37
2.4 Kerangka Teori
Pada kerangka teori ini, peneliti tidak meneliti lebih lanjut proses Pb di dalam tubuh melainkan hanya Pb yang tereksresi melalui urin. Hal ini
disebabkan karena eksresi Pb pada urin lebih besar dibandingkan dengan rambut atau feces. Kadar Pb pada urin merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kejadian anemia. Adapun faktor lain yang berhubungan dengan anemia yaitu faktor individu dan faktor gizi Oleh sebab itu peneliti mengambil
Pb pada urin, faktor individu dan faktor gizi sebagai variabel independen, sedangkan kejadian anemia sebagai variabel dependen. Berdasarkan teori-teori
yang dijelaskan pada tinjauan pustaka sebelumnya, dapat disimpulkan menjadi sebuah kerangka teori seperti pada bagan 2.3.
Bagan 2.3: Kerangka Teori Sumber: Adnan 2001, NIOSH 1997, Palar 2004, Sacher et al 2004,
Sormin 2012, Wardani 2013. - Kadar Pb pada darah
- Kadar Pb pada urin - Kadar Pb pada tinja
- Kadar Pb pada rambut Paparan
Timbal Pb
Kejadian Anemia
Faktor Gizi: - Konsumsi zat
besi - Konsumsi
vitamin C - Konsumsi asam
folat Faktor Individu:
- Umur - Pendidikan
- Perilaku
merokok - Lama Bekerja
38
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori pada bagan 2.2, peneliti mengambil variabel independen yang ingin di teliti yaitu kadar timbal Pb pada urin, umur,
pendidikan, kebiasaan merokok, lama berkerja, konsumsi zat besi, konsumsi vitamin C dan konsumsi asam folat. Semua faktor tersebut diduga berhubungan
dengan kejadian anemia pada pedagang wanita di Terminal Bus Kampung Rambutan Jakarta Timur. Untuk lebih jelasnya, gambaran kerangka konsep dapat
dilihat pada bagan 3.1.
Variabel Independen
Variabel Dependen
Bagan 3.1: Kerangka Konsep Kejadian Anemia
Kadar Timbal Pb pada urin. Umur
Pendidikan Kebiasaan merokok
Lama bekerja Konsumsi zat besi
Konsumsi vitamin C Konsumsi asam folat
39
3.2 Definisi Operasional
Definisi Operasional pada penelitian ini dapat dilihat seperti pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian
No Variabel
Definisi Operasional
Cara Ukur Alat Ukur
Hasil Ukur Skala
Ukur
1. Timbal
Pb Konsentrasi
Timbal yang
terdapat pada urin responden
Kepmenkes No.1406Menkes
SKXI2002 . Pengukuran
Timbal pada
urin. SSA
mgL Rasio
2. Kejadian
Anemia Keadaan
yang menunjukan kadar
hemoglobin Hb lebih rendah di
bandingkan dengan
keadaan normal 12 gdL
Soebroto,2010 Pengukuran
kadar Hb
melalui darah. Easy Touch
GC Hb 1. Anemia Kadar
Hb 12 gdl 2. Tidak anemia
Kadar Hb ≥12 gdL
Manuaba, 2001.
Ordinal
3. Umur
Umur pedagang
yang dihitung
sejak tanggal lahir sampai
dengan waktu
penelitian yang
dinyatakan dalam
tahun. Listanti,2007
Wawancara Kuesioner
1. Produktif 15- 50 tahun
2. Non produktif 15 50
tahun Listanti,2007
Ordinal
40
4. Pendidikan Status pendidikan
formal responden. Wawancara
Kuesioner 1. Rendah Tidak
tamatsekolah, SD, SMP
2. Tinggi SMA- PT
Gunatmaning sih, 2007.
Ordinal
5. Kebiasaan
merokok Responden
dikatakan merokok apabila
merokok minimal 1 batang
per hari dan telah merokok selama 1
bulan terakhir
Sormin, 2012. Wawancara
Kuesioner 1. Perokok berat
Indeks Brinkman ≥
600 2. Perokok
ringan Indeks Brinkman
600 Tana, 2007.
Ordinal
6. Lama
bekerja Waktu
dalam tahun yang telah
di habiskan
responden untuk
berdagang dari
awal masuk
sampai sekarang
Sormin, 2012. Wawancara
Kuesioner 1.
≥ 1 tahun 2. 1 tahun
Wdyastuti, 2005.
Ordinal
7. Konsumsi
zat besi Jumlah konsumsi
zat besi pedagang wanita
yang diperoleh dengan
menggunakan kuesioner
Semi Metode
Semi Frequently
Food Questionaire
SFFQ dan
dianalisis Kuesioner
Semi Frequently
Food Questionaire
SFFQ 1. Rendah nilai
median jumlah asupan zat besi
seluruh responden
Supariasa, Ordinal