Persepsi Guru terhadap Iklim Kelas Hubungan antara Persepsi Guru Terhadap Iklim Kelas dengan

mengembangkan keefektivitasan dalam cara mengajar; serta meningkatkan motivasi intrinsik bagi siswa maupun guru Adelman Taylor dalam Lee, 2005.

C. Persepsi Guru terhadap Iklim Kelas

Berdasarkan pengertian persepsi dan iklim kelas yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi guru terhadap iklim kelas merupakan penilaian guru mengenai suasana yang dialaminya di dalam kelas sebagai proses pengenalan dan pemahaman akan keadaan psikologis dan hubungan sosial yang terbentuk di dalam kelas yang meilputi hubungan antar siswa, antara guru dengan siswa yang menampilkan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan tugas sekolah. Persepsi positif dari iklim kelas merupakan persepsi yang menggambarkan suasana kelas yang nyaman. Sedangkan persepsi negatif dari iklim kelas dimana persepsi yang menggambarkan suasana kelas yang kurang nyaman. Penilaian tentang iklim kelas diungkapkan dengan menilai aspek-aspek iklim kelas. Perspesi tentang iklim kelas dapat diartikan sebagai penilaian mengenai kekompakan siswa student cohesiveness, dukungan guru teacher support, keterlibatan siswa dalam pembelajaran involvement, kegiatan penyelidikan investigation, arahan tugas dari guru task orientation, kerjasama siswa cooperation, dan kesetaraan equity. Universitas Sumatera Utara

D. Guru

1. Definisi Guru

Menurut Rustana dalam Nurdin,2004 guru adalah orang yang pekerjaannya mata pencahariannya, profesinya mengajar. Profesi pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa untuk menjabat kepekerjaan itu Srikun,1996. Guru menurut Zakiyah Darajat dalam Nurdin, 2004 adalah pendidik professional, karena secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul dipundak para orangtua. Zahara idris dan Lisma Jamal dalam Nurdin,2004 mengartikan guru sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam hal perkembangan jasmani dan rohaninya untuk mencapai tingkat kedewasaan, memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk hidup yang mandiri dan makhluk sosial. McLeod dalam Nurdin, 2004 berasumsi bahwa guru adalah seseorang yang pekerjaannya mengajari orang lain. Kata mengajar dapat kita artikan misalnya menularkan pengetahuan dan kebudayaan kepada orang lain kognitif, melatih keterampilan jasmani kepada orang lain psikomotorik, dan menanamkan nilai dan keyakinan orang lain afektif. Sejalan dengan hal tersebut, guru menurut Poerwadarminta dalam Nurdin, 2004 adalah orang yang kerjanya mengajar, dimana mengajar merupakan tugas pokok seorang guru dalam mendidik muridnya. Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian ini, pengertian guru yang dimaksud adalah pendidik yang pekerjaannya mata pencaharian, profesinya mengajar, yang bertanggung jawab memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam hal perkembangan jasmani dan rohaninya untuk mencapai tingkat kedewasaan, memenuhi tugasnya sebagai individu, sebagai makhluk individu yang mandiri dan makhluk sosial Zahara Idris dan Lisma Jamal dalam Nurdin, 2004.

2. Definisi Guru SMK Farmasi

Sekolah Menengah Kejuruan SMK adalah bentuk satuan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta mempersiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional Depdiknas, 2009. Guru SMK adalah tenaga profesional yang memiliki tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik sesuai dengan kurikulum yang berlaku dalam Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Dalam penelitian ini pengertian guru SMK Farmasi yang dimaksud adalah tenaga profesional yang memiliki tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik sesuai dengan kurikulum SMK yang berlaku yaitu normatif, adaptif, dan produktif yang sesuai dalam bidang Farmasi. Universitas Sumatera Utara

3. Tugas Guru

Menurut Djamarah 2002 guru dalam mendidik anak didik bertugas untuk : a. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan, dan pengalaman-pengalaman. b. Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita-cita dan dasar Negara kita Pancasila. c. Menyiapkan anak menjadi warga Negara yang baik sesuai Undang Undang Pendidikan yang merupakan keputusan MPR No. 11 tahun 1983. d. Sebagai perantara dalam belajar, di dalam proses belajar guru hanya sebagai perantara, anak harus berusaha sendiri mendapatkan suatu pengertian, sehingga timbul perubahan dalam pengetahuan, tingkah laku dan sikap. e. Guru adalah sebagai pembimbing, untuk membawa anak didik kea rah kedewasaan, pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak menurut sekehendaknya. f. Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat. g. Sebagai penegak disiplin, guru menjadi contoh dalam segala hal, tata tertib dapat berjalan bila guru dapat menjalani lebih dulu. h. Guru sebagai administrator dan manajer, disamping mendidik, seorang guru harus dapat mengerjakan urusan tata usaha. i. Pekerja guru sebagai profesi. Universitas Sumatera Utara j. Guru sebagai perencana kurikulum, gurulah yang paling tahu kebutuhan anak-anak dan masyarakat sekitar. k. Guru sebagai pemimpin, mempunyai kesempatan dan tanggungjawab dalam banyak situasi untuk membimbing anak ke pemecahan soal. l. Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak, harus turut aktif dalam segala aktivitas anak. Dari beberapa tugas guru tersebut, pada dasarnya dalam proses pendidikan guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri Djamarah, 2002.

4. Kurikulum Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan SMK

Menurut Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1992- 1993 Bab IX Pasal 21, Kurikulum SMK diorganisasikan ke dalam komponen yang bersifat : a. Normatif, berperan dalam pembentukan watak manusia Indonesia yang wajib memuat bahan kajian dan pelajaran pendidikan Pancasila, pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, sejarah nasional dan sejarah umum, dan pendidikan jasmani dan kesehatan. Universitas Sumatera Utara b. Adaptif, berperan dalam penanaman dasar dan pengembangan kemampuan profesi yang memuat bahan kajian dan pelajaran yang memberikan konsep berfikir analitis, logis, dan kreatif yang mendukung kemampuan tamatan dalam mengembangkan dan menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. c. Produktif, berperan dalam pembekalan keterampilan produktif sesuai dengan kebutuhan dunia kerja yang memuat bahan kajian dan pelajaran yang membekali keterampilan dan sikap kerja professional sesuai dengan kemampuan yang dituntut oleh dunia kerja. Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum pendidikan SMK menurut petunjuk pelaksanaan sistem pendidikan nasional tahun 1992-1993 Bab IX Pasal 21adalah diorganisasikan ke dalam komponen yang bersifat normatif, adaptif, dan produktif.

E. Hubungan antara Persepsi Guru Terhadap Iklim Kelas dengan

Kepuasan Kerja Pada Guru SMK Farmasi Medan Guru merupakan faktor utama yang mempengaruhi sistem pendidikan Ramatulasamma, 2007. Guru memegang peranan utama dalam proses pendidikan secara keseluruhan, dimana mengajar merupakan membimbing aktivitas belajar murid Uzer Usman dalam Nurdin, 2004. Agar belajar menjadi efektif dan dapat mencapai hasil yang optimal, maka aktivitas siswa dalam belajar Universitas Sumatera Utara sangat diperlukan dan juga agar mengajar berjalan efektif, guru harus meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya Nurdin,2004. Bagi guru sendiri, secara psikologis keberhasilan dalam mengajar akan meningkatkan kepuasan kerja tersendiri, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan semangat yang tinggi dalam mengajar Nurdin,2004. Termasuk di dalamnya pada guru SMK dengan kurikulum yang berbeda dari SMA pada umumnya sehingga tanggung jawab guru SMK lebih besar daripada guru SMA. Kurikulum di SMK memiliki tiga komponen yang bersifat 1. Normatif yang berperan dalam pembentukan watak manusia Indonesia, 2. Adaptif yang berperan dalam penanaman dasar dan pengembangan kemampuan profesi, dan 3. Produktif yang berperan dalam pembekalan keterampilan produktif sesuai dengan kebutuhan dunia kerja Depdiknas, 1993. Hal ini lah yang membuat tanggungjawab guru SMK lebih besar daripada guru SMA. Menurut Depdiknas 1993 Bab II Pasal 2 ayat 1, pendidikan di SMK pada umumnya bertujuan untuk 1.mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi danatau meluaskan pendidikan dasar; 2.meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar; 3.meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian; dan 4.menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional. Tujuan dari pendidikan SMK ini, harus dipenuhi oleh semua SMK, termasuk pendidikan SMK Farmasi. Di dalam SMK Farmasi, tujuan yang sangat Universitas Sumatera Utara diharapkan adalah agar siswanya dapat menguasai ilmu dibidangnya, misalnya dalam meracik obat-obatan, membaca resep dari dokter, dll. Sehingga, apabila siswa dapat menguasai ilmunya serta tujuan dari pendidikan SMK terpenuhi maka secara tidak langsung akan memberikan dampak psikologis bagi guru yaitu dalam hal kepuasan kerja dalam mengajar. Kepuasan kerja guru dalam mengajar, dapat dilihat dari adanya persepsi guru pada kelas dalam mengajar. Hal ini sesuai dengan yang di kemukakan oleh Nurdin 2004, bahwa untuk dapat meningkatkan kepuasan kerja guru dalam mengajar tidak dapat terlepas dari kondisi lingkungan kelas yang ada. Adelman Taylor dalam Lee, 2005 juga berpendapat bahwa untuk dapat mengembangkan iklim kelas yang positif memerlukan perhatian yang seksama agar dapat meningkatkan kualitas kehidupan kelas bagi siswa serta guru. Hal ini sesuai dengan salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja guru yang dikemukakan oleh Lester 1998 yaitu kondisi lingkungan kerja, dalam penelitian ini kondisi lingkungan kelas saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Kepuasan kerja guru dapat juga dipengaruhi oleh peraturan dari sekolah dan hal tersebut menunjukkan komponen dari lingkungan kerja yang dapat memberikan kepuasan kerja pada guru Latham, 1998. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Mark Scheider 2003 mengenai kepuasan kerja pada guru, menunjukkan bahwa kondisi yang menyatakan keefektifan dan kepuasan guru mengajar di kelas adalah dengan mengevaluasi keadaan di sekeliling kelas, kelengkapan dari fasilitas ruang kelas, keaktifan siswa Universitas Sumatera Utara dalam proses belajar mengajar, dan tingkat kebisingan dalam ruang kelas, dengan kata lain dapat dikatakan sebagai keadaan iklim di dalam kelas. Sejalan dengan hal tersebut penelitian lain yang dilakukan Wahyudi 2003 mengenai iklim kelas yang merupakan suasana batin kejiwaan dan sosial yang tercipta di dalam suatu kelas, yang dipandang dari persepsi siswa dan persepsi guru di kelas tersebut. Dimana, persepsi merupakan proses yang dialami individu yang mencakup menerima, memilih, menyadari, dan memaknai stimulus yang terdapat di lingkungan maupun dalam diri individu dengan menggunakan informasi sebelumnya. Dari paparan di atas maka peneliti berasumsi bahwa ada hubungan antara persepsi guru terhadap iklim kelas dengan kepuasan kerja guru SMK Farmasi Medan.

F. Hipotesa