Istilah masyarakat juga sering dikontraskan dengan negara. Misalnya, sektor masyarakat sering diasosiasikan dengan bentuk-bentuk pemberian pelayanan sosial
yang kecil, informal dan bersifat bottom-up, sedangkan lawannya, yakni sektor publik sering diartikan sebagai bentuk-bentuk pelayanan sosial yang relatif lebih
besar. Pengembangan masyarakat berkenaan dengan upaya pemenuhan kebutuhan orang-orang yang tidak beruntung atau tertindas, baik yang disebabkan oleh
kemiskinan maupun oleh diskriminasi berdasarkan kelas sosial, suku, jender, jenis kelamin, usia, dan kecacatan Susantyo, 2008: 39-40.
2.5.1. Model-Model Pengembangan Masyarakat
Pengembangan masyarakat terdiri atas tiga model yang berguna dalam memahami konsep pekerjaan sosial dengan masyarakat yaitu:
1. Pengembangan masyarakat lokal, proses yang ditujukan untuk menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi bagi masyarakat melalui partisipasi aktif
serta inisiatif anggota masyarakat itu sendiri. Anggota masyarakat dipandang bukan masyarakat sebagai sistem klien yang bermasalah
melainkan sebagai yang unik dan memiliki potensi, hanya saja potensi tersebut belum sepenuhnya dikembangkan.
2. Perencanaan sosial adalah sebagai proses pragmatis untuk menentukan keputusan dan menetapkan tindakan dalam memecahkan masalah sosial
tertentu seperti kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja, kebodohan, dan kesehatan masyarakat yang buruk.
3. Aksi sosial, tujuan dan sasaran utama aksi sosial adalah perubahan- perubahan fundamental dalam kelembagaan dan struktur masyarakat
melalui proses pendistribusian kekuasaan, pendistribusian sumber dan
Universitas Sumatera Utara
pengambilan keputusan. Aksi sosial berorientasi pada tujuan proses dan tujuan hasil. Masyarakat diorganisir melalui proses penyadaran,
pemberdayaan, dan tindakan-tindakan aktual untuk mengubah struktur kekuasaan agar lebih memenuhi prinsip demokratis, kemerataan dan
keadilan Soetomo, 2006: 131.
2.5.2. Peranan Pekerja Sosial Dalam Pengembangan Masyarakat
Paradigma generalis dapat memberi petunjuk mengenai fungsi kegiatan- kegiatan pengembangan masyarakat serta menunjukkan peranan-peranan dan strategi
sesuai dengan fungsi tersebut. Ada beberapa strategi dalam pengembangan masyarakat. Strategi tersebut disesuaikan dengan peranan pekerja sosial dalam
pelaksanaan pengembangan masyarakat meliputi: 1. Fasilitator
Peranan fasilitator sering juga disebut sebagai pemungkin sebagai tanggung jawab untuk membantu klien menjadi mampu menangani tekanan situasional
atau transisional. Pengertian ini didasari oleh visi pekerjaan sosial bahwa setiap perubahan terjadi pada dasarnya dikarenakan oleh adanya usaha-usaha klien
sendiri, dan perana pekerja sosial adalah memfasilitasi atau memungkinkan klien mampu melakukan perubahan yang ditetapkan dan disepakati bersama.
2. Broker Dalam konteks pekerja sosial dengan masyarakat, peran pekerja sosial
sebagai broker tidak jauh berbeda dengan peran broker di pasar modal. Seperti halnya di pasar modal, pekerjaan sosial dengan masyarakat terdapat klien atau
konsumen namun, demikian pekerja sosial yang menjadi broker mengenai
Universitas Sumatera Utara
kualitas pelayanan sosial dilingkungannya menjadi sangat penting dalam memenuhi keinginan kliennya memperoleh keuntungan maksimal.
3. Mediator Pekerja sosial sering melakukan peran mediator dalam berbagai kegiatan
pertolongannya. Pekerja sosial dapat memerankan sebagai fungsi kekuatan ketiga untuk menjembatani anatara anggota kelompok dan sistem lingkungan
yang menghambatnya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam peran pekerja sosial sebagai mediator meliputi kontak perilaku, negosiasi, mendamai pihak
ketiga, serta berbagai macam resolusi konflik. 4. Pembela
Peran pembelaan dapat dibagi dua yaitu advokasi kasus dan advokasi kuasa. Apabila pekerja sosial melakukan pembelaan atas nama seorang klien secara
individual, maka ia berperan sebagai pembela kasus. Pembelaan kuasa terjadi manakala klien yang dibela pekerja sosial bukanlah individu melainkan
sekelompok anggota masyarakat. 5. Pelindung
Dalam melakukan peran sebagai pelindung, pekerja sosial bertindak berdasarkan kepentingan korban, calon korban, dan populasi yang beresiko
lainnnya. Peranan sebagai pelindung mencakup penerapan sebagai kemampuan yang menyangkut: kekuasaan, pengaruh, otoritas, dan pengawasan sosial
Parsons, Jorgensons dan Hernandez, dalam Susantyo, 2008: 51-52.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandir