Rekomendasi Sistem Pengelolaan Pulau Kabalutan

Berdasarkan rekomendasi pengelolaan dengan menggunakan skema Ruddle 1996, disimpulkan bahwa sistem pengelolaan yang harus didorong dalam pengelolaan di Pulau Kabalutan adalah pengelolaan berbasis kolaborasi antara komunitas bersama pemerintah. Dimana konsep kewenangan, hak, peraturan yang berlaku dan pengawasan serta sanksi disepakati bersama dan dijalani oleh komunitas Kabalutan atas dasar kesadaran partisipasi dengan dukungan pemerintah daerah.

5. KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

1. Terjadi fenomena yang berbeda antara perairan bagian Selatan dan perairan bagian Barat Kabalutan. Dalam kurun waktu tahun 1998 hingga 2011 di perairan bagian Selatan Kabalutan mengalami peningkatan tutupan karang mati sebesar 125 yaitu dari 30.50 menjadi 68.60 . Sedangkan pada perairan bagian Barat Kabalutan pada tahun 2011 menunjukan kualitas tutupan karang hidup dalam kategori baik yaitu 56.50 . Perbedaan tersebut sebabkan oleh kurang efektifnya upaya pengawasan yang dilakukan oleh tim pengawasan yang diinisiasi oleh Pemerintah Daerah serta inisiasi DPL oleh Conservation International Indonesia CII pada perairan bagian Selatan Kabalutan. 2. Terjadi perubahan pola pemanfaatan sumber daya laut di Pulau Kabalutan dari penerapan teknik penangkapan tradisional menjadi penerapan teknik penangkapan yang merusak. Perubahan tersebut didorong oleh tingginya permintaan dan harga ikan hidup jenis Napoleon Cheilinus undulatus pada kurun waktu 1990an. Selain itu, perubahan didorong oleh kemudahan dan pendapatan yang lebih besar saat menggunakan teknik dan tekhnologi yang merusak seperti pemboman, potas dan bius dibandingkan dengan penggunaan alat tangkap tradisional. 3. Telah terjadi tumpang tindih kebijakan pengelolaan antara kebijakan penunjukan Kepulauan Togean sebagai Taman Nasional melalui SK No 418 Tahun 2004, dengan penetapan Kepulauan Togean sebagai Taman Wisata Laut melalui Peraturan Presiden No 88 tahun 2011 mengenai rencana tata ruang Sulawesi. Tumpang tindih kebijakan tersebut telah menyebabkan dualisme pengelolaan di Kepulauan Togean karena kedua belah pihak merasa berwenang dalam mengelola sumber daya Kepulauan Togean. Periode desentralisasi tidak berpengaruh terhadap perbaikan kondisi terumbu karang dan kondisi ekonomi masyarakat Kabalutan. Hal ini ditunjukan oleh data penurunan kualitas tutupan karang hidup di perairan Selatan Kabalutan sebesar 125 , kemudian 68.42 responden menyatakan bahwa pendapatan dari hasil laut mengalami penurunan dan 81.58 reponden menyatakan bahwa jarak melaut nelayan Kabalutan semakin jauh karena berkurangnya ikan. 4. Bentuk pengelolaan yang sebaiknya dilakukan di Pulau Kabalutan berdasarkan skema Ruddle adalah dengan memperbaiki sistem pengelolaan melalui : a. Kewenangan : penyelesaian tumpang tindih kebijakan yang menyebabkan dualisme pengelolaan, sehingga memperjelas kewenangan pengelolaan pada level kebijakan. b. Aturan : mempertegas kembali aturan pemanfaatan sumber daya laut mengenai teknik dan alat tangkap yang boleh dipergunakan dan yang tidak boleh digunakan. c. Pelaksanaan, pengawasan dan sanksi : karena ada kesenjangan antara peraturan dan pelaksanaan dari pemerintah maka dibutuhkan pihak pada level lokal yang mampu membantu untuk mengawasi, dalam hal ini bisa berbentuk organisasi nelayan lokal yang akan mendorong kesepakatan pelaksanaan dan pengawasan pemanfaatan terumbu karang di Pulau Kabalutan. Organisasi ini juga harus berfungsi untuk mendorong kesepakatan bersama mengenai sanksi sosial yang perlu diterapkan pada bentuk pelanggaran. Sementara itu pada level pasar dilakukan dengan cara penetapan harga yang lebih rendah terhadap ikan hasil pemboman, selain itu pengawasan dan pengecekan secara teratur perlu di lakukan terhadap pengumpul dan pedagang.

5.2. Saran

1 Pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian Kehutanan dan Pemerintah Daerah Tojo Una Una harus menyegerakan penyelesaian masalah pengelolaan Kepulauan Togean dengan duduk bersama dan menyepakati jalan keluar yang paling baik bagi masyarakat dan keberlanjutan sumber daya laut di Kepulauan Togean. 2 Pemerintah daerah harus berperan aktif dalam penguatan lembaga nelayan sebagai lembaga ekonomi kolektif sehingga bisa berfungsi menguatkan ekonomi masyarakat Kabalutan yang pada akhirnya berujung pada keberlanjutan sumber daya laut di Kepulauan Togean. DAFTAR PUSTAKA [BPS TojoUna una] Badan Pusat Statistik Kabupaten Tojo Una una. 2010. Tojo Una-una dalam Angka . Tojo Una una: BPS Tojo Una una. [BPS TojoUna una] Badan Pusat Statistik Kabupaten Tojo Una una. 2010. PDRB kecamatan kabupaten Tojo Una una. Tojo Una una: BPS Tojo Una una. [BTNKT] Balai Taman Nasional Kepulauan Togean. 2008. Laporan Kegiatan Monitoring Kondisi Terumbu Karang Di Kawasan Taman Nasional Kepulauan Togean. [BTNKT] Balai Taman Nasional Kepulauan Togean. 2010. Laporan Kegiatan Monitoring Kondisi Terumbu Karang Di Kawasan Taman Nasional Kepulauan Togean. [BTNKT] Balai Taman Nasional Kepulauan Togean. 2011. Laporan Kegiatan Monitoring Kondisi Terumbu Karang Di Kawasan Taman Nasional Kepulauan Togean. [CII] Conservation International Indonesia. Konservasi Berbasis Masyarakat Melalui Daerah Perlindungan Laut Di Kepulauan Togean, Sulawesi Tengah. [CII] Conservation International Indonesia. 2005. Laporan Monitoring dan Evaluasi Daerah Perlindungan Laut Berbasis Masyarakat di Kabalutan dan Teluk Kilat Taman Nasional Kepulauan Togean, Sulawesi Tengah. [CII] Conservation International Indonesia. 2006. Laporan Monitoring dan Evaluasi Daerah Perlindungan Laut Berbasis Masyarakat di Kabalutan dan Teluk Kilat Taman Nasional Kepulauan Togean, Sulawesi Tengah. [COREMAP II]. Buku Panduan Daerah Perlindungan Laut. 2006. [IUCN] International Union for Conservation of Nature and Natural Resources. 1993. Park for Life: Report of the IVth World Congress on National Parks and Protected Areas. IUCN. Gland. [ICLARM] The International Centre for Living Aquatic Resources Management dan [IFM] Institute of Fisheries Management and Coastal Community Development. 1998. Analysis of Co-Management Arrangements in Fisheries and related Coastal Resources: A Research Framework. [Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 4 Tahun 2001] Tentang : Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang. [Peraturan Pemerintahan RI Nomor 60 Tahun 2007]. Konservasi Sumber Daya Ikan. Jakarta. [Peraturan Pemerintahan RI Nomor 38 Tahun 2007]. Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah KabupatenKota. Jakarta. [Peraturan Pemerintahan RI Nomor 68 Tahun 1998]. Kawasan Suaka Margasatwa dan Konservasi. Jakarta.