Push factor, yaitu faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk segera Pull factors, yaitu faktor-faktor daya tarik yang menetralisir kekawatiran

26 Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pernikahan adalah suatu ikatan antara seorang pria dan wanita yang diakui secara sosial dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal. II.B.2. Motivasi untuk Menikah Ada beberapa faktor yang memotivasi seseorang untuk menikah, yang dikategorikan ke dalam dua faktor utama, yaitu :

a. Push factor, yaitu faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk segera

memasuki pernikahan, meliputi : 1. Konformitas, orang memutuskan untuk menikah karena demikian pula yang dilakukan oleh sebagian besar orang. Agaknya kebanyakan struktur kebudayaan yang ada di muka bumi ini adalah sedemikian rupa sehingga konformitas merupakan hal yang utama. 2. Cinta, cinta merupakan komitmen emosional manusia yang perlu diterjemahkan ke dalam suatu bentuk yang lebih nyata dan permanen, yaitu pernikahan. 3. Legitimasi sex dan anak, secara tradisional, masyarakat memberikan dukungan terhadap hubungan seksual hanya kepada mereka yang telah menyatakan komitmennya secara legal. Sedangkan lahirnya anak-anak yang tidak berasal dari pernikahan yang sah akan menimbulkan stigma sosial yang tidak dapat disepelekan.

b. Pull factors, yaitu faktor-faktor daya tarik yang menetralisir kekawatiran

seseorang untuk terikat dalam pernikahan yang akan mengurangi kebebasan. Universitas Sumatera Utara 27 Yang termasuk dalam pull factors, antara lain : 1. Persahabatan, salah satu harapan terhadap pernikahan adalah terjadinya persahabatan yang terus menerus. Banyak pasangan dalam pernikahan sesungguhnya adalah terjalinnya suatu persahabatan. 2. Berbagi, berbagi dalam gaya hidup, pikiran-pikiran, dan juga penghasilan, dianggap sebagai daya tarik seseorang untuk memasuki pernikahan. 3. Komunikasi, pasangan suami istri perlu terlibat secara mendalam dalam komunikasi yang akrab dan bermakna. Pasangan yang bahagia adalah mereka yang terampil berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal dan saling peka terhadap kebutuhan satu sama lain. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang memotivasi seseorang untuk menikah, yaitu push factor yang mendorong seseorang untuk segera memasuki pernikahan, dan pull factor yang menetralisir kekawatiran seseorang untuk terikat dalam pernikahan yang akan mengurangi kebebasan. II.B.3. Keuntungan Pasangan Yang Memiliki Keturunan Dalam Ihromi 1999, secara umum kehadiran anak dalam keluarga dapat dilihat sebagai faktor yang menguntungkan orangtua dari segi psikologis, ekonomis, dan sosial, yaitu : Universitas Sumatera Utara 28 a. Anak dapat lebih mengikat tali pernikahan Pasangan suami istri merasa lebih puas dalam pernikahan dengan melihat perkembangan emosi dan fisik anak. Kehadiran anak juga telah mendorong komunikasi antara suami istri, karena mereka merasakan pengalaman bersama anak mereka. b. Orangtua merasa lebih muda dengan membayangkan masa muda mereka melalui kegiatan anak mereka. c. Anak merupakan simbol yang menghubungkan masa depan dan masa lalu Orangtua sering menemukan kebahagiaan diri mereka dalam anak-anak mereka melalui kepribadian, sifat, nilai, dan tingkah laku mereka yang diturunkan kepada anak-anak mereka. d. Orangtua memiliki makna dan tujuan hidup dengan adanya anak e. Anak merupakan sumber kasih sayang dan perhatian f. Anak dapat meningkatkan status seseorang Pada beberapa masyarakat, individu baru mempunyai hak suara setelah ia memiliki anak g. Anak merupakan penerus keturunan Untuk mereka yang menganut sistem patrilineal, seperti Cina, Korea, Taiwan, dan Suku Batak, adanya anak laki-laki sangat diharapkan karena anak laki-laki akan meneruskan garis keturunan yang diwarisi lewat nama keluarga. Keluarga yang tidak memiliki anak laki-laki dianggap tidak memiliki garis keturunan dan keluarga itu dianggap akan punah. h. Anak merupakan pewaris harta pusaka Universitas Sumatera Utara 29 i. Anak mempunyai nilai ekonomis yang penting Hal ini dikarenakan anak dapat diharapkan dapat membantu kedua orangtuanya. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa anak dapat memberi keuntungan pada orangtua dari segi psikologis, ekonomis, dan sosial, yaitu dapat lebih mengikat tali pernikahan, orangtua merasa lebih muda, anak merupakan simbol yang menghubungkan masa depan dan masa lalu, orangtua memiliki makna dan tujuan hidup dengan adanya anak, anak merupakan sumber kasih sayang dan perhatian, anak dapat meningkatkan status seseorang, anak merupakan penerus keturunan, anak merupakan pewaris harta pusaka, dan anak mempunyai nilai ekonomis yang penting. II.B.4. Penyebab Pasangan Sulit Memiliki Keturunan Kenyataan menunjukkan, 40 masalah yang membuat pasangan sulit mempunyai anak terdapat pada wanita, 40 pada pria, dan 20 pada keduanya. Jadi kedua pihak mempunyai kemungkinan sama besar pada kasus kesulitan mempunyai keturunan. Maka pemeriksaan medis juga harus dilakukan pada kedua belah pihak. Ada dua kemungkinan dalam hal sulit memiliki anak, yaitu subfertil kurang subur atau infertil tidak subur. Infertilitas berhubungan dengan perubahan gaya hidup, seperti mempertahankan berat tubuh agar tetap kurus dengan cara diet dan olahraga, merokok, penggunaan obat-obatan seperti marijuana, menunda untuk memiliki anak, dan peningkatan kontak seksual. Menunda untuk memiliki anak adalah Universitas Sumatera Utara 30 faktor yang semakin berkembang di masyarakat yang biasanya dikarenakan suami dan istri memiliki karir. Menunda untuk memiliki anak ini dapat mengakibatkan fertilitas karena kesuburan wanita akan menurun seiring dengan meningkatnya usia Beckmann, et. al., 2002. Dalam kasus subfertilitas itu ada beberapa konsep penjumlahan. Suami yang sangat subur bertemu istri yang kurang subur, bisa hamil. Suami yang kurang subur tapi istri yang sangat subur, bisa hamil juga. Keduanya kurang subur, maka sulit hamil. Sementara itu, kalau salah satu atau mungkin keduanya tidak subur, maka kondisinya sangat tidak subur Muskibin, 2005. Lebih lanjut dijelaskan oleh Papalia Olds 1998 bahwa infertilitas adalah suatu keadaan dimana tidak terjadi kehamilan setelah minimal 12 bulan berhubungan seks tanpa pelindung. Dalam Santrock 2002, dikatakan terdapat beberapa masalah yang berhubungan dengan kesuburan pada wanita, yaitu : a. Masalah Ovulasi ovulation problems Beberapa penyebab yang berhubungan dengan masalah ovulasi ni adalah tumor pada kelenjar di bawah otak atau tumor ovarium dan thyroid yang tidak aktif. Pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan tumor pada kelenjar di bawah otak atau tumor ovarium adalah dengan operasi atau pembedahan. Dan pengobatan untuk thyroid yang tidak aktif adalah dengan memberikan obat. Universitas Sumatera Utara 31 b. Sekresi Antisperma antisperm secretions Penyebab dari sekresi antisperma ini belum dapat diketahui. Penyebab yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan terapi estrogen. c. Tuba fallopi tertutup blocked fallopian tubes Penyebabnya adalah infeksi yang diakibatkan oleh IUD, aborsi, atau penyakit yang ditularkan lewat hubungan seksual. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan pembedahan dan memindahkan sel dari ovarium dan menempatkannya di uterus. d. Endometriosis Endometriosis adalah jaringan yang berkembang pada uterus. Penyebabnya adalah menunda kehamilan hingga usia 30an. Pengobatan yang dapat dilakukan dengan pemberian hormone dan pembedahan. Endometriosis terjadi ketika lapisan kandungan bertumbuh di luar kandungan dan menyebabkan pendarahan atau penghambatan , atau bekas luka yang dapat menghambat pembuahan atau kehamilan. Dan beberapa masalah yang berhubungan dengan kesuburan pada pria, yaitu: a. Rendahnya jumlah sperma low sperm count Penyebabnya adalah ketidakseimbangan hormone, varikokel, polutan lingkungan, dan obat-obatan seperti kokain, marijuana, arsenic, beberapa steroid dan antibiotik. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan terapi hormon, pembedahan, dan menghindari panas yang berlebihan. Universitas Sumatera Utara 32 b. Sperma kurang lincah immobile sperm Penyebab dari sperma yang kurang lincah adalah bentuk sperma yang tidak normal, infeksi, dan rusaknya saluran sperma. Pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi infeksi adalah dengan memberikan antibiotik dan untuk mengatasi rusaknya saluran sperma adalah dengan pembedahan dan pemberian antibiotik. Sedangkan untuk bentuk sperma yang tidak normal tidak ada pengobatan yang dapat dilakukan. c. Antibodi sperma antibodies against sperm Penyebab dari masalah antibody sperma adalah karena adanya masalah pada system kekebalan immune system. Dan pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian obat. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penyebab pasangan sulit memiliki anak dapat dikarenakan pasangan tersebut kurang subur atau tidak subur. Masalah kesuburan pada wanita dapat disebabkan karena masalah ovulasi ovulation problems, sekresi antisperma antisperm secretion, dan endometriosis. Sedangkan masalah kesuburan pada pria dapat disebabkan karena rendahnya jumlah sperma low sperm count, sperma yang kurang lincah immobile sperm, dan antibodi sperma antibodies against sperm. Universitas Sumatera Utara 33 II.B.5. Dampak-Dampak Dari Ketidakhadiran Anak dalam Sebuah Pernikahan Ketidakhadiran anak memiliki dampak dalam kehidupan pernikahan pasangan suami istri. Dampak ini dapat dibagi dua, yaitu dampak positif dan dampak negatif. a. Dampak Positif Adapun yang menjadi dampak positif dari ketidakhadiran anak dalam sebuah pernikahan, adalah : 1. Pasangan akan punya banyak waktu untuk mempertimbangkan tujuan hidupnya seperti apa yang mereka inginkan dari peran keluarga dan karir mereka, pasangan akan menjadi semakin matang dan dapat menarik manfaat dari pengalaman kehidupan mereka untuk menjadi orangtua yang lebih kompeten dan pasangan akan menjadi lebih mapan dalam karir serta mempunyai penghasilan lebih banyak untuk pengeluaran perawatan anak nantinya di kemudian hari Olds dalam Santrock, 1995. 2. Biaya hidup tidak bertambah Kail, 2000. Ketidakhadiran anak dapat membuat pasangan tidak perlu memikirkan biaya tambahan untuk mengurus dan membesarkan anak. Kail menjelaskan membesarkan anak itu mahal, karena harus memikirkan biaya tambahan untuk membiayai sekolah anak nantinya. Sedangkan pada pasangan yang belum memiliki anak tidak perlu memikirkan hal tersebut, dan tidak perlu takut biaya hidup akan bertambah. Universitas Sumatera Utara 34 3. Lebih bebas untuk bepergian Papalia, Olds, Feldman, 2001. Pasangan yang belum memiliki anak akan lebih bebas untuk bepergian tanpa harus memikirkan tanggungjawab mereka untuk mengurus anak. Sehingga mereka lebih dapat bebas dan menikmati kehidupan yang mereka jalani. 4. Wanita tetap dapat terlihat menarik Callan dalam Papalia, Olds, Feldman, 2001. Wanita yang sedang hamil dan setelah melahirkan akan berdampak pada bentuk tubuh yang menjadi tidak proporsional. Hal inilah yang sering membuat wanita takut untuk hamil. Pada wanita yang belum memiliki anak, mereka tidak perlu takut tubuhnya menjadi tidak menarik lagi sebagai efek dari hamil dan melahirkan. b. Dampak Negatif Yang menjadi dampak negatif dari ketidakhadiran anak dalam sebuah pernikahan, adalah : 1. Van Hoose Worth dalam Kail, 2000 menyatakan bahwa pasangan yang belum memiliki keturunan harus siap menghadapi kritik sosial dari masyarakat yang berorientasi pada anakketurunan. Karena kebanyakan masyarakat tidak melihat ketiadaan anak sebagai sesuatu yang positif. 2. Van Hoose Worth dalam Kail, 2000 menyatakan bahwa pasangan yang belum memiliki keturunan beresiko akan mengalami perasaan kesepian yang lebih besar di hari tuanya. Universitas Sumatera Utara 35 3. Mc. Quillan, Greil, White Jacob 2003 menyatakan bahwa wanita yang sulit memiliki keturunan akan mengalami distress. Hal ini dapat terjadi karena peran seorang wanita adalah sebagai ibu dan peran sebagai ibu ini adalah identitas pokok untuk semua wanita dewasa. Sehingga jika seorang wanita belum memiliki anak, dapat menimbulkan stres dan stigma sosial. Dalam Peterson, Newton, Schulman 2006 dinyatakan bahwa stres dapat mempengaruhi beberapa hal, meliputi fungsi seksual, ketahanan dan kualitas dari hubungan, dan perubahan pada hubungan sosial dan keluarga. Selanjutnya dikatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat stres dalam menghadapi ketiadaan anak jika dilihat dari gender. Ditemukan bahwa pria juga mengalami stres saat menghadapi keadaan infertil. Namun, stres yang dirasakannya tidak berbeda dengan stres ketika menghadapi hal lain sumber stressor yang lain. Jadi, keadaan infertil pada pria kurang menimbulkan stres pada wanita. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa dampak positif maupun dampak negatif dari ketidakhadiran anak dalam sebuah pernikahan. Dampak positifnya meliputi pasangan dapat lebih memikirkan tujuan hidup mereka sehingga lebih dapat mengejar karir masing-masing, pasangan dapat lebih bebas bepergian, dan wanita dapat tetap terlihat menarik. Dan yang menjadi dampak negatifnya adalah pasangan harus siap menghadapi kritik sosial dari masyarakat, beresiko mengalami kesepian di hari tuanya, dan dapat mengalami distress. Universitas Sumatera Utara 36 III.C. Makna Hidup pada Pasangan yang Belum Memiliki Keturunan Setiap pasangan yang telah menikah, pastilah memiliki gambaran dan harapan mengenai kehadiran anak dalam kehidupan pernikahan. Bahkan anak dapat merupakan salah satu motivator seseorang untuk menikah dan dapat dikatakan kebahagiaan suatu pernikahan baru dapat terwujud saat anak hadir di kehidupan pernikahan pasangan suami istri. Namun, tidak semua pasangan yang dapat dengan cepat memiliki keturunan. Ada pasangan yang harus menunggu bertahun-tahun dan mengupayakan berbagai cara untuk memiliki seorang anak. Keadaan belum memiliki keturunan ini, bukanlah suatu hal yang dinilai positif oleh masyarakat. Kebanyakan masyarakat akan mengkritik pasangan- pasangan yang belum memiliki keturunan dan menganggap pasangan-pasangan ini tidak mampu untuk memiliki seorang anak. Kritikan dan anggapan inilah yang dapat menimbulkan stres pada pasangan Van Hoose Worth dalam Kail, 2000. Terlebih ketika pihak keluarga masing-masing menginginkan hadirnya seorang anak dari pasangan tersebut. Hal ini dapat membuat pasangan menjadi lebih tertekan lagi. Biasanya, keadaan belum memiliki keturunan ini dapat memunculkan konflik-konflik rumah tangga yang berkepanjangan lalu akan menimbulkan frustrasi yang kadang menyebabkan pasangan saling menyalahkan Muskibin, 2005. Keadaan stres dan tertekan ini dapat mempengaruhi makna hidup pasangan suami istri. Dalam Blair 2004 dinyatakan bahwa makna hidup itu sendiri terdapat dalam kehidupan dan pengalaman seseorang, baik dalam keadaan yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Namun, makna hidup itu Universitas Sumatera Utara 37 tersembunyi dan butuh ditemukan. Jadi, seseorang jangan hanya menghubungkan dan mengatribusikan makna pada sesuatu tetapi harus menemukan makna dari sesuatu tersebut, dan jangan hanya memikirkan makna itu tetapi harus lebih berusaha untuk menemukan makna kehidupan itu sendiri. Maka, dalam keadaan belum memiliki keturunan, pasangan tetap dapat menemukan makna hidupnya. Karena keadaan tidak menyenangkan ini tidak sepenuhnya hanya memberi dampak negatif saja, tetapi keadaan ini tetap dapat memberi dampak positif bagi pasangan. Makna hidup pasangan dapat saling mempengaruhi satu sama lain. Makna hidup suami dapat mempengaruhi makna hidup istri, dan sebaliknya makna hidup istri dapat mempengaruhi makna hidup suami. Karena salah satu metode menemukan makna hidup adalah metode pengakraban hubungan dimana dalam metode ini, baik istri maupun suami dapat saling mendukung satu sama lain dan juga saling menguatkan. Sehingga dalam keadaan yang tidak menyenangkan, dalam hal ini belum memiliki keturunan pasangan tetap dapat menemukan makna hidup mereka dan saling membantu pasangan untuk memaknai hidup ini. Dalam penelitian ini akan diungkap mengenai Makna Hidup pada Pasangan yang Belum Memiliki Keturunan. Universitas Sumatera Utara 38 Paradigma Keterangan: : saling mempengaruhi : dipengaruhi oleh Menikah Makna Anak Belum Memiliki Anak Makna Hidup Suami Meaningfull Meaningless Dampak positif : - menjadi lebih mapan dalam karir - biaya hidup tidak bertambah - lebih bebas untuk bepergian - wanita dapat tetap terlihat ik Dampak negatif : - harus siap menghadapi kritik sosial - lebih rentan mengalami kesepian di hari tua - dapat mengalami stres Budaya Agama Pasangan Suami Istri Makna Hidup Istri Sumber Makna Hidup: - nilai kreatif - nilai bersikap - nilai penghayatan - nilai harapan Komponen Keberhasilan Menemukan Makna Hidup: a. pemahaman diri b. makna hidup c. pengubahan sikap d. keikatan diri e. kegiatan terarah f. dukungan sosial Universitas Sumatera Utara 39 URAIAN PARADIGMA Ketika pasangan memutuskan untuk menikah, pastilah mereka memiliki pandangan tersendiri mengenai kehadiran anak dalam kehidupan pernikahan mereka. Pandangan mereka mengenai kehadiran anak dapat diperoleh dari budaya maupun agama. Di Indonesia, budaya-budayanya sangat menekankan pentingnya kehadiran anak dalam sebuah pernikahan. Hal ini terlihat dari bagaimana budaya- budaya di Indonesia menempatkan salah satu dari tujuan pernikahan adalah untuk memperoleh keturunan. Begitu juga dengan agama. Misalnya saja dalam agama Islam dan Kristen, sama-sama melihat bahwa tujuan dari pernikahan adalah untuk memperoleh keturunan. Dari hal-hal di atas terlihatlah bahwa kehadiran anak memainkan peranan penting dalam kehidupan pernikahan. Namun, tidak semua pasangan suami istri yang dapat dengan cepat memiliki anak. Karena ada juga pasangan yang belum memiliki anak meskipun usia pernikahan mereka sudah menahun. Kondisi belum memiliki anak ini dapat memberikan dampak positif maupun negatif pada pasangan. Pasangan suami istri yang merasakan dampak positif maupun negatif ini dapat melihat keadaan mereka yang belum memiliki anak sebagai sesuatu yang bermakna maupun yang tidak bermakna. Makna hidup yang dirasakan suami dapat mempengaruhi makna hidup yang dirasakan istri, begitu juga sebaliknya. Makna hidup dapat diperoleh dari sumber-sumber nilai makna hidup, yaitu nilai kreatif, nilai penghayatan, nilai bersikap, dan nilai harapan. Sumber-sumber makna hidup ini dapat dijadikan pasangan sebagai salah satu cara untuk Universitas Sumatera Utara 40 menemukan kebermaknaan hidupnya, apakah itu bermakna meaningful atau bahkan tidak bermakna meaningless. Keadaan hidup bermakna dapat terlihat dari beberapa komponen keberhasilan makna hidup, yaitu pemahaman diri, makna hidup, pengubahan sikap, keikatan diri, kegiatan terarah, dukungan sosial. Universitas Sumatera Utara 41

BAB III METODE PENELITIAN