2.4 Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat sebenarnya mengacu kapada kata empowerment, yaitu sebagai upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki sendiri
oleh masyarakat. Jadi pendekatan pemberdayaan masyarak titik beratnya adalah penekanan pada pentingnya masyarakat lokal yang mandiri sebagai suatu sistem
yang mengorganisir diri mereka sendiri. Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian diharapkan dapat memberi peranan kepada individu bukan sebagai obyek,
tetapi justru sebagai subyek pelaku pembangunan yang ikut menentukan masa depan dan kehidupan masyarakat secara umum Setiana, 2005: 5-6.
Dengan demikian, pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan
atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan
menunjukkan pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai
pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri,
berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya Suharto, 2009: 57-58.
Dalam konsep pemberdayaan masyarakat, perlu diketahui potensi atau kekuatan yang dapat membantu proses perubahan agar dapat lebih cepat dan terarah,
sebab tanpa adanya potensi atau kekuatan yang berasal dari masyarakat itu sendiri maka seseorang, kelompok, organisasi atau masyarakat akan sulit bergerak untuk
melakukan perubahan. Kekuatan pendorong ini didalam masyarakat harus ada atau
Universitas Sumatera Utara
bahkan diciptakan lebih dulu pada awal proses perubahan dan harus dapat dipertahankan selama proses perubahan tersebut berlangsung Setiana, 2005: 6.
Konsep pemberdayaan tidak mempertentangkan pertumbuhan dan pemerataan, tetapi konsep ini berpandangan bahwa dengan pemerataan tercipta landasan yang
lebih luas untuk pertumbuhan dan yang akan menjamin pertumbuhan yang berkelanjutan. Ada 5 prinsip dasar dari konsep pemberdayaan masyarakat sebagai
berikut: 1. Pemberdayaan masyarakat memerlukan break-even dalam setiap kegiatan
yang dikelolanya, meskipun orientasinya berbeda dari organisasi bisnis, dimana dalam pemberdayaan masyarakat keuntungan yang diperoleh
didistribusikan kembali dalam bentuk program atau kegiatan pembangunan lainnya.
2. Pemberdayaan masyarakat selalu melibatkan partisipasi masyarakat baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan yang dilakukan.
3. Dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat, kegiatan pelatihan merupakan unsur yang tidak bisa dipisahkan dari usaha
pembangunan fisik. 4. Dalam implementasinya, usaha pemberdayaan harus dapat memaksimalkan
sumber daya, khusus dalam hal pembiayaan yang berasal dari pemerintah, swasta maupun sumber-sumber lainnya.
5. Kegiatan pemberdayaan masyarakat harus dapat berfungsi sebagai penghubung antara kepentingan pemerintah yang bersifat makro dengan
kepentingan masyarakat yang bersifat mikro Rubin, dalam Adi, 2003: 55. Pembangunan perdesaan harus melakukan empat upaya besar yang saling
berkaitan yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Memberdayakan ekonomi masyarakat desa yang memerlukan masukan modal, bimbingan teknologi, dan pemasaran untuk memandirikan
masyarakat desa. 2. Meningkatkan kualitas sumber daya penduduk pedesaan dengan
peningkatan pendidikan, kesehatan, dan gizi sehingga memperkuat produktivitas dan daya saing.
3. Membangun prasarana pendukung perdesaan yang cukup karena lokasi perkampungan terpencil, seperti jalan, jaringan telekomunikasi dan
penerangan, yang masih merupakan tanggung jawab pemerintah. Keikutsertaan masyarakat desa setempat dalam gotong-royong harus
diutamakan. 4. Mengatur kelembagaan perdesaan, yaitu berbagai lembaga pemerintah dan
lembaga kemasyarakatan desa. Pemerintahan desa harus mampu menampung aspirasi dan menggali aspirasi masyarakat Kartasasmita,
dalam Jayadinata, 2006: 3. Sasaran utama pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat yang
terpinggirkan, termasuk kaum perempuan. Demikian pula masyarakat lain yang terabaikan. Hal ini tidak menutup kemungkinan bagi orang lain untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan pemberdayaan. Pemberdayaan masyarakat meningkatkan untuk menganalisis kondisi dan potensi serta masalah-masalah yang perlu diatasi.
Masyarakat berperan serta dalam proses pengambilan keputusan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan sampai tahap penilaian kegiatan yang dikembangkan
oleh dan untuk mereka. Dasar proses pemberdayaan adalah pengalaman dan pengetahuan masyarakat
tentang keberadaannya sangat luas dan berguna serta kemauan mereka untuk menjadi
Universitas Sumatera Utara
lebih baik. Proses pemberdayaan bertitik tolak untuk memandirikan masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidupnya, mengoptimalkan sumber daya setempat sebaik
mungkin, baik sumberdaya alam maupun sumber daya manusia. Melalui proses pemberdayaan masyarakat diharapkan akan dikembangkan lebih jauh pola pikir yang
kritis dan sistematis. Proses pemberdayaan sangat bermanfaat untuk dinas dan instansi lain dalam
peningkatan pelayanan yang lebih tanggap bagi kebutuhan pelanggan yang telah diidentifikasi oleh masyarakat sendiri. Proses pemberdayaan masyarakat akan
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menyampaikan kebutuhannya kepada instansi-instansi dapat menyesuaikan serta memperbaiki pelayanannya.
Tim pemberdayaan masyarakat didukung oleh lembaga pelaksana. Peran utama tim pemberdayaan masyarakat adalah mendampingi masyarakat dalam melaksanakan
proses pemberdayaan masyarakat. Peran tim pemberdayaan pada awal proses sangat aktif tetapi akan berkurang selama proses berjalan sampai masyarakat sudah mampu
melanjutkan kegiatannya secara mandiri.
2.5. Pengembangan Masyarakat