132 pengertian kepada keluarganya bahwa mereka telah berusaha semampu mereka
dan saat ini tinggal menunggu dan berdoa kepada Tuhan agar mereka segera diberikan anak. Dari keluarga istri, memang juga mengharapkan agar mereka
mendapatkan cucu dari suami dan istri. Akan tetapi, suami merasa pihak keluarga istri kurang menyukainya karena pekerjaan suami yang membuatnya harus sering
meninggalkan istri dan jauh dari Medan. Itu semua hanya dugaan suami karena selama ini suami melihat sikap keluarga istri kepadanya selama ini.
Suami merasa kehidupannya saat ini sulit baik di bidang ekonomi maupun dalam hal tidak memiliki anak. Salah satu hal yang juga menghambat suami dan
istri untuk melakukan pengobatan medis adalah masalah ekonomi mereka. Karena menurut suami untuk kebutuhan sehari-hari saja sudah terpenuhi sudah baik.
Namun di tengah kondisi mereka yang sulit ini, suami tetap pasrah dan memiliki prinsip bahwa kebutuhan makan mereka akan dipenuhi suami sendiri tanpa harus
meminta dari orang lain ataupun dari keluarga.
IV. B. 2. b. Data Observasi
Tabel 13 Waktu Wawancara
No. Responden
Tanggal Wawancara
Waktu Wawancara
Tempat Wawancara
1. Kasus 2
Suami 05 April 2008
08.00 sd 09.00 WIB
Rumah Responden
2. Kasus 2
Suami 06 April 2008
18.00 sd 18.30 WIB
Rumah Responden
Universitas Sumatera Utara
133 3. Kasus
2 Suami
16 April 2008 10.00 sd 10.45
Rumah Responden
Suami Kasus 2 adalah pasangan dari responden sebelumnya yang memiliki tinggi sekitar 165 cm dan berat sekitar 55 cm, berkulit agak hitam dan
berambut hitam pendek. Peneliti pertama kali bertemu suami di rumah mereka . sebelumnya suami telah diberitahu oleh suami Kasus 1 bahwa peneliti akan
datang dan meminta bantuan kepada suami dan istri untuk menjadi responden penelitian peneliti. Suami menyetujuinya dan meminta peneliti untuk datang
langsung ke rumahnya, karena kebetulan pada saat itu suami sedang berada di Medan. Ketika peneliti datang menemui suami di rumahnya dan meminta bantuan
padanya, suami menyatakan kesediaannya dengan ragu-ragu. Selanjutnya suami bertanya apakah nama mereka akan dicantumkan. Peneliti menyatakan bahwa
kerahasiaan identitas responden akan dijaga. Setelah peneliti mengatakan hal itu, suami terlihat tenang dan menyatakan kesediaannya. Namun suami mengatakan
kepada peneliti di hari Senin nanti suami harus kembali ke Pekanbaru karena sedang ada pekerjaan di sana. Barulah di tanggal 15 April ia akan kembali lagi ke
Medan. Proses wawancara dengan suami dilakukan sebanyak 3 kali di rumah
mereka. Pada wawancara I, suami mengenakan kaos dalam berwarna putih dan celana abu-abu selutut. Di lengan suami terdapat tatto bergambar salib. Peneliti
baru pertama kali itu melihat tatto suami karena pada pertemuan sebelumnya suami mengenakan kaos yang menutupi lengan atasnya. Suami dan istri tinggal di
Universitas Sumatera Utara
134 sebuah rumah yang terletak di gang. Rumah itu mereka sewa bersama pasangan
lain. Dalam rumah tersebut terdapat 2 kamar tidur. Wawancara dilakukan di ruang tamu. Dalam ruang tam itu tidak ada kursi. Jadi ketika melakukan proses
wawancara, suami dan peneliti duduk di atas tikar. Dalam ruangan tersebut terdapat sebuah TV berukuran 21 inchi dan DVD. Di sebelah kiri dan kanan TV
terdapat lemari yang berisi pakaian-pakaian. Di dinding terdapat beberapa foto pernikahan suami dan istri, serta terdapat ukiran nama suami. Di atas TV juga
terdapat foto suami dan istri dengan bingkai yang terbuat dari gabus putih. Pada wawancara I, posisi duduk suami dan peneliti saling berhadapan.
Dalam menjawab setiap pertanyaan, suami menjawabnya dengan lambat sambil mengetuk-ngetukkan rokok yang sedang dipegangnya. Selain itu volume suara
suami juga rendah di keseluruhan proses wawancara dan akan semakin merendah ketika bercerita tentang harapannya untuk memiliki anak dan kesulitan hidupnya.
Suami kurang melakukan kontak mata dengan peneliti karena suami seringkali menunduk sambil mengetuk-ngetukkan rokoknya ke lantai. Selain itu suami
dalam menjawab pertanyaan sering kali mengulang pertanyaan. Walau begitu suami cukup kooperatif dan bersedai menjawab semua pertanyaan. Hanya ketika
peneliti bertanya bagaimana pandangan suami jika mereka tidak dapat memiliki anak, suami tidak bisa menjawabnya karena sampai saat ini suami belum pernah
memikirkan dan membayangkan jika hal itu terjadi pada dirinya. Proses wawancara ini berjalan dengan lancar tanpa adanya gangguan-gangguan.
Universitas Sumatera Utara
135 Wawancara II ini dilakukan pada tanggal 6 April 2008 yang juga
dilakukan di rumah suami. Saat peneliti datang, suami sedang menonton TV bersama teman satu rumahnya. Teman satu rumah suami lalu pergi ke belakang
dan meninggalkan suami dan peneliti. Suami lalu mematikan TV dan membentangkan tikar. Ketika peneliti bertanya di mana istrinya, suami menjawab
istrinya pergi kerja hari itu. Suami meminta izin untuk mengambil rokok di kamar. Kemudian suami mengatakan ia sudah siap untuk diwawancarai. Pada
wawancara kali ini, suami memakai kaos hitam bertuliskan “Lake Toba” dan celana berwarna coklat pendek selutut. Posisi duduk suami dan peneliti saling
berhadapan dan pada saat wawancara, suami dapat mempertahankan kontak mata dengan peneliti. Suami menjawab pertanyaan peneliti sambil sesekali menghisap
rokoknya. Volume suara suami terdengar lebih ringan. Ketika membicarakan tentang tujuan hidupnya, wajah suami terlihat lebih serius dan lambat dalam
mengucapkannya. Wawancara III dilakukan pada tanggal 16 April 2008 yang dilakukan di
ruang tamu rumah suami. Saat peneliti datang, suami sedang mengantarkan istri keluar rumah karena pagi itu istri akan pergi kerja. Suami lalu mempersilahkan
peneliti masuk dan meminta izin untuk memakai kaos dalam saja karena suami merasa kepanasan jika harus mengenakan kaos. Wawancara dimulai pada pukul
10.00 WIB. Suami terlihat kooperatif dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan kepadanya dan sudah cukup santai dibandingkan pertama kali harus
diwawancarai. Ketika suami ingin menunjukkan penegasan terhadap jawabannya, volume suara suami akan terdengar lebih keras diikuti dengan gerakan tangan
Universitas Sumatera Utara
136 yang melambai. Kontak mata dengan peneliti pun telah terjaga dengan baik. Hal
yang mengganggu saat wawancara ini adalah teman satu runah suami yang keluar masuk dan melewati ruang tamu di mana suami dan peneliti melakukan
wawancara.
IV. B. 2. c. Data Wawancara 1