C. 2. Data Observasi Makna Hidup

181 Suami merupakan anak ke 6 dari 8 bersaudara. Dan saat ini semua saudaranya telah menikah dan telah memiliki anak masing-masing. Karena itulah, suami juga mengharapkan ia dapat segera memiliki anak seperti saudara- saudaranya. Saudara-saudaranya selama ini selalu mendukung mereka dan memberikan semangat kepada mereka agar mereka tidak putus asa. Mereka tidak pernah memaksa suami dan istri untuk memiliki anak. Karena itu suami merasa lebih kuat menghadapinya karena ia mengetahui ia selalu didukung oleh keluarganya dari belakang.

IV. C. 2. Data Observasi

Tabel 21 Waktu Wawancara No. Responden Tanggal Wawancara Waktu Wawancara Tempat Wawancara 1. Kasus 3 Suami 17 April 2008 20.00 sd 21.15 WIB Rumah Responden 2. Kasus 3 Suami 19 April 2008 19.00 sd 20.00 WIB Rumah Responden Suami adalah seorang pria yang memiliki tinggi sekitar 170 cm dan berat badann sekitar 69 kg. Suami berambut pendek hitam dan berkulit putih. Peneliti pertama kalli bertemu suami di rumahnya. Saat peneliti datang, suami sedang bermain permainan di komputer. Saat itu suami mengenakan celana pendek hitam dengan 2 kantong di sebelah kiri dan kanannya. Atasannya suami mengenakan kaos berwarna abu-abu. Peneliti dan suami sudah saling mengenal karena suami Universitas Sumatera Utara 182 adalah kerabat keluarga peneliti. Peneliti meminta suami untuk menjadi responden penelitian peneliti. Suami menyatakan kesediaannya untuk menjadi responden penelitian peneliti. Saat itu peneliti dan suami duduk di ruang TV rumah responden. Proses wawancara dengan suami dilakukan sebanyak 2 kali di rumah suami. Wawancara I dilakukan di ruang TV. Saat peneliti datang, suami sedang duduk-duduk melihat keponakannya bermain komputer. Saat itu suami mengenakan kaos hitam dan celena hitam pendek selutut. Ketika peneliti datang, suami langsungb membuka pintu garasi dan mempersilahkan peneliti masuk ke ruang TV. Wawancara dimulai pada pukul 18.00 WIB. Awalnya peneliti bertanya dimana istri berada. Ternyata saat itu istri sedang mandi karena baru saja pulang dari salon. Suami dan peneliti duduk di sofa membentuk huruf L. Selama wawancara, posisi duduk suami adalah menyandarkan diri pada sofa. Namun terkadang suami duduk condong ke depan dan biasanya saat suami duduk condong ke depan, suami merendahkan volume suaranya. Biasanya saat itu suami sedang bercerita tentang perasaannya yang belum memiliki anak. Suami terbiasa melakukan kontak mata dengan peneliti. Setelah 15 menit wawancara berlangsung, suami permisi mengambil minum. Istri yang telah selesai mandi duduk meonton di depan TV yang jaraknya sekitar 3 m dari peneliti dan suami duduk. Namun suami memintanya dengan lembut untuk pergi dan tidak mendengar wawancara ini. Lalu wawancara dilanjutkan. Suami menjawab pertanyaan peneliti dengan cepat. Ketika menceritakan kegemarannya, di wajah suami tersungging senyuman. Volume suara suami berada pada level yang Universitas Sumatera Utara 183 sedang. Proses wawancara berlangsung dengan lancar tanpa adanya gangguan- gangguan. Wawancara II dilakukan di tempat yang sama yaitu di ruang TV rumah suami. Saat peneliti datang, suami sedang bermain komputer. Suami mengatakan istrinya belum pulang dari salon. Saat itu suami mengenakan baju abu-abu dan celana hitam pendek selutut. Posisi duduk peneliti dan suami membentuk huruf L. Pada wawancara kali ini, suami agak lama menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti. Suami membutuhkan waktu dalam menjawabnya dan biasanya dahi suami akan berkerut. Ketika suami ditanya tentang kelebihannya dan kelebihan istri, suami menjawabnya dengan cepat. Namun ketika ia diminta untuk menceritakan kekurangan istri, suami mengerutkan dahi dan menjawab agak lama. Volume suara suami berada level sedang dan akan berbeda ketika menunjukkan penegasan pada kalimat-kalimat tertentu. Suami terbiasa menjawab dengan melihat pada peneliti. Suami juga menunjukkan sikap yang kooperatif dalam menjawab setiap pertanyaan peneliti. Proses wawancara berlangsung dengan lancar tanpa adanya gangguan-gangguan.

IV. C. 2. c. Data Wawancara 1