69
6.4 Hubungan Karakteristik Individu dengan Kejadian Anemia
Variabel karakteristik individu yang diteliti pada penelitian ini meliputi umur, pendidikan, kebiasaan merokok, lama berkerja, konsumsi zat besi,
konsumsi vitamin c dan konsumsi asam folat.
6.4.1 Hubungan Umur dengan Kejadian Anemia
Umur berkaitan dengan perubahan degeneratif fungsi fisiologis tubuh. Bertambahnya umur berarti terjadi perubahan pada jaringan tubuh
Soleha, 2009. Hasil uji statistik menunjukan tidak ada keterkaitan antara umur
dengan kejadian anemia P0,693. Hasil penelitian terdahulu juga menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan
kejadian anemia pada pekerja wanita di PT. HM Sampoerna P0,751 Supriyono, 2012.
Tidak adanya keterkaitan umur dengan kejadian anemia disebabkan karena anemia merupakan penyakit asimtomatik dan tidak
memiliki karakteristik khusus dapat menyerang pada kalangan usia yang spesifik, namun anemia merupakan salah satu penyakit yang bisa diderita
oleh siapapun baik dari kalangan anak-anak hingga kalangan orang dewasa tanpa memandang usia. Selain itu, pada umur yang produktif juga
belum bisa menjamin seseorang rentan terhadap anemia, hal ini dibuktikan sesuai dengan hasil pada penelitian ini menunjukan pada
pedagang wanita yang memiliki usia produktif lebih banyak tidak
70
menderita anemia 59,6 dibandingkan dengan yang menderita anemia 40,4.
Umumnya penyakit anemia banyak diderita pada usia yang produktif Zebua, 2011. Pada usia yang produktif, fungsi fiologis tubuh
sudah lebih sempurna dibandingkan pada usia non produktif, sehingga sistem kekebalan terhadap tubuh juga lebih baik dan tidak rentan
terhadap penyakit Riihimaki, 1998 dalam Soleha, 2009. Wanita dengan usia yang produktif lebih rentan terhadap anemia, dimana wanita usia
produktif pada umumnya mengalami menstruasi setiap bulannya, mengalami kehamilan dan menyusui anak Fatimah et al, 2011.
Umur yang non produktif akan peka terhadap polutan Pb, hal ini berhubungan dengan perkembangan fungsi fisiologis tubuh yang belum
sempurna, dibandingkan pada umur produktif kepekaanya jauh lebih tinggi karena bertambahnya umur, hal ini disebabkan karena aktivitas
enzim biotransformase menjadi berkurang terhadap efek Pb. Semakin tinggi umur seseorang maka aktivitas yang dijalankan
sehari-hari juga semakin banyak seperti halnya bekerja, aktivitas di jalan raya dan lain sebagainya dimana penyumbang besarnya akumulasi Pb di
dalam tubuh dibandingkan dengan usia yang non produktif dimana tidak banyak melakukan aktivitas dalam kesehariannya, hal ini diduga
merupakan salah satu penyebab lain besarnya akumulasi Pb di dalam tubuh yang merupakan penyebab anemia Wardani, 2013.
71
Akumulasi Pb yang tinggi di dalam tubuh jika dibarengi dengan umur yang semakin tua juga dapat meningkatkan tekanan darah sehingga
berisiko terhadap kejadian hipertensi. Kenaikan tekanan darah akibat akumulasi Pb ini sangat rentan terjadi pada umur 40-59 tahun NIOSH,
1997. Hal ini sesuai dengan penelitian Nurmaini 2004 menunjukan ada hubungan yang signifikan antara kadar Pb dalam darah dengan tekanan
darah polisi lalu lintas Kota Medan P0,01. Seiring dengan bertambahnya usia yang semakin tua maka dapat
berdampak terhadap produktivitas tubuh menurun. Oleh sebab itu, produktivitas tubuh harus tetap di jaga keseimbangannya agar tidak
mudah terserang penyakit anemia. upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga produktivitas tubuh diantaranya yaitu dengan mengurangi
aktivitas di terminal, menjaga pola konsumsi makan yang sehat dan penggunaan alat pelindung diri berupa masker.
6.4.2 Hubungan Pendidikan dengan Kejadian Anemia
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang berlangsung seumur hidup GBHN,
2004. Pendidikan bagian dari segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan Notoadmodjo, 2003 dalam Maulana, 2009.