Lingkup Peraturan Konservasi di Indonesia

ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. b. Kawasan suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. Sementara, kawasan pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, yang mencakup : a. Kawasan taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk keperluan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. b. Kawasan taman wisata alam adalah kawasan pelestarian alam dengan tujuan utama untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam. c. Kawasan taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi alam. Pengelolaan taman nasional dapat memberikan manfaat antara lain : a. Ekonomi, dapat dikembangkan sebagai kawasan yang mempunyai nilai ekonomis, sebagai contoh potensi terumbu karang merupakan sumber yang memiliki produktivitas dan keanekaragaman yang tinggi sehingga membantu meningkatkan pendapatan bagi nelayan, penduduk pesisir bahkan devisa negara. b. Ekologi, dapat menjaga keseimbangan kehidupan baik biotik maupun abiotik di daratan maupun perairan. c. Estetika, memiliki keindahan sebagai obyek wisata alam yang dikembangkan sebagai usaha pariwisata alam bahari. d. Pendidikan dan Penelitian, merupakan obyek dalam pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan penelitian. e. Jaminan Masa Depan, keanekaragaman sumberdaya alam kawasan konservasi baik di darat maupun di perairan memiliki jaminan untuk dimanfaatkan secara batasan bagi kehidupan yang lebih baik untuk generasi kini dan yang akan datang. Kawasan taman nasional dikelola oleh pemerintah dan dikelola dengan upaya pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya. Suatu kawasan taman nasional di kelola berdasarkan satu rencana pengelolaan yang disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis, ekonomis dan sosial budaya. Sedangkan Kawasan taman wisata alam adalah kawasan pelestarian alam dengan tujuan utama untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam. Adapun kriteria untuk penunjukkan dan penetapan sebagai kawasan taman wisata alam: a. Mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau ekosistem gejala alam serta formasi geologi yang menarik; b. Mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelestarian fungsi potensi dan daya atarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam; kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan pariwisata alam. c. Kawasan taman wisata alam dikelola oleh pemerintah dan dikelola dengan upaya pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya. Suatu kawasan taman wisata alam dikelola berdasarkan satu rencana pengelolaan yang disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis, ekonomis dan sosial budaya. d. Rencana pengelolaan taman wisata alam sekurang-kurangnya memuat tujuan pengelolaan, dan garis besar kegiatan yang menunjang upaya perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan kawasan. Upaya pengawetan kawasan taman wisata alam dilaksanakan dalam bentuk kegiatan: perlindungan dan pengamanan, inventarisasi potensi kawasan, penelitian dan pengembangan yang menunjang pelestarian potensi, pembinaan habitat dan populasi satwa. Pembinaan habitat dan populasi satwa, meliputi kegiatan : pembinaan padang rumput, pembuatan fasilitas air minum dan atau tempat berkubang dan mandi satwa, penanaman dan pemeliharaan pohon-pohon pelindung dan pohon-pohon sumber makanan satwa, penjarangan populasi satwa, penambahan tumbuhan atau satwa asli, atau, pemberantasan jenis tumbuhan dan satwa pengganggu. Sesuai dengan fungsinya, taman wisata alam dapat dimanfaatkan untuk : pariwisata alam dan rekreasi, penelitian dan pengembangan kegiatan pendidikan dapat berupa karya wisata, widya wisata, dan pemanfaatan hasil-hasil penelitian serta peragaan dokumentasi tentang potensi kawasan wisata alam tersebut,pendidikan dan kegiatan penunjang budaya. Kriteria penetapan kawasan dan zonasi taman nasional berdasarkan UU No. 51990 and PP No. 68 1998 adalah sebagai berikut: 1. Mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya. 2. Mewakili formasi biota tertentu dan atau unit-unit penyusunnya. 3. Mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan tidak atau belum diganggu manusia. 4. Mempunyai luas yang cukup dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolaan yang efektif dan menjamin berlangsungnya proses ekologis secara alami. 5. Mempunyai ciri khas potensinya dan dapat merupakan contoh yang keberadaannya memerlukan upaya konservasi. 6. Mempunyai komunitas tumbuhan dan atau satwa beserta ekosistemnya yang langka atau yang keberadaannya terancam punah. 7. Merupakan habitat satwa danatau tumbuhan tertentu yang prioritas an khasendemik Selain kriteria di atas zona ini diharapkan juga berfungsi sebagai kawasan pelestarian ekosistem sumberdaya alam kawasan. Untuk itu zona ini harus mencakup: 1. Daerah-daerah yang rentan dan sensitif terhadap gangguan 2. Ekosistem alami yang masih berfungsi dengan sempurna 3. Ekosistem-ekosistem yang ditentukan merupakan perwakilan dari kawasan TNKT. 4. Daerah yang merupakan sumber utama flora dan fauna kawasan Dalam buku rencana pengelolaan Taman Nasional Kepualauan Togean yang di susun oleh Departemen Kehutanan, telah disusun 8 jenis zona wilayah dalam kawasan ini yang terdiri dari : 1. Zona Inti Core Zone Zona Inti TNKT adalah zona terrestrial dan perairan. Zona ini merupakan kawasan taman nasional yang mutlak dilindungi dan tidak diperbolehkan adanya perubahan apapun oleh aktivitas manusia. Perubahan yang terjadi berlangsung secara alami. Aktivitas yang diperbolehkan hanya yang berhubungan dengan pemantauan dan pengamananperlindungan oleh petugas pengelola serta penelitian oleh peneliti yang mendapat izin khusus dari Kepala Taman Nasional. Zona ini umumnya merupakan bagian kawasan taman nasional yang berada jauh dari batas luar kawasan taman nasional dengan akses yang sangat minim. Mengingat rapuhnya ekosistem yang terdapat di pulau-pulau, maka adanya daerah yang sepenuhnya tidak terganggu merupakan hal yang utama. Daerah ini berfungsi sebagai wadah genetik, yang menyediakan sumber rekolonisasi, dapat digunakan sebagai tempat perlindungan satwa yang tidak toleran terhadap gangguan, melindungi daerah aliran sungai seluruh pulau, dan berbagai fungsi lainnya. Zona inti taman nasional merupakan daerah dilarang keras untuk mengambil, memanen, menambang, mengganggu atau memindahkan sumberdaya alam apapun baik hidup atau mati dan dilarang untuk dikunjungi. 2. Zona Rimba Wilderness Zone Zona Rimba merupakan kawasan taman nasional yang mencakup wilayah terresrtrial dan perairan, dan merupakan daerah dilarang mengambil dengan kunjungan terbatas. Zona rimba merupakan zona peralihan, berada di antara zona inti dengan zona pemanfaatan danatau zona lainnya ditetapkan untuk melindungi sekaligus sebagai perluasan habitat zona inti, zona ini berfungsi sebagai kawasan sumberwahanacadangan genetik, menyediakan sumber untuk rekolonisasi, sebagai tempat berlindung satwa yang toleran terhadap gangguan terbatas, dapat melindungi daerah tangkapan air dan berbagai fungsi lainnya. 3. Zona Pemanfaatan Wisata Tourism Use Zone Zona Pemanfaatan Wisata mencakup daerah terrestrial dan perairan berdasarkan fungsinya sebagai daerah perlindungan species, habitat maupun ekosistem yang mendukung fungsi zona inti dan merupakan daerah terlarang untuk melakukan pengambilan no take, pemanenan, menambangeksploitasi, mengganggu atau memindahkan sumberdaya alam apapun baik hayati maupun non hayati termasuk didalamnya memancing, mengumpulkan biota laut baik yang hidup maupun mati. Zona ini merupakan kawasan taman nasional yang dijadikan pusat rekreasi dan kunjungan wisata, fasilitas pengelolaan berupa bangunan sarana dan prasarana pariwisata alam dapat dibangun di zona ini. Semua kegiatan wisata alam di zona ini misalnya: tracking, bersampan, menyelam dan snorkelling, harus dilaporkan sebelumnya untuk mendapatkan izin khusus untuk memasuki kawasan zona dalam bentuk lisensi atau ijin dari otoritas TNKT, dengan jumlah maksimum wisatawan yang diizinkan akan ditentukan melalui suatu Analisis Mengenai dampak Lingkungan AMDAL dan kajiananalisis daya dukung lingkungan. 4. Zona Pemanfaatan Tradisional Tradisional Use Zone Zona Pemanfaaatan Tradisional mencakup baik daerah terrestrial maupun perairan, merupakan kawasan pengambilan dan pemanfaatan terbatas sumberdaya alam oleh masyarakat setempat yang tidak termasuk yang dilindungi untuk pengembangan usaha penangkapan atau budidaya biota laut perairan dan usaha budidaya tanaman pangan terestrial yang dilakukan secara tradisional untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam zona ini dapat juga dimanfaatkan untuk wisata, penelitian, pemantauan dan rehabilitasi lingkungan, sesuai dengan izin terbatas yang akan dikeluarkan oleh Pengelola TNKT atas persetujuan para pimpinan desa setempat. 5. Zona Rehabilitasi Rehabilitation Zone Zona rehabilitasi ditetapkan apabila terjadi kerusakan pada kawasan taman nasional yang disebabkan oleh aktifitas manusia atau akibat faktor alami misalnya bencana alam. Rehabilitasi dilakukan dengan menggunakan Jenis flora dan fauna setempat. Zona rehabilitasi yang telah dipulihkan dapat diubah menjadi zona rimba atau zona lainnya sesuai dengan perkembangan kondisinya. 6. Zona Penelitian dan Pelatihan Research and Training Zone Zona Penelitian dan Pelatihan merupakan zona pemanfaatan khusus penelitian dan pelatihan taman nasional yang mencakup areal terrestrial dan perairan. Fungsi utama zone ini adalah untuk penelitian dan pelatihan. Penangkapan ikan atau kegiatan panen lainnya dilarang keras di Zona ini. Zona penelitian dan pelatihan lingkungan. Semua aktifitas penelitian dan pelatihan di zona ini harus dilaporkan kepada pengelola taman nasional dan harus mendapatkan izin khusus. 7. Zona Pemukiman tradisional Traditional Settlement Zone Zona Pemukiman Tradisional merupakan zona pemanfaatan khusus untuk pemukiman masyarakat yang berada diperairan mis. komunitas Bajau maupun yang berada di terrestrial yang telah ada sebelum penetapan Taman Nasional Kepulauan Togean. 8. Zona Penyangga Buffer Zone Menurut penjelasan Pasal 16 Ayat 2 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, yang dimaksud dengan daerah penyangga adalah wilayah yang berada di luar kawasan suaka alam dan pelestarian alam, dalam hal ini taman nasional, baik sebagai kawasan hutan lain, tanah negara bebas maupun yang dibebani hak yang diperlukan dan mampu menjaga keutuhan kawasan suaka alam dan pelestarian alam.

2.6. Teori Penguasaan Sumberdaya Land Tenure

Hak kepemilikan atas sumberdaya akan menentukan status kepemilikannya. Tipe-tipe kepemilikan versi Ostrom dan Schlengger 1992 adalah sebagai berikut : 1. Hak atas akses rights of access, yaitu hak untuk memasuki wilayah tertentu, berlaku bagi pemanfaat yang diijinkan authorized users, pemakai atau penyewa claimant, kepunyaan propeitors, dan pemilik owners. 2. Hak pemanfaatan rights of withdrawal, yaitu hak untuk mengambil manfaat atas sesuatu dari suatu tempat, berlaku bagi pemakai dan penyewa, kepunyaan, dan pemilik. 3. Hak pengelolaan rights of management, yaitu hak untuk mengatur pola pemanfaatan dan mengubah sumberdaya yang ada untuk tujuan tertentu, berlaku bagi pemakai atau penyewa, kepunyaan, dan pemilik. 4. Hak pembatasan rights of exclusion, yaitu hak untuk membatasi akses pihak lain terhadap sesuatu dan membuat aturan pemindahan hak ini, berlaku bagi kepunyaan dan pemilik. 5. Hak pelepasan rights of alienation, yaitu hak untuk melepaskan penguasaan atas sesuatu, berlaku bagi pemilik saja. Hak pelepasan merupakan hak tertinggi karena pemilik mampu berbuat apa saja atas sesuatu yang diklaim sebagai miliknya. Menurut Bromley in Satria 2009, menyebutkan empat rezim kepemilikan yaitu akses terbuka open acces, negara state, swasta private dan masyarakat common property. Pertama, didalam sumberdaya akses terbuka, tidak ada pengaturan tentang apa, kapan, dimana, siapa dan bagaimana sumberdaya alam dimanfaatkan, serta bagaimana terjadinya persaingan bebas. Kedua, rezim negara berada di tingkat daerah hingga pusat, hak kepemilikan ini perlu berlaku pada sumberdaya yang menjadi hajat hidup orang banyak. Intevensi pemerintahan adalah dalam pengaturan pengelolaan SDP yang bertujuan untuk tujuan alokasi, keadilan dan stabilisasi yang bersifat formal. Namun, pengelolaan sumberdaya milik negara membutuhkan biaya transaksi yang tinggi terutama pada tingkat pelaksanaan, pemantauan dan pengawasan karena sulitnya melaksanakan aturan dan penegakan hukum. Aturan-aturan yang dibuat untuk pengelolaan sumberdaya milik negara seringkali berbenturan dan tidak sesuai dengan kondisi lapang, sehingga respon terhdap setiap permasalahan di lapang menjadi lambat. Kendala lain yang biasanya dihadapi adalah kordinasi yang lemah serta terjadinya konflik kewenangan baik antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah maupun pihak lain. Ketiga, rezim swasta, baik individual maupun kelompok korporat. Rezim kepemilikan ini biasanya merupakan hak kepemilikan yang bersifat temporal dalam jangka waktu tertentu karena izin pemanfaatan yang diberikan oleh pemerintahan. Pemanfaatan sumberdaya milik swasta adalah tujuan komersial dengan penggunaan tekhnologi tinggi. Dalam pengelolaannyaa, terdapat aturan- aturan yang jelas dan kepemilikan yang dapat dialihkan. Kendala yang diahadapi adalah komitmen pihak swasta terhadap kelestarian sumberdaya alam yang reatif rendah dan cenderung terabaikan. Rezim ini pun sangat berpotensi menimbulkan konflik dengan masyarakat setempat dan terjadinya kesenjangan ekonomi. Keempat, rezim komunal atau masyarakat bersifat turun temurun, lokal dan spesifik. Aturan-aturan pengelolaan dapat bersifat tertulis atau tidak tertulis. Peraturan dibuat berdasarkan pengetahuan lokal dan pelaksanaannya lebih efektif. Sumberdaya milik msyarakat lokal sebagai mata pencaharian. Selain itu, akses seluruh anggota masyarakat terhadap sumberdaya pun relatif sama. Ciri lain adalah memiliki resolusi konflik melalui mekanisme kelembgaan dan memiliki modal produksi khas, serta memperhatikan aspek keberlanjutan sumberdaya. Kendala dalam melaksanakan pengelolaan sumberdaya milik bersama adalah rednahnya pertimbangan sainstifik, bersifat lokal sepesifik dan proses kelembagaan yang cukup rumit. Dari segi hukum formal, keberadaan aturan- aturan lokal pun masih kurang mendapatkan legitimasi. Hak atas sesuatu melekat pada siapa saja, sehingga siapapun dapat mengambil manfaat atas sesuatu itu, contohnya udara. Ellsworth 2002 in Antoro 2010 memberi istilah yang lebih luas bagi hak kepemilikan property rights dengan istilah kepastian tenurial tenure security 1 . Selanjutnya Ellsworth memetakan ada empat aliran pemikiran yang membentuk kepastian tenurial, yaitu: 1. Aliran Hak Kepemilikan Property Rights Aliran ini menempatkan kepemilikan privat sebagai hubungan penguasaan yang terkuat, sehingga pencapaian status pemilik individu perlu diupayakan secara legal. Asumsi dasar yang dibangun dari aliran pemikiran ini adalah: a Tujuan utama dari property adalah produksi dan akumulasi kapital. b Mekanisme pasar adalah transaksi yang paling efisien dalam peralihan hak kepemilikan. 1 Istilah property dan tenure sering digunakan secara bergantian untuk maksud yang sama, yaitu relasi sosial yang berkaitan dengan penguasaan suatu benda, perbedaan antara keduanya adalah property mulanya digunakan para ahli hukum untuk menyatakan hubungan kepemilikan yang bersifat privat individu, sedangkan tenure lebih mengacu pada akses dan kontrol dalam hubungan kepemilikan itu, yang sering ditemukan untuk kepemilikan komunal. Pada perkembangannya, property rights menjadi bagian dari tenure.