Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Artinya : “Maka disebabkan rahmat dan Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu”. Qs. Al-Imran : 159. Selanjutnya
Tindak-tindak represif
diantaranya adalah
aparat keamananpenegak hukum perlu ditingkatkan kewibawaannya, sarana dan
prasarana termasuk personil perlu ditingkatkan. Tindakan kuratif bagi usaha penyembuhan anak delinkuen antara lain
berupa menghilangkan semua sebab-musabab timbulnya kejahatan remaja, baik yang berupa familial, sosial ekonomis dan melakukan perubahan
lingkungan dengan jalan mencarikan orang tua angkatasuh dan memberikan fasilita yang diperlukan bagi perkebangan jasmani dan rohani yang sehat bagi
anak-anak remaja, memindahkan anak-anak nakal kesekolah yang lebih baik, atau ke tengah lingkungan sosial yang baik, memberikan latihan bagi para
remaja untuk hidup teratur, tertib dan berdisiplin, memanfaatkan waktu senggang di kamp latihan, untuk membiasakan diri bekerja, belajar dan
melakukan rekreasi sehat dengan disiplin tinggi.Selain penanggulangan kenakalan remaja secara preventif, represif dan kuratif, sekolah juga sangat
berperan dan berpengaruh bagi perkembangan anak. Agar tidak terjadi perilaku menyimpang pada anak remaja, sekolah harus melakukan upaya secara
maksimal untuk meminimalisir adanya perilaku menyimpang pada peserta didik. Peserta didik harus berpartisipasi dalam kegiatan sekolah seperti
mengikuti jam KBM, dan kegiatan luar sekolah di luar jam pelajaran seperti mengikuti ekstrakulikuler yang terdiri dari ekstrakulikuler olah raga, pramuka,
seni musik, drama, keterampilan-keterampilan, dan lain-lain yang diikuti oleh peserta didik maka kenakalan pada siswa akan dapat ditanggulangi.
Sekolah dalam menanggulagi kenakalan mempunyai peranan yang sangat berarti dalam membentuk karakter peserta didik, karena dalam keseharianya
siswa banyak menghabiskan waktu di lingkungan sekolah dan juga dapat menentukan berhasil atau tidaknya peserta didik dalam pengembangan
pembelajaran khusunya dalam praktik sehari-hari. Seperti penjelasan diatas bahwa masa peralihan ini sangatlah didominasi oleh berbagai problem
kenakalan. Maka, sekolah didalamnya ikut berperan aktif, khusunya dalam masalah kenakalan siswa.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Achmad bahri dan riska setya ningsih bahwa orang tua dan bimbingan konseling disekolah juga
mempunyai peran penting dalam menanggulangi kenakalan remaja. MTs Negeri 3 merupakan salah satu Madrasah Tsanawiyah yang berada
di daerah Jakarta selatan. Meskipun sekolah tersebut bernuansa islami dan agamis bahkan termasuk sekolah yang disiplin dalam menaati peraturan,
namun masih adanya siswa yang melanggar tata tertib sekolah, serta masih adanya kebiasaan siswa merokok, membolos, berkelahi, telat masuk kelas,
bully, dan resisten atau geng. Hal ini sesuai dengan keterangan guru bimbingan konseling dan beberapa siswa 6 orang.
Kenakalan remaja di MTsN 3 Jakarta lebih mendominasi pada siswa kelas VIII hal ini disebabkan pada jenjang kelas tersebut termasuk dalam masa
eksistensi dan pencarian jati diri. Hal itu pun dibuktikan dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti.
Kenakalan yang terjadi di MTsN 3 jakarta termasuk kedalam kenakalan ringan karena hanya sebatas pada kenakalan dalam melanggar tata tertib
sekolah. Namun sekecil atau seringan apapun bentuk kenakalan harus diatasi atau ditanggulangi secara tuntas.
Selain adanya tindakan kenakalan remaja, sekolah juga mempunyai peran aktif dalam menanggulangi kenakalan tersebut diantaranya semua siswa wajib
menaati semua tata tertib sekolah dan memberi sanksi yang tegas bagi pelanggar atau pelaku kenakalan.
Berdasarkan keterangan di atas maka penulis tertatik untuk mengkaji
“Peran Sekolah dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Studi kasus MTs Negeri 3 Jakarta
” B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas beberapa
masalah dapat di identifikasi antara lain :
1. Masih adanya peserta didik usia remaja yang melanggar peraturan dan tata tertib sekolah
2. Adanya perilaku menyimpang yang terjadi disekolah diantaranya membolos, berkelahi, telat masuk kelas, bully, resisten atau geng.
3. Peserta didik usia remaja cenderung terlalu bebas dalam bersikap dan bertindak yang mengarah pada perilaku menyimpang
4. Belum maksimalnya peran sekolah dalam menanggulangi kenakalan remaja.