar, serta ketidak
mampuan diri dalam memecahkan masalah intelegensi. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan salah satu siswa bermasalah mengatakan
60
Jamal Ma’mur Asmani, Kiat Mengatasi Kenakalan Remaja di Sekolah, Jogjakarta: Bukubiru, 2012, h. 125.
61
Ibid, 132.
bahwa ia melakukan kenakalan dikarenkaan malas dan melakukan atas kemauannya sendiri.
Di samping faktor internal dari dalam diri siswa itu sendiri pengaruh lingkungan sosial dalam hal ini hubungan pergaulan antar siswa atau
kawan-kawannya, seperti ajakan untuk bolos sekolah, tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru, membuang sampah sembarangan di sekolah dan
pulang lebih awal dari sekolah, juga merupakan faktor penyebab kenakalan siswa usia remaja. Keinginan seorang siswa untuk melakukan perbuatan
yang tidak baik itu, karena adanya suatu dorongan sosial atau terbentuk karena tuntutan pergaulan. Sikap demikian dianggap bagi dirinya
sebagai bentuk solidaritas sosial atau pertemanan. Sikap pergaulan yang tidak baik ini dapat pula merupakan sumber atau faktor penyebab
terjadinya kenakalan. Kenyataan tersebut di atas terungkap pada temuan penelitian di
MTs Negeri 3 Jakarta bahwa dari penuturan siswa usia remaja yang bermasalah atau memiliki kasus tindak kenakalan di sekolah, seperti
bolos sekolah tanpa pemberitahuan, sering tidak mengikuti pelajaran di kelas, dan tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru. Alasannya
karena mereka malas dam mereka melakukan hal itu adalah karena mengikuti dan dipengaruhi teman.
Hal ini sejalan dengan penelitian Rudi Lestriono menyatakan bahwa faktor yang menyebabkan anakremaja berperilaku menyimpang adalah
karena pengaruh lingkungan teman-teman sebaya yang negatif.
62
Baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan sehari-hari, anakremaja yang
mengalami krisis identitas atau tidak mampu mengontrol diri dapat dengan mudah terpengaruh oleh perilaku teman-teman sebayanya. Hal ini
dibuktikan dari temuan penelitian sebagaimana pengakuan siswa usia remaja MTs Negeri 3 Jakarta yang melakukan perbuatan tersebut.
Dimana terungkap bahwa siswa bersangkutan melakukan kenakalan seperti
62
Rudi Lestriono, “Tinjauan Kiminologis terhadap Kenakalan Remaja di Kabupaten Luwu Timur
”, Skripsi S1 Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Hasanudin Makassar, 2013, h. 67. Tidak dipublikasikan.