Pendidikan Seni sebagai Media Pengembangan Bakat

Meskipun kreativitas dinyatakan sebagai faktor bawaan, tidak berarti mengabaikan ada pengaruh lingkungan, salah satunya adalah lingkungan pendidikan. Dengan demikian, melalui pendidikan seni anak dapat diarahkan dan dikembangkan sifat-sifat kreatifnya. Penciptaan hal-hal baru, gambar dan lukisan senantiasa berubah akan dapat menjadi sarana tumbuhnya kreativitas anak. Penghargaan pada gambar atau lukisan yang berbeda. Penghargaan atas penciptaan hal baru yang unik pada masing-masing anak tampaknya hanya pendidikan seni yang dapat mengakomodasi. Oleh karena itu, para ahli sepakat menyatakan bahwa pendidikan seni merupakan sarana atau media yang paling efektif bagi pengembangan kreativitas Syafii, 2006. Syafii 2006, juga mengatakan bahwa pendidikan pembelajaran seni rupa dalam sisiem pendidikan nasional, senantiasa dipengaruhi oleh model-model pedidikan seni rupa di negara maju. Sampai penghujung abad ke-19 pendidikan seni rupa diajarkan dalam bentuk kegiatan menggambar dengan menekankan kemampuan koordinasi mata dan tangan. Setelah memasuki abad ke-20 pendidikan seni rupa dipahami secara luas, termasuk di dalamnya apresiasi seni rupa, desain dan kerajinan. Perkembangan zaman juga mempengaruhi perkembangan media serta pembelajarannya, baik pembelajaran secara umum, maupun pembelajaran seni rupa. Pembelajaran semakin maju, dari segi metode pembelajaran, media pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, serta sumber belajarnya yang digunakan untuk mendukung kegiatan belajar tersebut. Belajar adalah proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman Gagne dan Berliner dalam Anni, 2004. Pengalaman tersebut diperoleh siswa melalui interaksi sosial sehari-hari baik di lingkungan rumah maupun sekolah. Sedangkan menurut Baharuddin dan Wahyuni 2008, belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Berdasarkan pengertian belajar dari para ahli di atas, diketahui bahwa belajar merupakan suatu proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan pengalaman yang berupa ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap, yang diperoleh dari hubungan dengan lingkungan. Agar siswa memperoleh pengalaman baru, belajar dapat dilakukan di mana saja. Siswa tidak harus selalu belajar di sekolah , namun dapat juga mendapatkan pelajaran di luar sekolah. Menurut Gagne dalam Rifa‟i dan Anni, 2009. Kegiatan belajar yang terjadi di sekolah merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat unsur-unsur yang saling berkaitan sehingga dapat menghasilkan perubahan perilaku. Unsur-unsur tersebut yaitu: peserta didik, rangsangan, memori, dan respon. Kegiatan belajar akan terjadi pada diri peserta didik apabila terdapat interaksi antara rangsangan dengan isi memori, sehingga perilakunya berubah dari waktu sebelum dan sesudah adanya rangsangan tersebut. Apabila terjadi perubahan perilaku, maka perubahan perilaku itu menjadi indikator bahwa peserta didik telah melakukan kegiatan belajar Rifa‟i dan Anni, 2009.