Teori-teori Faktor Penyebab Kenakalan Remaja

mencegah terjadinya kenakalan remaja, mempersempit ruang geraknya, mengurangi dan memperkecil pengaruhnya terhadap orang lain ataupun terhadap aspek-aspek kehidupan yang lain. 55 Tindakan preventif ini merupakan pencegahan terhadap perilaku penyimpang. Pada dasarnya tindakan preventif ini merupakan suatu pencegahan sebelum seseorang melakukan perbuatan menyimpang. Tindakan preventif yang dilakukan antara lain berupa: 1. Meningkatkan kesejahteraan keluarga 2. Perbaikan lingkungan, yaitu daerah slum, kampung- kampung miskin. 3. Mendirikan klinik bimbingan psikologis dan edukatif untuk memperbaiki tingkah laku dan membantu remaja dari kesulitan mereka. 4. Menyediakan tempat rekreasi yang sehat bagi remaja. 5. Membangun badan kesejahteraan anak-anak. 6. Mengadakan panti asuhan. 7. Mengadakan lembaga repormatif untuk memberikan latihan korektif, pengoreksian dan asistensi untuk hidup mandiri dan susila kepada anak-anak dan para remaja yang membutuhkan. 8. Membuat badan supervisi dan pengontrol terhadap kegiatan anak delinkuen, disertai proram yang korektif. 9. Mengadakan pengadilan anak. 10. Menyusun undang-undang untuk pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan oleh anak dan remaja. 11. Mendirikan sekolah untuk anak miskin. 55 Pola Penanggulangan Kenakalan Remaja di Indonesia Jakarta: Badan Koordinasi Nasional untuk Kesejahteraan Keluarga dan Anak, 1972, h. 21. 12. Mengadakan rumah tahanan khusus anak dan remaja. 13. Mengadakan diskusi kelompok dan bimbingan kelompok untuk membangun kontak manusiawi diantara para remaja delinkuen dengan masyarakat luar. Diskusi tersebut akan sangat bermanfaat bagi pemahaman kita mengenai jenis kesulitan dan gangguan pada diri remaja. 14. Mendirikan tempat latihan untuk menyalurkan kreatifitas para remaja delinkuen dan yang nondelinkuen. Misalnya latihan vokasional, latihan hidup bermasyarakat, latihan persiapan untuk bertransmigrasi, dan lain-lain. 56 Tindakan preventif yang dapat dilakukakn sekolah dalam mencegah kenakalan remaja diantaranya: a. Pembentukan pramuka sekolah b. Membentuk badan dan clublatihan-latihan olah raga di luar jam sekolah. c. Badan keamanan lalu lintas BBKL dan patroli keamanan sekolah PKS d. Mengadakan rekreasidarmawisata dan study tour. 57 Tindakan hukuman bagi anak remaja delinkuen antara lain berupa : menghukum mereka sesuai dengan perbuatannya, sehingga dianggap adil, dan bisa menggugah berfungsinya hati nurani sendiri untuk hidup susila dan mandiri. b. Tindakan Represif Tindakan represif ini berupa pemberian sanksi atau hukuman ketika seseorang melakukan pelanggaran. Tindakan represif pada dasarnya merupakan pencegahan setelah terjadi pelanggaran. Tindakan represif yang dilakukan diantaranya: 56 Aat Syafaat, dkk. Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan Remaja, Jakarta: Raja Grafindo, 2008, h. 141. 57 B. Simanjuntak, Latar Belakang Kenakalan Remaja, Bandung: Alumni, 1979, h. 170. 1 Aparat keamananpenegak hukum perlu ditingkatkan kewibawaanya. 2 Sarana dan prasarana termasuk personil kamtibnas perlu ditingkatkan. 3 Untuk mengatasi perkelahian massal, cukuplah personil aparat keamanan diperlengkapi dengan tongkat karetpentungan. Penggunaan senjata api sebaiknya dihindari, sebab yang dihadapi adalah remaja, anak sekolahanak didik, bukan kriminal ataupun kaum pesuruh. 4 Mereka yang tertangkap hendaknya diperlakukan bukan sebagai kriminal ataupun sebagai pesuruh, tetapi sebagai anak nakal yang perlu “hukuman” atas perilaku menyimpangnya itu. Selanjutnya mereka diberi terapi edukatif. 5 Dalam menghadapi perkelahian massal ini hendaknya petugas tetap berkepala dingin, cukup pengendalian diri, tidak bertindak agresif dan emosional. 6 Diupayakan pada meraka yang tertangkap dapat dilakukan pemeriksaan awal yang membedakan mana yang berkepribadian antisosial yang merupakan “biang kerok” dan mana yang hanya ikut-ikutan. Untuk maksud ini banuan psikologpsikiater diperlukan penilaiannya. Perbedaan ini perlu guna tindakan selanjutnya dalam upaya terapi dan pemantauan. 58 7 Selama mereka dalam tahanan, hendaknya petugas mampu menahan diri untuk tidak melakukan tindakan kekerasanpukulan dan hal-hal lain yang tidak manusiawi. Sebab, bila hal ini dilakukan dapat mengakibatkan “rasa dendam” atau ’mental breakdown” pada remajaanak jalanan. 58 Aat Syafaat, dkk. op.cit., h. 143

Dokumen yang terkait

Peran kepala sekolah sebagai motivator dalam di MTs N 20 Jakarta

0 7 120

Peranan remaja pengajian Majlis Taklim Darussaadah dalam upaya menanggulangi kenakalan remaja

3 11 98

PERAN UNITBINMAS (UNIT PEMBINAAN MASYARAKAT) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA PELAJAR Peran Unit BINMAS (Unit Pembinaan Masyarakat) Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Pelajar (Studi Kasus Pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar).

3 5 19

PENDAHULUAN Peran Unit BINMAS (Unit Pembinaan Masyarakat) Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Pelajar (Studi Kasus Pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar).

2 4 8

PERAN UNITBINMAS (UNIT PEMBINAAN MASYARAKAT) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA PELAJAR Peran Unit BINMAS (Unit Pembinaan Masyarakat) Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Pelajar (Studi Kasus Pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar).

0 1 11

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Di Desa Kedunglengkong, Simo, Boyolali.

0 1 15

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Di Desa Kedunglengkong, Simo, Boyolali.

0 2 12

PERAN KELUARGA DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA DI DESA GAYAMAN MOJOANYAR- MOJOKERTO

0 3 7

PERAN ORGANISASI REMAJA MASJID AL-AYYUBI DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA KELURAHAN KAUMAN KIDUL, SIDOREJO, SALATIGA SKRIPSI

0 8 185

PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA (Studi Deskripstif di SMP PGRI Sumbang)

0 0 18