Faktor penentu: Faktor pendukung:

32 menghasilkan lulusan yang memiliki seperangkat kompetensi mereka sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing. Dalam implementasi Kurikulum 2013, hal yang paling utama untuk dapat membentuk potensi peserta didik adalah kegiatan pembelajaran. Keberhasilan strategi implementasi mempunyai faktor-faktor yang menentukan dan mendukung untuk meningkatkan pembelajaran dan menghasilkan peserta didik sebagai lulusan yang kompeten dan berkarakter. Menurut Sholeh Hidayat 2013: 156 mengacu pada bahan Uji Publik Kurikulum 2013, faktor-faktor yang menentukan dan mendukung meningkatnya pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Faktor penentu:

1 kesesuaian kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan PTK dengan kurikulum yang diajarkan dan buku teks yang dipergunakan.

b. Faktor pendukung:

1 ketersediaan buku sebagai sumber belajar yang mengintegrasikan standar pembentuk kurikulum. 2 penguatan peran pemerintah dalam pembinaan dan pengawasan. 3 penguatan manajemen dan budaya sekolah. Kaitannya dengan pembelajaran, dalam mengupayakan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 menuntut guru untuk mengorganisasikan pembelajaran secara efektif. Dalam pembelajaran, implementasi Kurikulum 2013 harus mengacu pada Standar Proses yang tertera dalam Standar Nasional Pendidikan. Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar 33 Isi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Guna mewujudakan berhasilnya implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran, sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip pembelajaran yang digunakan adalah sebagai berikut PermendikbudNo.652013: a. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu; b. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; c. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; d. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; e. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; f. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; g. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; h. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal hard skills dan keterampilan mental softs kills; i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; j. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan ing ngarso sung tulodo, membangun kemauan ing madyo mangun karso, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran tut wuri handayani; k. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; l. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. m. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan n. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebubudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menuliskan bahwa, sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup 34 pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan proses psikologis yang berbeda. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah scientific, tematik terpadu tematik antarmata pelajaran, dan tematik dalam suatu mata pelajaran perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapanpenelitian discoveryinquiry learning. Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah project based learning. Rincian gradasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut: Tabel 6. Rincian Gradasi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan Sikap Pengetahuan Keterampilan Menerima Mengingat Mengamati Menjalankan Memahami Menanya Menghargai Menerapkan Mencoba Menghayati Menganalisis Menalar Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji - - Mencipta Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah tersebut secara utuhholistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengan demikian proses pembelajaran secara utuh melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan PermendikbudNo.652013.

a. Perencanaan pembelajaran