Setting Mesin
Jumlah Produk Cacat Banyak
Penentuan Faktor Response Surface
Methodology Eksperimen
Titik Optimum Faktor
Persamaan Matematis
Jumlah Produk Cacat Menurun
Gambar 4.1. Kerangka Konseptual
4.5. Sumber Data
Berdasarkan cara memperolehnya, maka sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah
1. Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara mencari atau menggali
secara langsung dari objek penelitian. Data primer dalam penelitian ini yaitu data hasil uji analisis kimia untuk Total Fatty Matter.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lainperusahaan sehingga tidak perlu lagi digali atau dicari. Data sekunder
tersebut yaitu data mengenai gambaran umum perusahaan dan data-data yang diperlukan dalam perhitungan Total Fatty Matter.
4.6. Penentuan Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah berupa: 1.
Teknik observasi, melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian untuk menggali segala informasi atau data yang dibutuhkan untuk pemecahan
masalah. Jenis observasi yang dilakukan peneliti merupakan observasi non- partisipatoris dimana peneliti secara langsung berperan sebagai participant-
observer dalam lingkungan eksperimen. 2.
Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara dan diskusi dengan pihak perusahaan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan guna
menunjang pencapaian tujuan. Wawancara dan diskusi dengan pihak perusahaan dibutuhkan sebagai studi pendahuluan untuk mengetahui dan
menyusun variabel-variabel yang berpengaruh terhadap proses produksi sabun.
3. Teknik kepustakaan, yaitu dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan
dengan penerapan metode RSM dalam perbaikan proses untuk mengurangi jumlah penyimpangan TFM.
4.6.1. Pengambilan Sample
Pengambilan sample dilakukan setelah proses berjalan 50 menit. Sample diambil 1 kali per hari. Adapun flow chart pengambilan sample dapat dilihat pada
Gambar 4.2.
Mulai
Ambil Sample di silo Soap Chip
Uji kadar TFM di Laboratorium
Adakah kesesuaian spesifikasi
Ya Tidak
HoldBlock dan lakukan Rework
Ke Proses Selanjutnya
Selesai
Gambar 4.2. Flow Chart Pengambilan Sample
4.7.Analisis Sample
4.7.1. Alat-Alat Analisis
Alat-alat yang digunakan saat melakukan desain eksperimen antara lain: a.
Beaker glass 150 ml b.
Water bath
c. Labu Casia
d. Analytical balance accurately up to 0.0001 gram
e. Kertas saring
f. Loupe
4.7.2. Bahan-Bahan Analisis
Bahan-bahan yang digunakan saat melakukan desain eksperimen antara lain: a.
Distilled water Aquadest b.
Sulphuric acid H
2
SO
4
10
4.7.3. Instrumen
Instrumen adalah peralatan yang digunakan dalam melakukan penelitian. Instrumen yang digunakan saat melakukan desain eksperimen adalah peralatan yang
digunakan saat melakukan pengujian kadar TFM. Instrumen yang digunakan saat pengumpulan data adalah data-data saat pengukuran variabel-variabel dependen dan
independen yaitu pena, lembar pengamatan, Microsoft Office Excel, dan Minitab 15.
4.7.4. Metode Analisis TFM
Adapun flow chart metode Analisis TFM dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Timbang 4 gram Soap Chip dalam beaker glass 150 ml.
Tambahkan 100 ml aquadest, panaskan dan aduk sampai
sabun larut
Saring larutan dengan menggunakan kertas saring ke dalam beaker glass lainnya.
Tambahkan 15 ml H
2
SO
4
10, panaskan sampai fatty matter terpisah sempurna dengan bagian air
Pindahkan larutan ke labu cassia dan ukur volume fatty acid yang terbentuk.
Gunakan loupe untuk menyakinkan angka pengukuran.
TFM = Volume Of Fatty Matter x 0.84 x 100 Berat Sample
Gambar 4.3. Flow Chart Metode Analisis TFM
4.8. Metode Pengolahan Data
Pengolahan data yang dilakukan adalah: 1.
Analisis dengan Metode Response Surface: a. Penentuan model orde pertama
Dalam hal ini, orde pertama merupakan model matematis untuk perolehan titik optimal pada langkah selanjutnya. Dalam hal ini dilakukan
pendekatan matriks. b. Uji ketidaksesuaian model orde pertama.
Uji ketidaksesuaian terhadap model orde pertama dilakukansebagai dasar untuk melangkah ke arah wilayah titik optimum faktor. Uji ini bertujuan
melihat kesesuaian model yang dibangun terhadap data hasil eksperimen. Dalam hal ini digunakan software MINITAB 15.0 untuk menganalisis uji
kesesuaian model. c. Melakukan metode steepest descent.
Metode steepest descent dilakukan dengan menggunakan data yang diperoleh dari koefisien model model orde pertama dimana hasil
percobaan yang menghasilkan cacat yang paling minimum digunakan sebagai dasar acuan untuk penentuan level dari faktor Central Composite
Design. d. Penentuan orde kedua
Dalam hal ini, orde kedua merupakan model matematis kedua untuk memperoleh koefisiennya. Dalam hal ini dilakukan pendekatan matriks.
e. Uji ketidaksesuaian model orde kedua.
Uji ketidaksesuaian model terhadap model orde kedua dilakukan sebagai dasar untuk penentuan titik optimum faktor. Uji ini bertujuan melihat
kesesuaian model yang dibangun terhadap data hasil eksperimen. Dalam hal ini digunakan software MINITAB 15.0 untuk menganalisis uji
kesesuaian model. f. Pembuatan gambar contour plot dengan menggunakan software
MINITAB 15.0. g. Penentuan titik optimum faktor
Adapun flow chart pengolahan Response Surface Methodology dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Mulai
Penentuan koefisien b0, b1, b2, dan b3
Uji ketidaksesuaian model orde pertama
Adakah ketidaksesuaian model orde pertama?
Tidak Ya
Adakah ketidaksesuaian model orde pertama?
Melakukan transformasi respon
Perhitungan Steepest Descent
Penentuan Model orde Kedua: 1. Pembuatan Central Composite Design CCD
2. Penetapan level origin faktor dan penetapan range tiap level 3. Menjalankan eksperimen
4. Penentuan koefisien b0, b1, b2, b3, b11, b22, b33, b12, b13, b23
Uji ketidaksesuaian model orde kedua
Ya
Adakah ketidaksesuaian model orde kedua?
Perhitungan titik optimum Tidak
Selesai Ya
Tidak Tidak
Gambar 4.4. Flow Chart Pengolahan Response Surface Methodology
4.9. Analisis Data