26
berakibat pada sistem persyarafan otak, terutama pada jangka panjang yang mengakibatkan ke gangguan syaraf pada anak.
Kelompok yang paling beresiko dari pencemaran oleh Pb ini adalah anak dan wanita, sebab dalam konsentrasi yang rendah di
bawah 10 mikrogram dapat mengakibatkan terjadinya kelainan syaraf dan ganguan hemoglobin Atmakusumah et al, 1996.
c. Eksresi Eksresi Pb melalui urin sebanyak 75-80, melalui feces
15 dan lainnya melalui empedu, keringat, rambut dan kuku. Eksresi Pb melalui saluran cerna dipengaruhi oleh saluran aktif
dan pasif kelenjar saliva, pankreas dan kelenjar lainnya didinding usus, regenerasi sel epitel dan eksresi empedu. Sedangkan proses
eksresi Pb melalui ginjal adalah melalui filtrasi glomerulus, kadar Pb dalam urin merupakan cerminan pajanan baru sehingga
pemeriksaan Pb urin dipakai untuk pajanan okupasional Nordberg, 1986.
2.2.4 Waktu Paruh Pb
Waktu paruh Pb di dalam darah ± 25 hari, pada jaringan lunak 40 hari, sedangkan pada tulang 25 tahun. Eksresi yang lambat ini
menyebabkan Pb mudah terakumulasi dalam tubuh, baik pada pajanan kerja maupun tidak kerja Nordberg, 1998.
27
2.2.5 Nilai Ambang Batas Pb
Nilai ambang batas Pb yang sudah ditetapkan dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2: Standar dan Regulasi Pb NIOSH, 1997 MBIE, 2013
Standard and regulation for lead Reference
Media Level
MBIE Blood
1,5µmolL NIOSH
Blood 0,01 µgdL
MBIE Urine
0,15 mgL Que Hee and
Boyle Feces
10- 50 μgL
Christofferson Bone
20 μgg Wilhelm
Hair 0,16 μgg
MBIE Air particulat lead
0,1 mg EPA
Water particulat and dissolved lead
0,1 mgL
EPA Air Ambient
1,5 µg EPA
Soil, wastes and grounwater
0,1 mgL
Berdasarkan standar yang telah ditetapkan menurut MBIE 2013 nilai ambang batas kadar Pb yang diperbolehkan untuk timbal pada urin
yaitu 1,5 mgL. Adapun standar lain tentang pajanan Pb menurut Kepmenkes RI No. 1406 tahun 2002 tentang standar pemeriksaan kadar
timah hitam spesimen biomarker manusia, dimana kadar timah hitam dalam darah 50 μg100ml, dalam urin 150μgml creatinine. Durasi
28
pajanan Pb yang dapat menimbulkan dampak terhadap kesehatan berupa penyakit dan gangguan lainnya dapat dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3: Angka Acuan Untuk Substansi Tunggal didalam Udara Berdasarkan Efek yang ditimbulkan Berupa Penyakit atau Bau dan
Gangguan Lainnya Widyastuti, 2005.
Substansi Angka Acuan
Durasi pemaparan yang diperbolehkan
Karbon Monoksida 100 mg
15 menit 60 mg
30 menit 30 mg
1 jam 10 mg
8 jam Timbal
0,5 – 1,0 µg
1 tahun Nitrat Dioksida
400 µg 1 jam
150 µg 24 jam
Ozon 150
– 200 µg 1 jam
100 – 120 µg
8 jam Sulfur Dioksida
500 µg 10 menit
350 µg 1 jam
Beberapa ketetapan standard lain menurut Widyastuti 2005 untuk substansi tunggal didalam udara berdasarkan efek yang
ditimbulkan berupa penyakit, bau dan gangguan lainnya untuk zat pencemar Pb yaitu 0,5
– 1,0 µg dengan durasi pemaparan yang
diperbolehkan selama 1 tahun.
29
2.2.6 Hubungan Pb pada Urin dengan Kejadian Anemia
Polutan Pb di udara disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya yaitu kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar bensin
premium. Polutan Pb masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan ± 40 dan masuk ke dalam tubuh sehingga bercampur dengan darah. Pb di
dalam darah sebagian diditribusikan ke otak, tulang dan jaringan lainnya. Eksresi Pb di dalam tubuh melalui urin sebesar 75-80 dan 15
tereksresi melalui feces, keringat dan rambut. Akumulasi Pb yang tereksresi melalui urin menggambarkan seluruh pajanan Pb yang terdapat
dalam darah, tulang dan jaringan tubuh lainnya, hal ini disebabkan karena eksresi Pb paling besar melalui urin. Nordberg, 1986.
Paparan Pb di dalam tubuh dapat mengubah sistem hematologi dan menghambat aktivitas beberapa enzim yang terlibat dalam biosintesis
heme seperti enzim Amino Levulinic Asam Dehydratase ALAD. Enzim
ini sangat berperan penting dalam pembentukan sel darah merah. Gangguan pada enzim ALAD akibat terhambatnya sintesis heme didalam
tubuh menyebabkan pemendekan umur eritrosit dan memicu produksi hormon yang tidak tepat erythropoietin sehingga terjadi pematangan sel
darah merah yang tidak sesuai dan beresiko terhadap anemia Sacher et al
, 2004. Mekanisme terjadinya anemia karena Pb di dalam tubuh dapat di
jelaskan seperti pada bagan 2.2.