C. KASUS 3 C. 1. Istri C. 1. a. Deskripsi Data

160 IV. C. KASUS 3 IV. C. 1. Istri

IV. C. 1. a. Deskripsi Data

Tabel 18 Gambaran Umum Istri Kasus 3 Keterangan Deskripsi Istri Kasus 3 Usia 30 tahun Usia ketika menikah 24 tahun Menikah pada Maret 2002 Anak ke 11 dari 11 bersaudara perempuan: 7 orang; laki-laki: 4 orang Suku Batak Toba Agama Kristen Protestan Pendidikan terakhir SMA Pekerjaan Ibu rumah tangga Pengobatan yang dilakukan Pengobatan medis Istri Kasus 3 dalam penelitian ini adalah seorang wanita suku Batak Toba yang berusia 30 tahun. Istri menikah pada Maret 2002 saat berumur 24 tahun. Istri dan suami sebenarnya bertemu karena dijodohkan oleh orangtua kedua belah pihak. Saat itu istri yang tinggal di Jakarta diberitahu orangtuanya kalau dirinya akan dikenalkan dengan seorang pria yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga mereka. Awal pertemuan istri dan suami pada Januari 2002. Suami datang menemui istri di Jakarta. Setelah berkenalan, istri dan suami merasa ada kecocokan di antara mereka. Setelah satu minggu berkenalan, suami meminta kesediaannya istri untuk menikah dengannya. Istri dan suami tidak melalui tahapan pacaran, karena setelah meyatakan kesediaannya untuk menikah dengan suami, suami membawa istri ke Samosir menemui orangtua istri dan kemudian membawa istri kepada orangtua suami. Pertemuan keluarga kedua belah pihak Universitas Sumatera Utara 161 dilakukan pada Februari 2002. Disepakati pernikahannya pada bulan Maret 2002. Akhirnya mereka menikah pada Maret 2002. Suami mengajak istri untuk ikut dengannya ke Kalimantan, tetapi istri memilih untuk di Medan. Dan akhirnya suami yang meninggalkan pekerjaannya di Kalimantan dan mencari pekerjaan baru di Medan. Saat ini usia pernikahan mereka 6 tahun 2 bulan. Istri sehari-hari berperan sebagai ibu rumah tangga. Namun di siang hari istri memiliki aktivitas khusus yaitu mengikuti les salon. Les salon ini telah diikuti istri sejak bulan Juli tahun lalu dan istri mengikutinya karena memang memiliki minat dalam hal tata rias. Istri bercita-cita ketika ia telah mahir dalam bidang salon ini, ia ingin membuka salon sendiri. Kegiatan sehari-hari istri selain mengikuti les salon adalah seperti halnya ibu-ibu rumah tangga lainnya, seperti memasak dan membersihkan rumah. Selain itu istri juga membantu merawat ibu mertuanya yang sedang sakit. Istri merasakan kegelisahan karena belum memiliki anak di usia pernikahannya menjelang 2 tahun. Awalnya istri tidak merasa khawatir dengan keadaannya yang belum memiliki anak. Tetapi ketika usia pernikahannya hampir memasuki 2 tahun, istri mulai gelisah dan khawatir. Hal ini terjadi karena istri melihat keluarganya yang lain dengan cepat memiliki anak. Berbeda dengan dirinya yang belum juga dapat memiliki anak. Ketika istri merasakan kegelisahan itu, ia dan suami memeriksakan diri ke dokter. Hasil pemeriksaan menyatakan mereka berdua sehat dan tidak memiliki masalah. Karena itu suami dan istri hanya menunggu saja. Di 2 tahun pernikahan, istri dan suami ikut mencoba pengobatan alternatif. Di tahun 2006, istri dan suami kembali memeriksakan diri ke dokter. Universitas Sumatera Utara 162 Dan pada pemeriksaan itulah baru diketahui ternyata ada kista pada istri. Namun saat itu dokter menyatakan kista itu tidak berbahaya dan dapat sekalian diangkat ketika istri melahirkan nanti. Akan tetapi sampai saat ini istri belum juga hamil. Karena itu istri kembali memeriksakan diri ke dokter di bulan Februari tahun ini dan ternyata kista tersebut semakin membesar. Saat itu dokter memberikan istri obat yang dapat mengurangi kista itu dan dokter meminta istri kembali lagi setelah obatnya habis dan setelah istri haid. Istri kembali ke dokter tanggal 20 Februari 2008. Dan saat itu dokter menyarankan kista itu untuk diangkat karena telah mengganggu. Saat itu ukuran kista itu sudah 5,5 mm. Istri telah melakukan operasi pengangkatan kista itu di awal Mei 2008. Dan dengan diangkatnya kista itu istri berharap agar ia dapat segera hamil. Keluarga istri maupun keluarga suami sama-sama mengharapkan mereka dapat segera memiliki anak. Tetapi selama ini istri tidak pernah merasa dirinya ditekan ataupun didesak untuk segera memiliki anak. Bahkan keluarga masing- masing terus memberikan dukungan dan semangat agar mereka tidak putus asa untuk terus berharap dan berusaha.

IV. C. 1. b. Data Observasi