46
H. Prosedur Perlakuan
Pada tahap perlakuan atau treatment dalam penelitian ini akan diberikan materi membaca permulaan dengan menggunakan media CD Interaktif Abacada
Cerdas Belajar Baca. Treatment ini dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan yaitu pada minggu ke III. Treatment dilakukan selama enam kali
pertemuan. Pelaksanaan eksperimen akan dijelaskan sebagai berikut: 1.
Pelaksanaan Pre test Tahap pre test pada penelitian ini dilakukan satu minggu sebelum
pemberian treatment untuk mengukur kemampuan membaca permulaan menggunakan CD interaktif. Pre test dilakukan dengan cara pemberian tes
membaca menggunakan kertas berisi gambar dan katayang berukuran 21 x 29 cm yang diperlihatkan kepada anak satu per satu. Cara ini dilakukan agar dapat
mengetahui kemampuan per individu. 2.
Tahap Pemberian Treatment Perlakuan ini dilaksanakan setelah pre test. Perlakuan ini menggunakan
CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca. Treatment dilakukan selama empat hari dan dibagi dalam 4 sesi. Satu sesi dilakukan dalam waktu 60 menit, setiap
anak memainkan
game selama
±4 menit.
Adapun langkah-langkah
pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
47
a. Kegiatan Awal
1 Melakukan persiapan untuk pemberian perlakuan kepada anak dengan
mempersiapkan kelas dan alat-alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian. Alat-alat yang digunakan antara lain laptop, headset, dan CD
interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca.
2 Guru memimpin anak untuk berdoa sebelum pembelajaran berlangsung
3 Pemberian apersepsi, guru melakukan tanya jawab tentang membaca. Guru
menanyakan pada anak huruf-huruf apa saja yang diketahui anak.
b. Kegiatan Inti
1 Anak mendengarkan penjelasan guru tentang cara pengoperasian CD Interaktif
Abacada Cerdas Belajar Baca. 2
Anak dibimbing secara individual untuk mengoperasikan CD di laptop. Ada empat sesi dalam permainan ini. Cara pengoperasian semua permainan tidak
berbeda jauh. Setiap sesi permainan terdiri dari 10 soal. 3
Permainan di dalam CD antara lain adalah: a Game Mengenal Bentuk Kata I. Game ini bertujuan untuk melatih anak belajar mengenal bentuk kata.Terdapat
kata samar di bawah gambar untuk membantu anak memilih kata; b Game Mengenal Bentuk Kata II. Game ini bertujuan untuk melatih anak belajar
mengenal bentuk kata menggunakan kata pengecoh yang hampir mirip; c Game Belajar Mengenal Kata. Game ini bertujuan untuk melatih anak belajar
mengenal kata tingkat lanjut tanpa menggunakan kata samar sebagai bantuan;
48
d Game Menyusun Kata. Game ini bertujuan untuk melatih anak belajar menyusun kata yang terdiri dari dua buah suku kata.
4 Cara permainannya adalah sebagai berikut:
a Anak diberikan headset untuk mendengarkan instruksi dari CD dan meredam
suara yang ada di kelas, kemudian anak memegang mouse untuk mengoperasikan CD.
b Anak mengucapkan nama gambar yang terdapat di layar.
c Terdapat tiga kata sebagai alternatif jawaban, anak diminta memilih kata yang
sesuai dengan gambar. Dari setiap pilihan kata terdapat suara nama benda tersebut, sehingga memudahkan anak untuk belajar.
d Anak dibimbing untuk menyebutkan kata yang sesuai dengan gambar.
e Anak mengeja huruf yang terdapat di layar. Apabila anak kurang paham huruf
tersebut, guru memberi tahu anak. f
Anak mengarahkan kursor ke arah kata yang dipilih dan menggesernya ke gambar.
g Selanjutnya muncul gambar kedua sampai sepuluh, anak memilih kata dengan
cara yang sama. h
Apabila anak telah selesai memainkan sepuluh soal, anak mengklik tombol “Hasil Belajar”. Apabila jawaban anak betul semua, maka muncul koin
berwarna emas, namun apabila jawaban anak ada yang salah maka muncul koin berwarna perak.
49
c. Kegiatan Penutup
1 Guru melakukan tanya jawab kepada anak untuk mengetahui kemampuan
membaca yang telah dicapai. 2
Guru menyiapkan anak untuk berdoa setelah selesai kegiatan. 3.
Tahap Pemberian Post test Tahap pemberian post test dilakukan setelah treatment diberikan selama 4
kali pertemuan yaitu dengan pemberian tes menggunakan kertas yang berisi gambar dan kata yang berukuran 21 x 29 cm yang diperlihatkan kepada anak satu
per satu seperti yang digunakan pada saat pelaksanaan pre test. Anak diperlihatkan kertas satu persatu agar peneliti dapat melihat kemampuan anak
secara individu. Hasil dari post test akan dibandingkan dengan hasil pre test untuk melihat ketercapaian materi yang diberikan.
I. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti setelah dataterkumpul. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa skor kemampuan
membaca permulaan anak Kelompok B yang berjumlah 14 anak. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membandingkan skor pre test dan skor post
test. Pengujian perbedaan nilai hanya dilakukan terhadap rerata kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu digunakan teknik yang disebut dengan uji-t t-tes
Suharsimi Arikunto, 2005: 395. Langkah-langkah analisis data yang dilakukan adalah :
1. Mencari rerata nilai pre test
2. Mencari rerata nilai post test
50
3. Menghitung perbedaan rerata dengan uji-t
Rumus mean yang digunakan pada penelitian ini adalah:
Rumus Mean Sumber: Anas Sudijono, 2006: 81
Keterangan: : Mean yang kita cari
∑X : jumlah dari skor-skor nilai-nilai yang ada N
: Number of Class banyak nya skor-skor itu sendiri Mean digunakan untuk mencari rata-rata data pre testdan post test, yang
kemudian dicari selisihnya. Dari hasil perbandingan rata-rata skor tersebut dapat diketahui apakah hasilnya dapat menjawab hipotesis penelitian yang diajukan atau
tidak. Apabila skor rata-rata hasil post test lebih tinggi daripada skor rata-rata hasil pre test, maka hipotesis penelitian diterima. Namun apabila hasilnya
sebaliknya, maka hipotesis penelitian yang diajukan ditolak. Selanjutnya peneliti menentukan taraf signifikan menggunakan rumus
distribusi uji-t. Uji-t yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Rumus uji-t Sumber: Suharsimi Arikunto, 2005: 395
Keterangan: t
= harga t = difference, perbedaan antara skor tes awal dengan skor tes akhir untuk
setiap individu D
= rerata dari nilai perbedaan rerata
51
= kuadrat dari D N
= banyaknya subyek penelitian Hasil dari
ℎ kemudian dicocokkan dengan
. Jika ℎ
maka ditolak dan
diterima. Suharsimi Arikunto 2005: 47 menyebutkan ada dua rumusan hipotesis yaitu hipotesis nol dan hipotesis
alternatif atau hipotesis kerja. Hipotesis nol dirumuskan dengan simbol dan
hipotesis alternatif disimbolkan dengan . Hipotesis nol, yakni hipotesis yang
menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel, sedangkan hipotesis alternatif menyatakan adanya hubungan antar variabel. Adapun
dalam penelitian ini adalah skor rata-rata kemampuan membaca permulaan anak sebelum
pemberian treatment sama dengan skor rata-rata kemampuan membaca permulaan anak setelah pemberian treatment. Sedangkan
pada penelitian ini adalah skor rata-rata kemampuan membaca permulaan anak sebelum pemberian treatment
tidak sama dengan skor rata-rata kemampuan membaca permulaan anak setelah pemberian treatment.
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN